Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Doktrin Keselamatan: Konsep Perpalingan

Pembalikan pikiran seorang berdosa secara sukarela dari dosa (negatif) kepada Kristus (positif). Tindakan pembalikan dari segi negatif ialah pertobatan dari segi positif disebut iman. Perpalingan ini adalah titik perubahan rohani yang fundamental dalam kehidupan kerohanian Kristen. Jika ditinjau dari segi manusia perbuatan Allah Roh Kudus maka aspek ini dikenal sebagai kelahiran baru atau regeneration.

DOSA => PERTOBATAN => IMAN => YESUS KRISTUS

Alkitab mengakui bahwa pembalikan dari dosa kepada Kristus adalah karena gerakan Ilahi (Yer. 31:18). Alkitab mengakui juga, bahwa kegitan ini harus disertai dengan tindakan manusia secara sukarela untuk berbalik halauan meninggalkan dosa, dan memandang kepada Kristus saja (Yeh 14:6; Kis. 3:19). Manusia atas kemauannya sendiri berbalik arah dan mengharapkan akan diselamatkan oleh Kristus Tuhan dan Juruselamat itu.

PERTOBATAN

Pertobatan disebut elemen negatif karena berkaitan dengan kegitan berpaling dari dosa. pertobatan adalah suatu hal yang sangat penting jika dicermati tekanan-tekanan yang diberikan dalam Perjanjian Baru mengenai hal itu. Pertobatan banyak ditekankan dalam khotbah Yohanes Pembaptis, Tuhan Yesus dan Para Rasul (Mat. 3:2; 4:17; Mrk. 6:12; Kis. 2:38; 20:21; 26:20).

Pertobatan menadapat tempat di dalam pesan Agung Tuhan Yesus. Ia menekankan bahwa pertobatan dan pengampunan dosa harus dikhotbahkan oleh murid-murid di antara bangsa-bangsa, mulai dari Yesrusalem (Luk. 24:47). Pertobatan semua manusia adalah kehendak Tuhan. Memang keinginan-Nya demikian, walaupun kenyataannya ilah bahwa kebebalan hati menyebabkan hanya sebagian orang yang diselamatakan (2 Pet. 3:9). Pertobatan diperintahkan oleh Allah sendiri. Kasih dan kematian-Nya menghindarkan kehancuran yang akan menimpa manusia. Allah memerintahkan manusia agar bertobat dari dosa-dosanya (Kis. 17:30), dan berpaling kepada keselamtan yang dari Allah (Yes. 45:22; Rat. 3:40; Yeh. 18:30).

Pertobatan adalah langkah utama yang tak dapat dilewati manusia, apabila manusia hendak bebeas dari kesesatan, kehancuran mutlak dan total yang sedang menanti itu. Kebinasaan itu adalah hukuman yang pasti (Luk. 13:3,5).

Tiga unsur yang harus terlibat dalam pertobatan adalah unsur intelek, unsur emosi, dan unsur kemauan. Unsur intelek melibatkan pengertian atau pengenalan akan dosa diri sendiri serta pengakuan rasa bersalah (personal guilt), rasa tercela dan rasa tak berdaya (Mzm. 51:3, 7,11). Tuntutan disini ialah pertobatan sejati, bukan seperti orang yang berubah karena takut akan hukuman belaka, tetapi tidak sungguh-sungguh menyesali diri (Mzm. 27:4).

Unsur emosi yang dimaksud di sisni ialah perubahan perasaan. Ada rasa sedih yang dalam karena dosa-dosa, karena perkara itu dibenci oleh Allah dan bertentangan dengan karakter-Nya. Berbahagialah orang yang berdukacita (Mat. 5:4), dan yang hatinya pecah dan hancur (Mzm. 51:18-19). Bukan rasa malu tetapi karena penyesalan.

Unsur kemauan haruslah mengemuka setalah unsur intelektual dan emosi muncul. Kemauan yang dimaksud di sini adalah kemauan untuk berbalik dari dosa-dosa mereka dan kemauan untuk menerima anugerah Allah dalam Yesus, serta kemauan hidup bagi Allah. Dengan kata lain, seseorang harus memutuskan untuk percaya kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat. Jadi percaya adalah tindakan yang diputuskan setelah kemauan (bnd. Rm. 10:9, 10).

Pertobatan haruslah merupakan kenyataan pengalaman dan bukannya pernyataan dogma belaka. Ada manifestasi yang dapat dilihat secara nyata. Manifestasi pernyataan itu ialah:

1.      Adanya kepedihan yang dalam akan dosa, rasa rendah diri, yang menyebabkan adanya rasa jijik dan benci terhadap dosa itu (Yl.2:13; Ayb. 42:5-6).

2.      Adanya pengakuan akan dosa dan yang menuntun ke arah permohonan akan rahmat dan belas kasihan Allah (Hos. 14:2-3).

3.      Adanya kenyataan iman, pelayanan dan perbuatan-perbuatan sebagai buah pertobatan sejati. Karena pertobatan sejati bukan saja sikap negatif terhadap dosa, tetapi lebih dari itu ada sikap positif terhadap kebaikan (Kis. 26:20).

4.      Adanya fakta turut berparisipasi dalam perintah Tuhan seperti halnya dalam pembaptisan (Kis. 2:38).

Pertimbangan-pertimbangan lainnya yang perlu dilakukan dalam membahasa pertobatan ialah: 1) Pertobatan adalah perubahan batiniah dan bukannya sekedar pengendalian karakter (Mat. 3:7); 2) Pertobatan belum cukup sebagai syarat keselamatan, karena barulah aspek negatif (sebelah mata uang) dari konsep perpalingan; 3) Pertobatan sejati hanya terjadi apabila dikaitkan dengan iman kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadi., di mana ada iman sejati tentu ada pertobatan sejati.

IMAN

Iman adalah elemen positif dari perpalingan (konversi) kepada Kristus. Sesudah perubahan pikiran, perasaan dan tujuan hidup, barulah iman kepada Kristus benar-benar bermanfaat.

Definisi dari iman yang paling dekat ialah dinyatakan oleh penulis surat Ibrani dalam Ibrani 11:1 yang berbunyi demikian: “Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat”. Arti iman sendiri ialah suatu tunjangan atau tumpuan, khususnya pada suatu pribadi, yang padanya pihak lain tanpa ragu bisa mengandalkan atau mempercayakan dirinya. Arti dalam terjemahan aslinya adalah letting a full weight down, to lean upon; beliave, faith, trust, to trust. Yang berarti bersandar penuh atau mempercayakan seluruh hidup jasmani dan rohani.

Dalam hal ini iman mempunyai dua sisi. Sisi yang pertama, yaitu iman yang menyelamatkan melalui percaya kepada Tuhan Yesus sebagai Juruselamat pribadi. Yang kedua, ialah iman yang menguatkan, ialah terus-menerus mempercayakan hidup dipimpin oleh Tuhan Allah. Itualah sebabnya dalam terjemahan 2 Korintus 5:7 di pakai kata  “karena percaya” (arti pertama) namun dalam bahasa inggris diterjemahkan dengan ungkapan by faith (arti kedua( arti pertama iman adalah “bertumpu pada” dan arti kedua iman sebagai “alat” atau “sarana hidup”.

Penampilan dalam Perjanjian Lama bisa dilihat dalam pengalaman Abraham “lalu percayalah Abraham kepada Tuhan, maka Tuhan memperhitungkan hal itu kepadanya sebagai kebenaran” (Kej. 15:6). Karena sangat penting maka hal itu diulang tiga kali dalam Perjanjian Baru yaitu Roma 4:3, Galatia 3:6;Yakobus 2:23. Pernyataan lain tentang iman yaitu dalam Habakuk 2:4, yang diulang juga 3 kali dalam Perjanjian Baru yaitu dalam Roma 1:17, Galatia 3:11, dan Ibrani 10:38. Firman Tuhan dari Kejadian dan Habakuk berbunyi: “Sesungguhnya, orang yang membusungkan dada, tidak lurus hatinya, tetapi orang yang benar itu akan hidup oleh percayanya.”

Perpalingan dalam Perjanjian Baru dilukiskan dalam hidup Paulus, seperti ayat ini “karena aku percaya kepada Allah, bahwa semuanya pasti terjadi sama seperti yang dinyatakan kepadaku” (Kis. 27:25). Ada unsur ketergantungan mutlak pada janji Allah yang setiawan itu , sehingga tak ada kegoncangan meskipun dilanda penganiayaan (Ibr. 11:35). Perjanjian Baru melukiskan istilah “percaya” dengan arti khusus, yaitu pengandalan diri mutlak kepada pekerjaan penyelamatan Yesus Kristus yang sempurna dan sudah selesai (Yoh. 3:18; 20:31; Kis. 8:13; Rm. 1:16; 3:22; Gal. 3:20). Istilah ini dipakai 49 kali oleh Yohanes.

Ada perangkat kepribadian yang terlibat dalam iman yang menyelamatkan. Perangkat pribadi tersebut adalah unsur-unsur kemauan, intelek dan emosi.

Unsur intelek (notitia) adalah unsur pengenalan atau pengertian akan kebenaran wahyu Allah yang menyatakan keselamatan dalam Kristus. Ini meliputi percaya akan kenyataan tentang sejarah-Nya, dan pengajaran-Nya tentang dosa manusia dan ketergantugan mutlakkepada diri-Nya sebagai Juruselamat (Rm. 10:17). Pengertian ini adalah pengetahuan di atas segala pengetahuan (Kol. 1:9);

Unsur Emosi adalah unsur kepekaan atau kesadaran akan kuasa Allah dan perasaan yang dalam tentang anugerah-Nya di dalam Yesus Kristus sebagai satu-satunya hal yang memenuhi kebutuhan yang digerakkan oleh pertobatan sejati (1 Tes. 2:13). Ada rasa butuh akan anugerah Allah;

Unsur Kemauan yaitu berdasarkan kemauan sendiri ada penyerahan diri berdosa tanpa syarat kepada kekuasaan Yesus (Mat. 11:28), dan pengakuan akan Yesus bahwa Yesus layak sebagai penebus (Rm.10:9-10) dan penerimaan akan kehadiran-Nya dalam hidup orang percaya (Yoh. 1:12). Ini adalah tindakan sukarela manusia tanpa paksaan.

Pertimbangan-pertimbangan lain dalam membahas iman ialah: 1) Ketiga elemen kepribadian terlibat di dlam pengalaan iman ini yaitu : pikirang, perasaan dan kemauan, seperti yang diuraikan di atas; 2) Obyek iman ialah Pribadi dan perbuatan Yesus Kristus seperti yang diajarkan oleh Alkitab (Kis. 4:12); 3) Dasarnya ialah janji-janji Allah yang berdasarkan pada integritas-Nya, yaitu: sifat-sifat Allah, Sabda Allah dan Roh Allah; 4) Ini bukan buah-buah Roh kudus melainkan gerakan batiniah untuk meneriama dengan pasrah jalan Tuhan did alam Yesus Kristus; 5) Hasil perpalingan sejati ialah adanya buah-buah Roh Kudus, yaitu perbuatan-perbuatan baik (Gal. 5:22-23); 6) Sifatnya mengembang dan bertumbuh.

Apabila kita melihat dan memperhatikan kehidupan orang percaya, ada 3 (tiga) tipe orang percaya: 1) Tertarik hanya pada mujizat Allah yang spektakuler, biasanya dengan datang ke KKR atau event-event tertentu yang ; 2) Sedang tertarik,…. Percaya mujizat Tuhan dan mendapat mujizat Tuhan, tetapi belum beriman pada Kristus (sisi pertobatan ada, tetapi sisi iman tidak ada); 3) Mempercayakan diri sepenuhnya pada kehendak Kristus. Kamu yang mana?

Berikut ini adalah bagan perbandingan pertobatan perpalingan dan iman.

PERTOBATAN (REPENTANCE)

PERPALINGAN (CONVERSION)

IMAN (FAITH)

Pengenalan diri sebagai orang berdosa.

 

Pengenalan Kristus sebagai Juruselamat.

Kesadaran akan kesalahan disertai rasa malu dan takut.

Kesadaran bahwa di dalam Kristus sajalah keselamatan diperoleh.

Kesadaran akan penghukuman yang menonjol dalam hati nurani.

Kesadaran akan kerinduan bagi keselamatan memenuhi jiwa.

Daya tarik dosa dilemahkan dan kerinduan berbalik mematuhi Tuhan.

Dayantarik Roh Kudus mendorong untuk makin merindukan Kristus.

Cinta kepada dosa mulai mati.

Kristus menjadi sasaran kasih dan keyakinan diri.

Kebencian terhadap dosa menempati hati.

Segera merangkul Kristus dan mengklaim-Nya sebagai Juruselamat

Tindakan tegas dalam pengunduran diri dari dosa sebagai akibat akhir.

Keputusan tegas untuk secara mutlak menerima Kristus ke dalam hidup dan disrtai penyerahan total sebagai akibatnya.

Rasa aman, sukacita, pengharapan, serta arti dan tujuan hidup yang pasti memenuhi hati. Arah hidup memasuki suatu jalan reorientasi dan pengharapan. Perpalingan adalah suatu pengalaman yang mengakibatkan pengejaran secara dinamis akan wawasan kehidupan Kristen, seperti Kristus.

BERKAT-BERKAT PERPALINGAN

Sesudah terjadi pertobatan dari doa dan beriman kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadi maka akan terjadi keselamtan jiwa yang diikuti dengan perubahan-perubahan radikal pada hakekat dan tingkah laku manusia baru itu. Sebuah daftar singkat perihal berkat-berkat roani itu terlihat berikut ini: 1) manusia yang baru diselamatkan itu bukan lagi seorang berdosa melainkan orang kudus atau orang suci (1 Kor. 1:2; 6:1). Karena kebenaran Kristus, manusia baru itu berada dalam posisi orang kudus; 2) Manusia baru dalamYesus itu bukan lagi budak dosa, maupun budak si Setan dan keduniawian, melainkan ia tertambat kepada Yesus Kristus dan kebenaran-Nya (Rm. 6:16:19; 1 Kor. 7:22); 3) Manusia baru itu tak berhutang dosa kepada Allah, melainkan telah dibenarkan (Rm. 5:1, 9, 18); 4) Manusia baru itu tak berhutang dosa kepada Allah, melainkan telah diampuni dari segala dosa-dosanya (Kis. 10:43; Ef. 1:7; Kol. 2:13), sehingga hukuman karena dosa tak berlaku lagi atas diri manusia yang telah diselamatkan; 5) Manusia baru itu bukan lagi musuh Allah, melainkan sahabat Allah (Rm. 5:10; Kol. 1:21-22); 6) Manusia baru tidak lagi dalam kehancuran, tetapi ciptaan dalam Kristus (2 Kor. 5:17); 7) Manusia baru itu tidak lagi mati secara rohani, melainkan telah hidup di dalam dan bagi Allah (Ef. 2:1); 8) Manusia baru itu bukan lagi seseorang yang tak berdaya, melainkan seorang kuat karena pendiaman Roh Kudus sebagai Penolong (Yoh. 14:16-17), dan mampu menanggung beban atau cobaan hidup (Fil. 4:13). Semua hal yang dituntut oleh Allah dari manusia baru dapat dicapai olehnya (Gal. 5:16, 22-23 dan 2:20). 

Teori yang Menyimpang:

Teori keabadian bersyarat. Teori ini menjelaskan bahwa neraka hanya tempat pemusnahan (advent, saksi Yehowa, sebagian dari evangelikal).

Universalisme. Teori ini mengatakan bahwa semua orang pasti diselamatkan atau masuk surga. Teori ini menyangkalajaran perpalingan.

Teori restorasi. Teori ini setuju dengan universalisme yang menganggap semua manusia, malaikat-mailakt yang jatuh, setan, semuanya akan dipulihkan. Ayat yang dipelintir (Kis. 3:19-21).

Posting Komentar untuk "Doktrin Keselamatan: Konsep Perpalingan "