Khotbah Penginjilan: Makna Yesus berkata: “Ikutlah Aku” Mat. 4:18-22
ITB Matthew 4:19 Yesus berkata kepada mereka: "Mari, ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia." (Matt. 4:19 ITB)
Apabila dilihat dari tujuan penulisan Injil Matius, penulis hendak menunjukkan kepada orang-orang Yahudi yang tidak percaya bahwa Yesus adalah Mesias. Matius pemungut cukai sebagai penulis telah menemukan Mesias, dan dia ingin orang lain masuk ke dalam hubungan yang sama.
Teks yang kita baca adalah awal proklamasi dari Yesus sebagai Raja (Mesias) yang akan membebaskan seluruh umat-Nya dari belenggu dosa. Matius hendak menunjukkan bahwa Yesus adalah Mesias yang dijanjikan Allah kepada umat-Nya, melalui peristiwa Yesus memanggil murid-murid-Nya yang pertama.
Panggilan untuk mengikut Yesus ditujukan pertama-tama kepada Petrus dan Andreas, selanjutnya kepada Yakobus dan Yohanes. Yesus memanggil atau memilih keempat orang tersebut dengan satu tujuan yakni untuk “dijadikan penjala manusia” atau yang disebut fisher men.
Frase “kamu akan Kujadikan penjala manusia” merupakan gambaran untuk pekerjaan yang ditawarkan oleh Yesus. Sebelumnya mereka adalah nelayan (penjala ikan di danau), tetapi kedatangan Yesus kepada mereka hendak memberikan masa depan pada pekerjaan baru yakni penjala manusia. Artinya pesan kerajaan yang akan datang perlu diberitakan secara luas sehingga banyak orang dapat mendengar dan, melalui pemberitaan tersebut banyak orang mengalami pertobatan dan menjadi rakyat kerajaan-Nya.
Perkataan Yesus “Ikutlah Aku dan kamu akan Kujadikan penjala manusia” diresponi dengan cepat untuk mengikut Yesus. Respon cepat ini ditunjukkan dengan kata “segera” (ay. 20, 22), di mana mereka dengan cepat langsung mengikut Yesus. Respon cepat ini dilatar belakangi oleh pertemuan pertama Yesus dengan Petrus, Andreas, Yakobus dan Yohanes menurut catatan Yohanes (Injil Keempat) 1:35-42. Petrus dan kawan-kawan telah menemukan atau berjumpa Mesias yaitu Yesus. Mesias adalah harapan seluruh orang Yahudi, di mana Mesias akan menjadi Raja dan memulihkan Kerajaan Israel. Keyakinan inilah yang membuat Petrus, Andreas, Yakobus dan Yohanes segera mengikut Yesus.
Ketika firman telah diberitakan, Injil telah diperdengarkan bahwa Yesus adalah Sang Juruselamat, apa respon saudara?
Semua manusia memiliki harapan untuk terlepas dari dosa dan penghukuman kekal. Tetapi tidak ada satupun manusia yang dapat melepaskan diri dari dosa. Hanya Yesus yang sanggup melepaskan diri kita dari dosa. Sekalipun kita mengerahkan usaha dan kerja keras, kita tidak akan mampu melepaskan diri dari penghukuman kekal. Dosa adalah pelanggaran dan upah dosa adalah maut.
Ilustrasi: seorang yang melanggar aturan lampu lalu lintas, akhirnya ditilang dan harus mengikuti sidang dengan tanggal dan hukuman yang sudah ditentukan. Orang yang kena tilang ini berusaha untuk berbuat baik kepada semua orang supaya tidak dihukum. Di hadapan hakim apakah hukumannya dihentikan karena melakukan kebaikan? Tentu tidak dia harus menanggung konsekuensi dari pelanggaran orang tersebut. Sehingga kebaikan apapun tidak akan pernah melepaskan orang tersebut dari hukuman.
Syukur kepada Allah yang telah memanggil kita untuk mengikut dia. Dalam ayat ini tujuan Yesus adalah untuk menjadikan pengikut-Nya penjala manusia.
Bagaimana caranya?? Kita semua harus mati. Kita harus mati dari kehidupan kita sendiri. Kita harus mati dari keluarga kita. Kita harus mati dari kawan-kawan kita. Kita harus mati bagi masa depan kita. Sebab dalam kematian ini, kita akan hidup dalam Yesus. Hidup dalam sebuah masa depan, di mana sukacita tidak akan berkesudahan menjadi milik kita. Kita melepas semua yang ada di dunia untuk memperoleh Yesus.
Yesus memanggil para nelayan ini untuk meninggalkan profesi mereka dan mulai mengikuti Dia secara permanen. Ini membutuhkan harga yang harus dibayarkan, karena melibatkan tidak hanya meninggalkan profesi, tetapi juga tanggung jawab keluarga. Matius mencatat bahwa Yakobus dan Yohanes. . . meninggalkan tidak hanya penangkapan ikan mereka, tetapi juga ayah mereka untuk mulai mengikuti Yesus.
Resiko untuk mengikut Yesus adalah resiko yang sangat tinggi, sebab seseorang harus mati bagi dirinya sendiri demi hidup di dalam Kristus. Yesus mengisyaratkan keempat orang ini (Petrus, Andreas, Yakobus dan Yohanes) untuk meninggalkan pekerjaan, harta, impian, ambisi, keluarga, kawan, kenyamanan dan keamanan diri. Yesus meminta mereka meninggalkan segala sesuatu dan mengikut Yesus. Setiap orang yang mengikut Yesus harus menyangkal dirinya dan memikul salibnya setiap hari.
Dunia berkata kepada kita: hiduplah bagi dirimu sendiri, hiburlah dirimu dengan segala kesenangan dunia, buatlah dirimu nyaman dengan hidup ini, ikutilah segala sesuatu yang membuatmu senang, uruslah dirimu sendiri, masa bodoh dengan orang lain. Tetapi Yesus-pun berkata: “Salibkanlah dirimu sendiri”. Dan tepat seperti yang dikatakan oleh Yesus, bahwa keempat murid-Nya harus membayar harga yang sangat mahal demi mengikut Yesus. Petrus disalib terbalik, Andreas disalib di Yunani, Yakobus dipenggal kepalanya, dan Yohanes dibuang ke pulau Patmos.
Mengapa keempat orang ini berani mempertaruhkan nyawa mereka atau membayar harga yang sangat mahal untuk mengikut Yesus? Karena keempat murid ini menemukan sosok Mesias di dalam kehidupan mereka. Mereka tahu di dalam Yesus mereka menjumpai kasih yang tidak ada bandingannya, kasih itu melebihi apapun, kasih itu memberikan kepuasan yang mengatasi segala keadaan dan tujuan yang melampaui segala pengejaran apapun di dunia ini. Mereka rela, dan penuh sukacita kehilangan nyawa demi mengenal, mengikuti dan memperoleh Kristus, serta memproklamasikan Yesus bahwa Dia adalah Tuhan dan Juruselamat.
Gereja hari-hari ini telah kehilangan esensi dari “mengikut Yesus”. Gereja tampaknya dipenuhi dengan orang-orang yang hanya puas dengan hubungan yang biasa-biasa saja dengan Kristus. Beberapa orang diminta untuk mengikut Yesus karena tradisi orang tua dan bapa-bapa leluhur mereka. Sejumlah orang hanya puas dengan datang gereja, melayani di mimbar gereja, dan hidup sebagaimana orang lain hidup.
Tetapi dari keempat murid ini, kita belajar bahwa mengikut Yesus tidak sesederhana itu. Ini bukan hanya sebuah ajakan doa untuk menerima Yesus secara akali (percaya Yesus sebatas intelektual saja), tetapi ini adalah panggilan untuk kehilangan hidup kita. Oleh sebab itu, untuk keluar dari kekristenan yang biasa-biasa saja, yang bercokol di zona nyaman dan menuruti tradisi semata, kita perlu membayar harga yang sangat besar.
Harga yang harus dibayar lebih dari keyakinan intelektual. Lebih dari sekedar spiritualitas yang monoton, di mana hal ini akan menyebabkan kejenuhan dan kebosanan rohani. Tetapi pada saat kita paham akan arti dan tujuan mengikut Kristus, kita akan menemukan sukacita yang tak terkatakan, kepuasan mendalam sekalipun tubuh harus menderita, dan tujuan kekal melalui keputsan untuk mati bagi diri sendiri dan hidup bagi Yesus.
Kesimpulan
Pengenalan akan Tuhan yang benar akan membawa kita menemukan tujuan hidup kita yang sebenarnya. Jadi tujuan Yesus berkata: “Ikutlah Aku” adalah panggilan untuk mati bagi diri sendiri dan hidup bagi tujuan Kristus yaitu tujuan untuk memproklamasikan Yesus kepada semua orang, sehingga mereka pun boleh mendapat bagian dalam Kerajaan Allah. Inilah yang dirindukan semua orang.
Posting Komentar untuk "Khotbah Penginjilan: Makna Yesus berkata: “Ikutlah Aku” Mat. 4:18-22"