Bahan Khotbah Kristen: Ibadah Tanpa Hati yang Diubah (Mat. 15:8-9; Mrk. 7:6-7; bnd. Yes. 29:13)
Setiap ibadah tanpa hati yang diubah hanya akan melahirkan tindakan-tindakan lahiriah yang sejatinya tidak menyukakan hati Allah. Hati amatlah berarti dalam sebuah penyembahan yang sejati, sebab hati adalah bagian terdalam atau pusat dari diri manusia yang mempengaruhi pikiran, perasaan dan perbuatan manusia.
Dalam Matius 15:8-9 Yesus menegur kemunafikan orang-orang farisi dan ahli-ahli Taurat yang lebih mengutamakan tradisi manusia daripada perintah Allah. Yesus mengecam perbuatan orang-orang farisi dan ahli-ahli Taurat karena menjadikan peraturan-peraturan manusia sebagai alasan untuk tidak mentaati perintah Allah. Memberikan persembahan kepada Allah memang baik dan mulia. Namun, yang salah ialah menjadikan persembahan kepada Allah sebagai alat untuk tidak menghormati dan memelihara orang tua (Mat. 15:4-6). Hal ini menunjukkan bahwa orang farisi dan ahli Taurat menjadikan persembahan kepada Allah untuk membenarkan diri mereka atas dosa yang mereka perbuat kepada orang tua mereka. Intinya Allah dijadikan kambing hitam untuk membenarkan perbuatan dosa mereka. Bagi orang farisi dan ahli Taurat peraturan-peraturan agama buatan manusia jauh lebih berarti dari pada perintah Allah. Mereka lebih mementingkan hal-hal lahiriah daripada hal-hal batiniah seperti tradisi mencuci tangan sebelum makan. Bagi Yesus tidak cuci tangan tidak melanggar Taurat karena yang terpenting ialah hati kudus karena semua hal berasal dari hati. Bila hati kudus, maka pikiran, perkataan dan perbuatan yang dinyatakan juga akan kudus. Namun, bila hati jahat, semua yang dihasilkan juga jahat.
Yesus berkata: “8 Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku. 9 Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia." (Mat. 15:8-9). Yesus dalam ayat ini mengutip perkataan Yesaya 29:13, di mana Yesaya waktu itu sedang menegur Kerajaan Yehuda yang mengalami kebutaan rohani. Yesaya menjelaskan ibadah yang mereka jalankan hanya sekadar kebiasaan dan hafalan (Yes 29:13). Antara ibadah dan kehidupan sehari-hari tidak sinkron karena dalam kehidupan sosial, mereka menindas yang miskin. Meski demikian, mereka beranggapan bahwa Tuhan tidak melihat karena hal itu dilakukan dengan sembunyi-sembunyi (Yes 29:15). Bahkan mereka berani menyatakan bahwa TUHAN bukanlah Allah, yang menciptakan mereka (Yes 29:16). Itulah sebabnya mereka disebut sebagai bangsa yang buta dan bodoh (Yes 29:9-12). Kebutaan yang disebabkan oleh kekerasan hati dan kebodohan yang diakibatkan oleh kebebalan. Malah ketika sang nabi menyampaikan firman Tuhan, mereka justru mencemooh.
Kehidupan orang farisi dan ahli Taurat, nampaknya menunjukkan sikap hidup yang sama dengan kerajaan Yehuda pada zaman Yesaya. Ibadah yang disertai kemunafikan, kesalehan yang pura-pura ataupun ketaatan yang dibuat-buat, di mana sesungguhnya ibadah yang dijalankan tidak lahir dari hati yang tulus kepada Allah. Dalam terjemahan NLT Matius 15: 8-9 mengatakan: “Orang-orang ini menghormati Aku dengan bibir mereka, tetapi hati mereka jauh dari-Ku. Ibadah mereka adalah lelucon, karena mereka mengajarkan ide-ide buatan manusia sebagai perintah dari Tuhan.” Jadi orang farisi dan ahli taurat memberikan gambaran kepada kita tentang ibadah yang palsu, yakni ibadah yang tidak lahir dari hati.
Mungkin kita sering menghampiri Allah di dalam doa, ibadah, nyanyian dan pujian, tetapi tanpa disertai hati yang mengasihi dan mengabdi. Mungkin kita mengisi hidup ini dengan upacara keagamaan dan tradisi yang diajarkan oleh pemimpin gereja, dan dengan rasa aman yang palsu kita hidup untuk diri sendiri (bnd. Yer 4:3-4; 24:7; 31:31-34). Mungkin kita mengatasnamakan ketaatan kepada Allah untuk mengabaikan perintah Allah yang jelas tertulis dalam Firman-Nya. Keadaan yang cenderung memuaskan keinginan duniawi ini akan menghasilkan kebutaan rohani dan penipuan diri (Yes 29:14).
Oleh sebab itu, Kristus datang untuk mentransformasi hati. Dia datang untuk menggenapi Perjanjian Baru yang dinubuatkan oleh Yehezkiel 11:19 “Aku akan memberikan mereka hati yang lain dan roh yang baru di dalam batin mereka; juga Aku akan menjauhkan dari tubuh mereka hati yang keras dan memberikan mereka hati yang taat”; Yehezkiel 36:26 “Kamu akan Kuberikan hati yang baru, dan roh yang baru di dalam batinmu dan Aku akan menjauhkan dari tubuhmu hati yang keras dan Kuberikan kepadamu hati yang taat”. Yeremia 31:33 juga menyampaikan: “Aku akan menaruh Taurat-Ku dalam batin mereka dan menuliskannya dalam hati mereka; maka Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka akan menjadi umat-Ku” (bnd. Ibr. 8:10; 10:16). Semua nubuatan ini digenapi di dalam penebusan Kristus, di mana Ibrani 9:14 mengatakan: “betapa lebihnya darah Kristus, yang oleh Roh yang kekal telah mempersembahkan diri-Nya sendiri kepada Allah sebagai persembahan yang tak bercacat akan menyucikan hati Nurani kita dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia, supaya kita dapat beribadah kepada Allah yang hidup”.
Kedatangan Sang Firman yang berinkarnasi menjadi manusia ke dalam dunia ini adalah untuk menyucikan hati. Hati harus ditransformasi, sebab Alkitab mengatakan: “Tetapi apa yang keluar dari mulut berasal dari hati dan itulah yang menajiskan orang. Karena dari hati timbul segala pikiran jahat, pembunuhan, perzinahan, percabulan, pencurian, sumpah palsu dan hujat” (Mat. 15:12-19). Tanpa hati yang diubah, kita tidak dapat beribadah kepada Allah. Tanpa hati yang ditransformasi kita pasti akan melakukan tindakan-tindakan yang tak berarti.
“Sebelum memperbaiki bagian lahiriah, Kristus terlebih dahulu mentransformasi batiniah”
Jadi, berikanlah hatimu untuk ditransformasi, diubah oleh karya salib Kristus. Injil Kerajaan Allah yang diberitakan oleh para Rasul dan yang diberitakan hari ini adalah Injil yang menyentuh hati. Allah menyentuh bagian yang tidak bisa diperbaiki oleh manusia. Mengubah hati adalah pekerjaan Allah. Jadi serahkanlah hidupmu kepada Allah dan ijinkanlah hatimu diubah oleh Allah, sehingga engkau dapat beribadah kepada Allah yang hidup. Beribadah tidak hanya sekedar bibir yang memuji. Beribadah tidak hanya sekedar mulut yang menyembah. Tetapi beribadah dengan hati akan membawa seseorang kepada ibadah yang sejati.
Posting Komentar untuk "Bahan Khotbah Kristen: Ibadah Tanpa Hati yang Diubah (Mat. 15:8-9; Mrk. 7:6-7; bnd. Yes. 29:13)"