Dasar Persekutuan Kristen (1 Yoh. 1:1-3) - Khotbah Kristen
Gereja adalah persekutuan. Gereja dirancang oleh Tuhan untuk menjadi persekutuan yang efisien dan berfungsi, di mana ada tindakan saling melayani satu sama lain untuk mencapai kedewasaan rohani. Gereja harus menjadi tempat persekutuan, di mana Kristus sebagai kepala dan kita semua sebagai anggota dalam tubuh yang berfungsi secara efektif melayani dengan kasih. Sehingga orang-orang Kristen semakin hari semakin serupa dengan Kristus. Jadi persekutuan itu bukanlah sekedar kehidupan sosial biasa, atau hanya sekedar kehadiran dalam sebuah perkumpulan, bukan juga tradisi untuk berkumpul dan lain sebagainya.
Perlu dicatat dalam Perjanjian Baru kata “persekutuan” delapan kali dalam bentuk kata kerja. Bentuk kata benda, koinōnos, koinōnia digunakan sekitar tiga puluh kali – koinōnia menjadi feminin dan koinōnos maskulin. Menarik untuk dicatat bahwa dari delapan penggunaan kata kerja, itu digunakan delapan kali, koinōneō yang diterjemahkan menjadi “persekutuan.” Namun dari delapan penggunaannya dalam Perjanjian Baru, dalam terjemahan New American Standard, tidak ada satupun yang diterjemahkan sebagai “persekutuan”. Mereka menerjemahkannya tujuh kali dengan kata “berbagi”, dan sekali dengan kata “berpartisipasi.” Bentuk kata benda yang digunakan sekitar tiga puluh kali kadang-kadang diterjemahkan sebagai “persekutuan”, kadang-kadang “berbagi”, kadang-kadang “kontribusi”, kadang-kadang “kemitraan”, kadang-kadang “partisipasi”. Tetapi secara keseluruhan kata “persektuan” itu selalu memiliki makna: berbagi, berpartisipasi, menjadi mitra, berkontribusi. Itu artinya, persekutuan bisa juga diartikan “berbagi”. Dalam hal ini adalah “untuk berbagi kekuatan bersama”, “kebenaran bersama”, “tindakan bersama”, “pelayanan bersama”, “tujuan bersama”, “cinta bersama”, “kehidupan bersama”. Secara sederhana persekutuan adalah berbagi dalam realitas kehidupan dan kekuatan spiritual; dan di sanalah pelayanan berlangsung.
Perlu diingat bahwa gereja yang benar terlihat, seperti ada dalam 1 Korintus, yakni sebagai sebuah tubuh. Kita adalah satu tubuh. Kristus hanya memiliki satu tubuh. Dia adalah kepala, semua orang Kristen adalah tubuh Kristus. Kita semua adalah anggota tubuh Kristus, dan karena itu kita semua adalah anggota satu sama lain. Ini adalah kesatuan dari kehidupan spiritual bersama. Setiap orang percaya memiliki kehidupan kekal yang sama. Kita memiliki Roh Kudus yang sama yang tinggal di dalam kita, Allah yang hidup yang sama, Kristus yang sama yang tinggal di dalam kita. Oleh sebab itu, kita harus memiliki kasih yang sama. Kita harus memiliki tujuan bersama, dan itu adalah melakukan kehendak Allah, sama seperti Allah Bapa dan Yesus memiliki tujuan yang sama. Kita harus memiliki pola pikir yang sama, yaitu kita harus berbagi kebenaran umum yang sama. Kita harus berbagi motivasi yang sama, tujuan yang sama, tindakan yang sama. Dan kita harus berbagi kekuatan yang sama. Ini adalah kesatuan tubuh Kristus yang disebut persekutuan.
Menurut saudara, apa makna sebuah persektuan bagi kehidupan anda? Seberapa besar pentingnya dan berartinya persekutuan? Mari kita memahami lebih dalam mengenai persekutuan. Minggu ini kita akan belajar tentang dasarnya. Apa dasar persekutuan? Siapa saja yang terlibat dalam persekutuan, dan seberapa jauh persekutuan itu meluas? 1 Yohanes 1 memberikan kita jawabannya.
Dalam 1 Yohanes pasal 1 Yohanes mulai berbicara tentang Firman Kehidupan. Di akhir ayat 1 ia mengidentifikasi Kristus dengan gelar “Firman Hidup.” Yohanes menyebut Yesus sebagai “Firman,” ingat, kembali dalam Injilnya. Dalam ayat ini Yohanes menyebut Kristus sebagai Firman Kehidupan. Dialah adalah Firman yang hidup yang memberi hidup dan yang hidup. Yohanes mengatakan: “Apa yang telah ada sejak semula, yang telah kami dengar, yang telah kami lihat dengan mata kami, yang telah kami saksikan dan yang telah kami raba dengan tangan kami tentang Firman hidup itulah yang kami tuliskan kepada kamu. Hidup itu telah dinyatakan, dan kami telah melihatnya dan sekarang kami bersaksi dan memberitakan kepada kamu tentang hidup kekal, yang ada bersama-sama dengan Bapa dan yang telah dinyatakan kepada kami. Apa yang telah kami lihat dan yang telah kami dengar itu, kami beritakan kepada kamu juga, supaya kamupun beroleh persekutuan dengan kami. Dan persekutuan kami adalah persekutuan dengan Bapa dan dengan Anak-Nya, Yesus Kristus.” (1 Yoh. 1:1-3)
Secara sederhana Yohanes ingin mengatakan bahwa Firman itu telah berinkarnasi, menambahkan pada dirinya sifat manusia, sehingga Firman Hidup yang Kekal itu menjelma menjadi manusia. Perkataan ini menunjukkan bahwa Yohanes sedang berbicara tentang memberitakan Injil. Dia berkata, “Aku melihat Dia, dan aku mendengar Dia, dan aku memandang Dia, dan aku menyentuh Dia; dan itu adalah Tuhan, dan itu adalah Tuhan yang berinkarnasi, dan Tuhan yang bermanifestasi, Tuhan yang bermanifestasi, untuk memberikan hidup yang kekal. Dan hidup kekal itulah yang kami beritakan kepada jemaat Tuhan melalui Firman Kehidupan yang adalah Kristus.” Yohanes dalam hal ini sedang mengkhotbahkan Injil.
Mengapa Yohanes menggebu-gebu untuk memberitakan Injil? Ayat 3 menunjukkan alasanya yakni, “supaya kamupun beroleh persekutuan dengan kami.,” Yohanes dalam ayat ini hendak mengatakan “Apabila saudara datang kepada Kristus, saudara berada dalam persekutuan. Dan persekutuan kita bersama adalah persekutuan dengan Bapa dan dengan Anak-Nya yakni Yesus Kristus.”
Dari penjelasan ini menunjukkan bahwa dasar persekutuan orang Kristen adalah “keselamatan”. Siapa pun yang diselamatkan ada dalam persekutuan. Mereka mungkin tidak dalam denominasi yang sama dengan kita. Mereka mungkin tidak berada di gereja yang sama dengan kita. Mereka mungkin tidak berada di sekolah teologi yang sama dengan kita. Mereka mungkin tidak berada dalam budaya yang sama dengan kita, ras yang sama. Tetapi siapa pun yang diselamatkan ada di dalam persekutuan.
Kadang-kadang kita mendengar orang Kristen berkata, “Nah, si Anu sudah tidak hidup untuk Tuhan, mereka keluar dari persekutuan.” Tidak mungkin/mustahil bagi orang yang telah diselamatkan keluar dari persekutuan. Ini adalah persekutuan selamanya. Tuhan tidak melakukan amputasi pada tubuh-Nya sendiri. Tidak ada yang putus dan dipasang kembali. Tidak ada transplantasi juga. Jika kita berada dalam persekutuan sekarang, kita juga berada dalam persekutuan selamanya. Itu adalah bagian dari keselamatan. Keselamatan itu selamanya, tidak bisa hilang. Jadi seorang yang telah diselamatkan tidak bisa keluar dari persekutuan. Saudara dan saya berada dalam persekutuan. Ini adalah hal yang luar biasa, karena kita memiliki tanggung jawab di seluruh dunia untuk melayani semua orang yang merupakan bagian dari tubuh Kristus. Paulus mengatakan dalam 1 Korintus 6:17 “Tetapi siapa yang mengikatkan dirinya pada Tuhan, menjadi satu roh dengan Dia.” Kita semua satu. Setiap orang yang mengikatkan diri dengan Tuhan adalah satu dengan yang lainnya. Sebagai satu kesatuan di dalam Kristus, kita memiliki tanggung jawab untuk berpartisipasi dalam persekutuan dengan Allah Bapa, Allah Putra, dan Allah Roh Kudus. Serta kita juga berpartisipasi atau berkontribusi dengan setiap orang percaya lainnya dalam pelayanan rohani bersama. Jadi jelas bahwa tujuan berita Injil yang disampaikan Yohanes adalah untuk membuat orang menjadi bagian dari mitra abadi, di mana ada berbagi kehidupan rohani dan dukungan rohani bersama.
Ini penting untuk dikatakan, karena setiap orang yang telah diselamatkan memiliki tanggung jawab yang sama untuk melayani setiap orang percaya. Di sisi lain setiap orang yang diselamatkan juga berhak untuk terlibat penuh dalam persekutuan. Beberapa orang dengan mudah ditinggalkan: yang lemah dan rapuh, yang sulit diatur. Tidak ada yang boleh ditinggalkan. Tuhan tidak membedakan-bedakan orang. Sebab dasar persekutuan adalah keselamatan. Jadi setiap orang percaya berhak berpartisipasi dalam sebuah persekutuan.
Yohanes mempertegas tentang persekutuan selamanya yang didasari pada keselamatan dalam ayat 5. Yohanes mengatakan: “Dan inilah berita, yang telah kami dengar dari Dia, dan yang kami sampaikan kepada kamu: Allah adalah terang dan di dalam Dia sama sekali tidak ada kegelapan.”Yohanes menyatakan bahwa Allah adalah Terang, dan di dalam Dia tidak ada kegelapan sama sekali. Perkataan Yohanes inilah perkataan Injil itu bahwa Allah adalah Terang. Sebab identitas Allah yang adalah terang berkaitan dengan kebenaran dan kekudusan. Dalam Kitab Suci, terang kadang-kadang berkaitan perilaku yang telah ditransformasi oleh karena pembaharuan pikiran. Frase “di dalam Dia sama sekali tidak ada kegelapan”. Hal ini menunjukkan bahwa di dalam Allah, kita melihat kebenaran mutlak, cahaya kebenaran; kekudusan mutlak, cahaya kekudusan; tidak ada kegelapan.” Jika kita mengatakan kita berada dalam persekutuan, tetapi kita, sebagai pola kehidupan, melanjutkan perjalanan dalam kegelapan, kita berbohong. “Tetapi jika kita” – sebaliknya – “berjalan dalam Terang seperti Yesus sendiri berada di dalam Terang,” maka seperti ayat 7 katakan kita semua ada dalam persekutuan. “Tetapi jika kita hidup di dalam terang sama seperti Dia ada di dalam terang, maka kita beroleh persekutuan seorang dengan yang lain, dan darah Yesus, Anak-Nya itu, menyucikan kita dari pada segala dosa.”
Jadi Yohanes dalam ayat ini sedang mendefinisikan kehidupan Kristen sebagai persekutuan dengan Allah, dengan Kristus, dengan Roh, dengan setiap orang percaya lainnya. Oleh sebab itu persekutuan itu kekal sebab kita berada di dalam Allah yang adalah terang. Seorang Kristen tidak akan pernah bisa keluar dari persekutuan. Bukan berarti kita tidak berbuat dosa. Kita berdosa, tetapi kita hanya berdosa dalam terang penuh, dan itu terungkap.
Sama seperti anggota tubuh bisa merasakan sakit, mungkin dalam seluruh anggota tubuh, ada yang jatuh dalam dosa, di situlah letak tanggung jawab kita semua sebagai anggota untuk melayani mereka yang ada dalam persekutuan. Sebenarnya, bukankah paling benar bahwa orang Kristen yang berdosa paling membutuhkan persekutuan? Bukankah ini semua tentang mengatakan, “Kamu adalah milik Kristus. Kristus datang kepada anda, melalui saya untuk menjemput anda, karena anda adalah bagian dari persekutuan”?
“Injil itu bukan berbicara tentang tuntutan yang harus kita lakukan, tetapi Injil itu berbicara tentang penerimaan yang menghasilkan perubahan”.
Posting Komentar untuk "Dasar Persekutuan Kristen (1 Yoh. 1:1-3) - Khotbah Kristen"