Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bahan Khotbah Kristen | Hidup Dalam Kekudusan (1 Pet. 1:13-16)

1 Peter 1:13-16 13 Sebab itu siapkanlah akal budimu, waspadalah dan letakkanlah pengharapanmu seluruhnya atas kasih karunia yang dianugerahkan kepadamu pada waktu penyataan Yesus Kristus. 14 Hiduplah sebagai anak-anak yang taat dan jangan turuti hawa nafsu yang menguasai kamu pada waktu kebodohanmu, 15 tetapi hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu, 16 sebab ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus.

Ada orang-orang tertentu berlaku hidup kudus hanya demi mengejar keselamatan. Arti keselamatan baginya adalah kelepasan dari belenggu kedagingan. Keselamatan itu masuk surga dan terhindar dari siksa neraka. Itulah sebabnya, ia berupaya menahan diri dari berbagai hawa nafsu kedagingan (misalnya: tidak melakukan seks bebas, tidak rakus, tidak berkata-kata kotor, dll.), bahkan bisa secara ekstrim mengekang dirinya dari hal-hal yang wajar (misalnya: tidak menikah, makan makanan sehat, olahraga secara terutur, dll). Tujuan manusia melakukan tindakan pengekangan diri itu adalah untuk mendapatkan kelepasan dari belenggu kedagingan itu sehingga ia akan memperoleh keselamatan. Dengan demikian, mereka mendasarkan keselamatan melalui tindakan-tindakan moral yang baik dan menjauhkan diri dari segala hawa nafsu keinginan daging. Secara sederhana alasan mereka hidup kudus adalah untuk memperoleh keselamatan yakni masuk surga.

Lantas apa kata Alkitab mengenai hidup dalam kekudusan? Apakah bagi orang percaya hidup kudus hanya bertujuan untuk memperoleh keselamatan? Atau hidup kudus itu buah dari keselamatan? Namun hari ini kita akan membahas alasan-alasan “Mengapa kita harus hidup dalam Kekudusan??”

1.    Karena Ada Jaminan Keselamatan (ay. 13-14)

Orang Kristen hidup kudus bukan untuk mendapatkan keselamatan. Keselamatan adalah kasih karunia yang dianugerahkan Allah kepada kita manusia berdosa. Keselamatan itu bukan hasil usaha kita, bukan karena kebaikan kita, bukan karena kebenaran kita, tetapi hanya oleh anugerah saja kita diselamatkan. Jadi, Petrus menasihatkan umat Tuhan dalam suratnya ini agar mereka hidup kudus dengan menyadari status mereka yang telah memperoleh keselamatan dari Allah (ay. 1 Pet 1:3-12).

Ayat 13 menyatakan: “Sebab itu siapkanlah akal budimu, waspadalah dan letakkanlah pengharapanmu seluruhnya atas kasih karunia yang dianugerahkan kepadamu pada waktu penyataan Yesus Kristus”. Petrus dalam ayat ini mendorong dengan sungguh-sungguh orang percaya untuk bersegera dalam menyiapkan pikiran, akal sehat untuk tetap waspada terhadap pengajaran-pengajaran sesat dan menyimpang. Pengajaran sesat ini berusaha untuk menggoncangkan fondasi dasar kekristenan mengenai keselamatan. Mereka mengatakan bahwa “perbuatan baiklah yang menyelamatkan”, dan bahkan mereka mengatakan selain percaya kepada Kristus, kita harus berbuat baik supaya Allah menyelamatkan kita. Petrus menekankan pentingnya meletakkan dasar pengharapan kita pada kasih karunia/keselamatan yang telah Allah anugerahkan kepada kita orang percaya. Anugerah itu semakin nyata pada waktu kedatangan-Nya yang kedua, di mana kemuliaan Allah dinyatakan kepada kita yang percaya kepada Kristus. Kepastian akan keselamatan inilah yang menjadi dasar orang Kristen hidup dalam kekudusan.

Petrus selanjutnya memberikan perintah: “Hiduplah sebagai anak-anak yang taat dan jangan turuti hawa nafsu yang menguasai kamu pada waktu kebodohanmu,” (1 Pet. 1:14). Ayat ini menjelaskan bahwa dahulu kita adalah pendosa, pemberontak dan bodoh. Namun, Allah menyatakan kasih-Nya dengan menyelamatkan kita pada waktu kita masih berdosa (Rm. 5:8). Tuhan telah menebus kita dari cara hidup yang sia-sia/bodoh/kosong (1 Pet. 1:18). Melalui penebusan-Nya kita telah dibenarkan dan dikuduskan-Nya. Penebusan-Nya melampaui nilai perak atau emas, sebab darah Anak Domba Allah, yakni Yesus Kristus sendiri yang telah mengorbankan diri-Nya untuk kita semua (1 Pet 1:19). Tuhan menyelamatkan umat-Nya dari belenggu kedagingan dan hidup penuh kesia-siaan yang hanya akan membawa mereka kepada kebinasaan.

Jadi, mengapa orang Kristen hidup dalam kekudusan, hidup dalam ketaatan, tidak menuruti segala hawa nafsu kedagingan, tidak hidup dalam kecanduan rokok, mabuk, drugs, sexs bebas, pornografi, segala perkataan kotor, alasan utamanya adalah karena “Allah telah menyelamatkan kita”. Orang Kristen hidup kudus karena ia tidak mau menyia-nyiakan penebusan Kristus yang sudah dianugerahkan kepadanya. Kita sudah dibebaskan dari belenggu perbudakan dosa, mengapa sekarang kita mau menyerahkan diri lagi kepada perhambaan dosa itu? Kalau kita masih hidup sembarangan dalam dosa maka sama saja dengan kita menghina dan menyangkali karya Kristus di kayu salib. Keselamatan yang sejati menghasilkan kekudusan hidup. Sebab dalam banyak ayat Alkitab, ketaatan/kekudusan mencirikan setiap anak Allah yang sejati (Yoh. 8:31–32; 14:15, 21; 15:10; Rom. 6:17; Ef. 2:10; 1 Yoh. 5:2–3; cf. Lukas 6:46). Sifat ini yang membedakan orang Kristen dari non-Kristen (“anak-anak durhaka”) (Ef. 2:2). Sifat dasar orang percaya adalah ketaatan kepada Allah, sedangkan sifat dasar orang tidak percaya adalah ketidaktaatan (Yoh. 3:20; Rm. 1:28–32; 8:7–8; Ef. 2:2; 4:17– 18; 2 Tim 3:2; Titus 1:16; 3:3).

Hidup kudus bukan pilihan bagi orang Kristen. Hidup kudus adalah cara hidup orang-orang Kristen yang telah mengalami anugerah penebusan Kristus.

2.    Karena Sifat Allah itu Kudus (ay. 15-16)

Petrus kemudian menyajikan standar kekudusan yang positif sebagai kesempurnaan dari Yang Kudus yang memanggil orang percaya, yaitu Allah sendiri. Negatifnya, mereka harus berhenti hidup berdosa seperti yang mereka lakukan sebelum diselamatkan (lahir baru); secara positif, mereka harus kudus dalam segala perilaku mereka. Dalam Khotbah di Bukit, Yesus menetapkan standar yang sama yakni “Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga itu sempurna” (Mat. 5:48; bdk. Ef. 5:1). Dalam hidup ini orang percaya tidak mungkin tanpa dosa (bdk. Rom 7:14-25; 1 Yoh 1:8) seperti Allah, tetapi bukan berarti tidak dapat hidup dalam kekudusan. Orang Kristen merupakan orang yang telah dipanggil dan dipilih oleh Allah untuk mengalami pengudusan. Artinya Allah memisahkan orang Kristen untuk memenuhi tugas panggilannya sebagai orang percaya. mereka diperlengkapi oleh Firman dan Roh Kudus untuk melakukan pekerjaan yang baik (Ef. 2:10).

Bukanlah hal baru, Petrus menyerukan orang Kristen untuk hidup dalam kekudusan, tetapi Petrus menggemakan kembali seruan Perjanjian Lama, seperti yang ditunjukkannya dengan memperkenalkan kutipan Perjanjian Lama dengan frase umum karena ada tertulis (lih. Mar 1:2; Luk 2:23; Yoh 6:31; Rom 1:17), diikuti dengan kutipan, “Kuduslah kamu, karena Aku kudus,” yang diambil dari Imamat 11:44; 19:2; dan 20:7. Allah menegaskan kembali perintah ini di tempat lain dalam hukum Musa (lih. Kel 19:5-6; Ul 7:6-8; Im. 11:43-45).

Alasan utama dan mendesak bagi umat Allah untuk hidup dalam kekudusan adalah karena hubungan mereka dengan Allah: “Kemudian Tuhan berbicara kepada Musa, mengatakan, 'Berbicaralah kepada semua jemaah Israel dan berkata kepada mereka, “Jadilah kudus, karena Aku, Tuhan, Allahmu, kudus” (Im. 19:1–2; bnd.. ay. 3, 10, 12, 14, 16, 18, 25, 28, 30–32, 34, 36–37; 18:2, 4–6, 21, 30; 20:7–8, 24, 26; 21:6–8, 12, 15, 23; 22:2, 16, 32–33; 23:22). Sebagaimana anak-anak Israel dipanggil untuk mencintai dan melayani Allah dan untuk memisahkan diri dari amoralitas dan kenajisan, orang-orang percaya saat ini harus mengindahkan panggilan berdaulat untuk menyandang gambar-Nya (Kol. 3:10; bandingkan Rm. 8:29; 1 Kor. 15:49; 2 Kor 3:18) dan menaati perintah-perintah-Nya untuk menjadi kudus karena Yang Kudus telah mengidentifikasikan diri-Nya dengan mereka dalam karya anugerah keselamatan yang mulia.

Hidup Kudus merupakan perintah Kudus, sebab Allah adalah Allah yang kudus. Hubungan kita dengan Allah yang kudus menjadi alasan utama dan mendesak mengapa kita harus hidup kudus.

Posting Komentar untuk "Bahan Khotbah Kristen | Hidup Dalam Kekudusan (1 Pet. 1:13-16)"