Khotbah Kristen: Menjadi Berkat bagi Sesama (Kej. 12:1-9)
Bagaimana langkah-langkah menjadi berkat bagi sesama??
1. Meninggalkan Zona Nyaman (Ay. 1-3)
Tuhan memanggil Abram untuk pergi dan meninggalkan negerinya, semua hartanya dan keluarganya. Tuhan memanggil Abram untuk meninggalkan segala kenyamanannya, bahkan Tuhan memanggil Abram pada saat ia masih dalam penyembahan berhala. Alkitab menjelaskan bahwa Terah ayah dari Abram dan Nahor adalah seorang penyembah berhala (bnd. Yos. 24:2-3). Allah memanggil dan memilih Abram pada saat ia masih hidup dalam dosa. Kemudian Tuhan berfirman: “Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyur dan engkau akan menjadi berkat. Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau dan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau, dan olehmu semua kaum dimuka bui akan mendapat berkat”. Tujuan Allah memanggil keluar Abram dari zona nyamannya adalah supaya Abram menjadi berkat bagi setiap orang. Panggilan Tuhan inilah yang membuat Abram percaya kepada Allah.
Saudara yang terkasih dalam Tuhan, bukankah janji Tuhan pada Abram telah digenapi dalam diri Yesus Kristus. Melalui Yesus, Allah memanggil dan memilih kita pada saaat kita masih dalam keadaan berdosa (bnd. Rm. 5:8) dan kita mengerti bahwa kita dipilih adalah karena kita meresponi panggilan itu dengan percaya pada Yesus, sehingga ketika kita dapat menjadi berkat bagi banyak orang. Kita tinggalkan segala kenyaman hidup dunia yang membuat kita hancur dan binasa dan meresponi panggilan Allah serta meninggalkan dosa-dosa kita.
Bapak ibu pada saat kita masih berada dalam zona nyaman, tinggal dalam dosa dan menikmati dosa kita tidak dapat menjadi berkat bagi banyak orang. Namun ketika kita memiliki Yesus hidup kita kan menjadi berkat bagi banyak orang, sebab hanya di dalam Yesus setiap orang akan menerima berkat yang kekal.
Saudara mau menjadi berkat?? Tinggalkan zona nyaman saudara. Tinggalkan perbuatan-perbuatan dosa dan mulai melangkah untuk mempercayai Tuhan dan hidup dalam kebenaran, maka kita akan dapat menjadi berkat bagi sesama melalui hidup kita.
2. Mentaati Kehendak Tuhan (Ay. 4-6)
Iman percaya Abram dibuktikan dengan ia menaati kehendak Tuhan. Alkitab mengatakan Abram pergi ke tempat yang Tuhan tunjukkan. Ketaatannya mutlak kepada Tuhan, walaupun ia tidak tahu tujuannya. Apakah Abram bisa tidak taat, bisa memberontak, ?? Abram memiliki alasan apabila ia tidak keluar dari negerinya, sebab ia tidak tahu kemana dia harus pergi. Mengapa Abraham begitu taat akan kehendak Tuhan? Ibrani 11:8-10 menjelaskan bahwa karena iman Abraham taat, ketika ia dipanggil untuk berangkat dengan tidak mengetahui tempat yang ia tuju, bahkan Abraham memiliki pengharapan tentang janji Tuhan dalam kehidupannya. Melalui ketaatannya Abram menjadi berkat bagi banyak orang. Seandainya Abram tidak taat, maka Abram tidak dapat menjadi berkat bagi semua orang.
Saudara yang terkasih dalam Tuhan, saya mau katakan bahwa “di dalam ketaatan berkat Tuhan tercurah, sehingga kita dapat menjadi berkat bagi banyak orang”. Tanpa ketaatan mutlak kepada Allah, kita tidak dapat menjadi berkat bagi banyak orang.
Yesus taat sampai mati, bahkan mati di atas kayu salib (Fil. 2:6-8), di mana melalui kematian Kristus kita yang percaya menerima berkat yang luar biasa dari Allah, dan hal inilah yang seharusnya memampukan kita untuk menjadi berkat bagi banyak orang.
Saudara mau menjadi berkat? Taatilah Firman Tuhan, lakukanlah tanpa berbantah-bantah, tidak dengan bersungut-sungut, atau menggerutu, tetapi taatilah Tuhan tanpa syarat, sehingga engkau mampu menjadi berkat bagi banyak orang. “Kehidupan yang Taat menginspirasi banyak orang”.
3. Membangun Keintiman Dengan Tuhan (Ay. 7-9)
Pada saat Abram tiba di dekat Sikhem yakni pohon tarbantin di More, Allah menampakkan diri kepada Abram, maka Abram mendirikan mezbah bagi Tuhan. Kemudian Abram juga mendirikan kembali mezbah Tuhan di sebelah timur Betel, disitulah Abram memanggil nama TUHAN. Abram mengalami perjumpaan pribadi dengan Tuhan dan perhatikan setelah sekian lama, semenjak kejadian Menara Babel Tuhan tidak pernah dipanggil, namun Abram waktu itu sedang membangun mezbah dan memanggil Tuhan. Memanggil nama Tuhan dalam ayat ini memiliki pengertian ekspresi penyembahan kepada Tuhan, dalam arti bahwa Abram memanggil Tuhan dengan ekspresi menyembah. Dalam hal ini Abram sedang membangun keintiman dengan Tuhan. Keintiman inilah yang menjadi kekuatan Abram melanjutkan perjalanannya ke tanah Negeb.
Tanpa perjumpaan pribadi dengan Tuhan pasti kita akan merasa capek, letih lesu bahkan tak berdaya untuk menjadi berkat bagi banyak orang. Tanpa kekuatan dari Tuhan kita tidak mampu menjalani hidup ini apalagi menjadi berkat bagi banyak orang. Kekuatan kita ada pada saat kita memanggil nama-Nya, kekuatan kita ada pada saat kita menyembah Dia, kekuatan kita ada pada saat kita berlutut dan mengangkat tangan dan berseru pada-Nya. Sebab di dalam persekutuan dengan Allah hidup kita makin kuat.
Ada seorang ibu yang menjadi donatur bagi banyak gereja, ketika ada pembanguan gereja-gereja ibu ini memberikan dana, bahkan ketika sebuah gereja membutuhkan banyak Alkitab, ibu inilah yang memberikannya kepada gereja tersebut, tetapi suatu hari ia tahu bahwa dana yang diberikan itu disalahgunakan oleh oknum pendeta, bahkan Alkitab yang diberikan secara Cuma-Cuma diperjual belikan kepada jemaat. Hal ini membuat ia marah dan akhirnya banyak pahit dengan para pendeta, sebab kebanyakan pendeta yang ia bantu, rata-rata seperti itu. Ia kecewa dan merasa putus asa. Kekecewaan ini berujung pada sikap sinis pada semua pendeta, ia berfikir semua pendeta sama saja. Saudara yang terkasih dalam Tuhan tanpa
Perjumpaan kita dengan Tuhan dan hubungan kita dengan Tuhan membuat kita mampu dan senantiasa kuat untuk menjadi berkat bagi semua orang. Mulailah hari ini kita bangun kehidupan doa kita, eratkan hubungan kita dengan Tuhan melalui pembacaan dan perenungan akan kebenaran Firman Tuhan.
Kesimpulan
Ada tiga langkah untuk kita menjadi berkat bagi sesama: 1) Meninggalkan Zona Nyaman, tinggalkan kebiasaan lama, tinggalkan dosa-dosa dan mulai mempercayakan hidup kita pada Tuhan; 2) Buah dari percaya adalah engkau Menaati Kehendak Tuhan; 3) Membangun Keintiman dengan Tuhan. Tanpa keintiman pasti kita capek dalam memenuhi panggilan untuk menjadi berkat bagi semua orang.
Posting Komentar untuk " Khotbah Kristen: Menjadi Berkat bagi Sesama (Kej. 12:1-9)"