Bahan Khotbah Kristen | Jangan Takut (Luk. 2:10)
Akhir tahun 2022 adalah masa yang sangat merisaukan, karena kita berada di masa pasca pandemic. Ada banyak ketidakpastian yang menanti kehidupan kita, mulai dari dampak perang, perekonomian dunia menurun, krisis moneter, krisis energi, krisis pangan. Semuanya ini membuat banyak orang pesimis, kuatir dan merasa takut untuk menjalani kehidupan, karena mereka tidak memiliki pegangan yang kokoh.
Peristiwa yang sama juga terjadi menjelang kelahiran Yesus Kristus, Sang Mesias, Sang Juruselamat. Inilah masa kelam dari umat Israel, di mana 400 tahun Allah tidak berbicara kepada umat-Nya, melalui penglihatan-penglihatan, mimpi, dan tidak ada penampakan malaikat Tuhan. Kurang lebih 800 tahun umat Allah tidak melihat mujizat yang terakhir kali dilakukan pada zaman Elia dan Elisa. Umat Allah bukan saja mengalami krisis iman, tetapi juga mengalami krisis ekonomi dan krisis pangan dikarenakan mereka hidup dibawah penjajahan Kekaisaran Roma. Inilah masa kelam yang membuat umat Allah kehilangan harapan.
Tetapi justru kabar baik itu datang di tengah masa yang gelap dan sukar. Kelahiran Yesus menjadi berita sukacita ditengah dukacita yang dialami bangsa umat Allah. Dan berita kabar baik (Injil) itu datang juga kepada kita di tengah keadaan dan situasi dunia yang semakin tidak pasti. Oleh sebab itu, natal tahun ini kita diingatkan kembali tentang pesan “Jangan Takut”, di mana kabar ini sebelumnya disampaikan kepada para gembala. ITB Luke 2:10 Lalu kata malaikat itu kepada mereka: "Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa:
Siapakah para gembala ini? Pada masa itu mereka termasuk orang-orang yang tersisihkan dan tidak dihormati oleh orang Yahudi, khususnya oleh para rabi Yahudi karena dianggap bodoh, tidak terdidik, suka mencuri anak domba, tidak jujur, dan melakukan pekerjaan yang najis. Meraka ini termasuk golongan para pendosa, oleh karena itu mereka tidak boleh menghadiri ibadah di bait Allah dan bersaksi dalam pengadilan. Tidak heran mereka sering berpindah-pindah dan memilih tinggal bermalam di padang belantara bersama ternak mereka. Namun demikian, Allah berkenan menyatakan anugerah dengan menyampaikan berita Natal, pertama-tama kepada mereka.
Sama seperti Allah menyapa para gembala yang dianggap pendosa oleh para rabi Yahudi, demikian pula Allah menyapa kita “Jangan Takut yang tidak masuk hitungan di mata manusia tidak luput dari perhatian Allah”.
Apa Makna Dibalik Seruan “Jangan Takut”?
1. Jangan Takut, Allah Memberikan Sukacita yang Besar (ay. 10-11)
Luke 2:10-11 10 Lalu kata malaikat itu kepada mereka: "Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa: 11 Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud.
Berita Injil ini disebut sebagai berita kesukaan besar bagi seluruh bangsa, di mana dalam terjemahan aslinya “kesukaan/sukacita yang sangat besar”. Kepada gembala-gembala inilah, malaikat Tuhan menyampaikan berita besar yang akan mendatangkan sukacita bagi mereka dan bagi dunia. Malaikat Tuhan datang bukan membawa pesan penghakiman melainkan pesan sukacita yang membawa pengharapan bagi manusia. Itulah berita tentang kelahiran Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud (Luk. 2:9-12). Allah tidak mengirimkan seorang guru karena kebutuhan kita yang terutama bukanlah pendidikan. Allah tidak mengirimkan ilmuwan karena kebutuhan kita yang terutama bukanlah teknologi. Allah tidak mengirimkan ahli ekonomi karena kebutuhan kita yang terutama bukanlah uang. Allah mengutus Juruselamat karena kebutuhan manusia yang terutama adalah pengampunan dan pembebasan dari dosa.
Bukan hanya disebut sebagai Juruselamat, tetapi juga disebut sebagai Kristus yang merujuk pada jabatan Yesus sebagai “Yang Diurapi Allah”. Nama Kristus ini sejajar dengan kata Mesias yang kedatangan-Nya telah dinanti-nantikan oleh umat Israel. Jadi natal bukanlah penantian sosok sinterklas, tetapi penantian sosok Mesias yang datang sebagai Raja yang menyelamatkan umat-Nya.
Yesus juga disebut sebagai Tuhan yang merujuk pada kuasa dan kedaulatan-Nya. Kata Tuhan ini sejajar dengan kata Adonai dalam PL yang dipakai oleh umat Israel untuk menyebut YAHWEH. Artinya ini menandakan kedatangan Allah ke dalam dunia. Sang Firman itu berinkarnasi menjelma menjadi manusia. Allah Yang MahaTinggi mau menghampiri kita Yang MahaRendah. Allah Yang MahaKudus mau hadir disamping kita Yang MahaNajis. Allah Yang MahaMulia mau hidup bersama kita Yang MahaHina. Allah Yang MahaKuasa mau rela menjumpai kita Yang MahaLemah.
Kedatangan-Nya ke dalam dunia membawa berita sukacita bagi kita semua. Dia mengalami penolakan dan rela lahir dikandang yang hina, supaya kita yang hina diterima oleh Allah. Yesus datang untuk menghapuskan segala ketakutan kita.
2. Jangan Takut, Allah Memberikan Damai Sejahtera yang Besar (ay. 14)
Luke 2:14 “..dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya."
Kebutuhan paling utama dan yang pertama dari manusia berdosa adalah damai sejahtera dengan Allah. Sebab kondisi alami dari manusia adalah musuh Allah, sehingga yang kita butuhkan bukanlah banyak informasi tentang Allah, bukan juga motivasi untuk dekat dengan Allah, tetapi rekonsiliasi yang mendatangkan damai sejahtera bagi umat manusia yang berdosa. Kematian-Nya mendamaikan kita yang berdosa dengan Allah, sehingga kita tidak lagi disebut sebagai musuh Allah, tetapi sahabat Allah, anak-anak Allah. Rekonsiliasi inilah yang mendatangkan damai sejahtera bagi setiap manusia yang percaya kepada-Nya.
Karena dunia sudah kacau akibat dosa manusia, dan karena kesejahteraan datang hanya sebagai karunia Allah, maka pengharapan akan datangnya Mesias membawa zaman kedamaian atau kesejahteraan. Dalam Kristus damai sejahtera sudah datang. Damai sejahtera yang dikaruniakan inilah yang membuat kita juga berdamai dengan sesama kita.
Mungkin kita yang merasa takut untuk berdamai dengan musuh kita, saat ini lihatlah Yesus yang telah mendamikan kita dengan Allah. Sudah sepatutnya kita juga berdamai dengan orang lain. Berita Natal bukanlah berita yang membawa pada permusuhan, tetapi berita damai sejahtera yang menyatukan. Natal mengingatkan kita untuk menjadi pembawai damai. Alkitab mengatakan: “Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut sebagai anak-anak Allah” (Mat. 5:9).
Posting Komentar untuk "Bahan Khotbah Kristen | Jangan Takut (Luk. 2:10)"