BAHAN KHOTBAH KRISTEN | SUASANA HATI YANG BERKENAN DALAM IBADAH KRISTEN (IBRANI 12:28)
ITB Hebrews 12:28 Jadi, karena kita menerima kerajaan yang tidak tergoncangkan, marilah kita mengucap syukur dan beribadah kepada Allah menurut cara yang berkenan kepada-Nya, dengan hormat dan takut.
FAYH Hebrews 12:28 Kita mempunyai kerajaan yang tidak dapat dimusnahkan. Karena itu, marilah kita menyukakan hati Allah dengan melayani Dia dengan penuh rasa syukur, dengan hormat dan takut.
Ibadah adalah sarana untuk membangun dan memelihara hubungan dengan Allah. Ibadah berguna untuk memenuhi kebutuhan bersekutu dengan sesama, untuk memberikan tujuan dan makna bagi kehidupan, untuk menyadarkan kita akan keterbatasan-keterbatasan kita, untuk mendapatkan jawaban terhadap masalah-masalah kehidupan, untuk mendapatkan kekuatan agar dapat hidup seturut dengan kehendak Tuhan, untuk mengubah perspektif/cara pandang, dan untuk memperbaharui keinginan melayani.
Kenyataan yang terjadi, ibadah seringkali dilaksanakan secara kurang serius baik secara sadar ataupun tidak. Nilai dari ibadah Kristen yang telah diakui sangat penting, pada saat ini telah mengalami penurunan, kurang dihargai, dan kurang diminati. Hal ini dapat terlihat melalui kehadiran jemaat dalam ibadah setiap hari Minggu di gereja. Jemaat yang hadir secara rutin kurang lebih 40% dalam ibadah Minggu.
Kurangnya pemahaman tentang makna/esensi ibadah Kristen, membuat kebanyakan orang menganggap remeh ibadah. Pemahaman seseorang tentang makna/esensi ibadah akan memengaruhi kualitas penyelenggaraan ibadah. Sebagai contoh: ketika ditetapkan untuk melayani dalam sebuah ibadah, ada sebagian orang yang kurang menghargai tugasnya. Mulai dari perencanaan dan persiapan ibadah dilakukan secara kurang serius, pemilihan lagu-lagu untuk ibadah seringkali dilakukan secara mendadak, tidak ada latihan dengan pemain musik, bahkan khotbahpun disiapkan secara kurang serius. Persiapan ibadah yang dilakukan secara tidak sungguh-sungguh ini menjadikan ibadah yang diadakan secara rutin menjadi suatu rutinitas yang membosankan, kurang diminati, dingin, tidak berkualitas dan tidak bergairah sehingga tidak dapat merasakan kehadiran Tuhan dalam setiap ibadah yang dilaksanakan.
Ibadah merupakan pelayanan yang kita lakukan untuk Allah. ibadah dimulai dan diakhiri dengan Allah, ibadah adalah tentang Allah, ibadah adalah bagi Allah. Allah menghendaki kita menyembah Dia, karena kesempurnaan-Nya membuat diri-Nya satu-satunya yang pantas disembah. Kalau kita dapat beribadah kepada Allah dan menyembah Dia, hal ini merupakan kasih karunia-Nya kepada kita. Ibadah yang Alkitabiah adalah ibadah yang berfokus pada Allah (Allah jelas terlihat), berpusat pada Allah (Allah jelas menjadi prioritas), dan mengagungkan Allah (Allah jelas dihormati).
Allah tidak akan pernah rugi apabila kita tidak beribadah Dia. Allah tidak akan pernah kehilangan kemuliaan-Nya apabila kita tidak menyembah Dia. Allah juga tidak akan kehilangan KeMahakuasaannya apabila kita tidak melayani Dia. Dia Allah yang tidak pernah berubah. Dia Allah Mahakuasa, Mahamulia dari kekal sampai kekal, Dia tetap Allah. Justru kita akan mengalami kerugian yang sangat besar, apabila kita tidak menyembah, beribadah, melayani Dia. Oleh sebab itu, beribadahlah kepada Allah dengan cara yang patut dan berkenan dihadapan-Nya.
Dari teks yang kita baca ada tiga rasa yang harus ada dalam ibadah kepada Allah.
1. Ibadah disertai dengan penuh Rasa Syukur
Ibadah merupakan ungkapan rasa syukur kepada Allah. Ini juga mengacu pada ucapan terima kasih kepada Allah. Sebab Allah telah berkenan menyelamatkan kita manusia berdosa. Ibadah yang tidak disertai dengan ungkapan rasa syukur bukanlah ibadah yang benar. Efesus 5:20 mengatakan: “Ucaplah syukur senantiasa atas segala sesuatu dalam nama Tuhan kita Yesus Kristus kepada Allah dan Bapa kita”.
Daud yang dikenal sebagai pemazmur, mengungkapkan ucapan syukurnya di dalam Ibadah, demikian pula setiap kita, nyatakanlah ungkapan syukurmu dalam setiap ibadah yang kita lakukan dihadapan Allah. Memuji, menyembah, bernyanyi, berdoa, mempersembahkan apa yang kita punya, semuanya disampaikan dengan penuh ucapan syukur. Sebab Dia Allah yang amat sangat baik. Ibrani 13:15 “Sebab itu marilah kita, oleh Dia, senantiasa mempersembahkan korban syukur kepada Allah, yaitu ucapan bibir yang memuliakan nama-Nya”. Datang beribadah bukan dengan marah-marah, menggerutu (nesu-nesu), tetapi dengan penuh ucapan syukur kepada Allah.
2. Ibadah disertai dengan penuh Rasa Hormat
Ibadah kepada Allah harus dengan rasa hormat. Menaruh rasa hormat kepada Allah berarti memberikan nilai yang tertinggi kepada Allah yang Maha mulia. Dalam Perjanjian Baru kata ibadah seringkali menggunakan kata “proskuneo” yang artinya secara literal adalah “mencium tangan” atau “merendahkan diri” terhadap orang lain karena hormat. Ini seperti seekor anjing yang menjilat kaki tuannya. Jadi seorang yang datang kepada Allah perlu menyadari superioritas Allah di dalam kehidupannya. Sehingga dapat memberikan penghormatan secara patut kepada Allah.
Ibadah yang disertai rasa hormat adalah kehidupan yang senantiasa merendahkan diri dihadapan Allah dan menyatakan bahwa “aku tidak mampu hidup tanpa Allah”. Sikap angkuh, sombong dalam ibadah tidaklah layak dihadapan Allah. Allah menentang orang sombong, tetapi mengasihi orang yang rendah hati.
3. Ibadah disertai dengan penuh Rasa Takut
Rasa takut orang Kristen kepada Allah berbeda dari rasa takut orang-orang berdosa, sebab orang Kristen telah diampuni dosa-dosanya oleh Kristus. Rasa takut ini bukanlah rasa takut yang mendatangkan penghukuman, tetapi menghasilkan kasih kepada Allah. 1 Yohanes 4:18 mengatakan: “Di dalam kasih tidak ada ketakutan: kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan; sebab ketakutan mengandung hukuman dan barangsiapa takut, ia tidak sempurna di dalam kasih”. Artinya seorang yang telah diselamatkan tidak akan tinggal dalam bayang-bayang ketakutan akan penghukuman, sebab penghukuman telah ditanggung Kristus di atas kayu salib. Seorang yang telah diselamatkan akan tinggal dalam kasih yang sempurna yang ditujukan kepada Allah. Jadi, takut bagi orang Kristen bermakna tidak ingin menyakiti ataupun mengecewakan Tuhan karena Dia sudah menebus umat-Nya. Sikap takut yang memiliki orientasi memuliakan Allah.
Posting Komentar untuk " BAHAN KHOTBAH KRISTEN | SUASANA HATI YANG BERKENAN DALAM IBADAH KRISTEN (IBRANI 12:28)"