Doktrin Keselamatan: Konsep Pengangkatan Anak Allah (Adoption)
Ungkapan pengangkatan atau adoption diterjemahkan dari kata Yunani huiothesias yang artinya ialah “pemberian posisi legal sebagai anak”. Dalam PB istilah ini dipakai sebanyak lima kali dalam Perjanjian Baru. Pertama Efesus 1:5, “Dalam kasih Ia telah menentukan kita dari semula oleh Yesus Kristus untuk menjadi anak-anak-Nya, sesuai dengan kerelaan kehendak-Nya”. Kedua Galatia 4:5, “Ia diutus untuk menebus mereka, yang takluk kepada hukum Taurat, supaya kita diterima menjadi anak.” Ketiga Roma 8:15, “Sebab kamu tidak menerima roh perbudakan yang membuat kamu menjadi takut lagi, tetapi kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu anak Allah. Oleh Roh itu kita berseru: "ya Abba, ya Bapa!"”. Keempat Roma 8:23, “Dan bukan hanya mereka saja, tetapi kita yang telah menerima karunia sulung Roh, kita juga mengeluh dalam hati kita sambil menantikan pengangkatan sebagai anak, yaitu pembebasan tubuh kita.” Kelima Roma 9:4 “Sebab mereka adalah orang Israel, mereka telah diangkat menjadi anak, dan mereka telah menerima kemuliaan, dan perjanjian-perjanjian, dan hukum Taurat, dan ibadah, dan janji-janji”.
Dua istilah dalam PB untuk menjelaskan kata anak yaitu teknon yang menyatakan anak yang hadir dalam suatu keluarga melalui kelahiran biasa, sedangkan kata huios dipakai untuk menyatakan tentang anak yang sama tetapi telah dewasa, yang juga pada suatu saat tertentu ia telah dinyatakan sebagai anak resmi menurut hukum yang berlaku dan yang berhak atas warisan bapanya. Hal anak angkat disini menunjukkan pada peristiwa penempatan melalui suatu upacara resmi yaitu seorang anak dinyatakan sebagai anak resmi menurut hukum yang berlaku. Jadi ada anak kandung dan ada juga anak angkat atau adopsi yaitu anak kandung yang legal.
Pengertian teologis untuk istilah ini ialah bahwa setiap orang yang bertobat dari dosa-dosanya dan beriman kepada Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadinya yang berarti telah lahir baru, diangkat oleh Allah menjadi keluarga-Nya dan berhak mewarisi Kerajaan Allah bersama orang-orang beriman lainnya. Peristiwa ini berlaku sebagai adopsi rohani (Luk. 15:7,10). Semua manusia ciptaan Allah adalah anak kandung Allah, namun hanya setiap insan yang lahir baru adalah anak kandung legal Allah.
Peristiwa pengangkatan dalam Alkitab menunjukkan ada dua tindakan Allah dalam pengalaman orang-orang percaya. Pertama, ialah pada saat seseorang lahir baru, di dunia ini, ia diangkat ke posisi anak-anak dewasa dan dinyatakan sebagai anak Allah (Ef. 1:5; Gal. 3:26). Pengalaman ini hanya ada pada saat seorang menerima Yesus Kristus (Yoh.1:12). Kedua, ialah bahwa anak-anak Allah akan diangkat pada saat pengangkatan Gereja dan dibebaskan dari tubuh dosa yang fana ini serta diberikan tubuh baru yang sama dengan tubuh kebangkitan Yesus Kristus yang tanpa dosa, yang tak berdarah daging dan bersifat abadi (Flp. 3:20-21).
Dari pandangan manusia, sebagai anak kita memiliki nama keluarga (Ef. 3:15; Why. 2:17; 3:12). Sebagai anak kita memiliki persamaan hak-hak dalam keluarga, terus-menerus diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan yang benar (Kol. 3:10) dan menjadi serupa dengan gambaran anak-Nya (Rm. 8:29). Selain itu sebagai anak kita juga menerima kasih keluarga. Kasih ini ditunjukkan di dalam hidup saling mengasihi antar orang percaya (1 Yoh. 2:9-11; 3:13-18; 4:7, 8). Sebagai anak, kita juga memiliki sifat-sifat yang sama dengan orang tua kita (2 Pet. 1:4).
Dari segi Allah, sebagai anak kita menjadi obyek kasih-Nya yang istimewa (Yoh. 17:22-23). Selain itu sebagai anak kita pun berhak menerima pemeliharaan Bapa di Sorga, baik sandang maupun pangan (Mat. 6:32). Disamping itu kitapun sebagai anak berhak menerima penghiburan-Nya dikala kita dalam bermacam-macam penderitaan (2 Kor. 1:4). Namun juga sebagai anak kita berhak menerima disiplin ke-Bapaan-Nya sebagai didikan dan ajaran (Ibr. 12:6-11) yang sangat menarik adalah sebagai anak kita adalah pewaris harta warisan-Nya (1 Pet. 1:3-5; Rm. 8:17).
Hasil adopsi atau pengangkatan anak ini adalah: 1) Pendiaman Roh Kudus (Gal. 4:6) adanya buah Roh (Gal. 522-23) yang dinyatakan dalam hidup orang beriman adalah kenyataan tentang berdiamnya Roh Kudus dalam orang tersebut; 2) Pelepasan dari ketakutan (Rm. 8:15). Berdiamnya Roh Allah karena pengangkatan sebagai anak Allah menyebabkan kesadaran terhadap penerimaan Allah akan diri yang berdosa, sehingga semua ketakutan lenyap terutama terhadap maut; 3) perolehan waris Bapa dan waris bersama-sama Yesus Kristus (Rm. 8:17) seorang beriman diberikan kedudukan sebagai anak Allah dan anggota keluarga. Sehingga mempunyai hak sebagai pewaris kekayaan Bapa sorgawi.
Posting Komentar untuk " Doktrin Keselamatan: Konsep Pengangkatan Anak Allah (Adoption)"