Khotbah Kristen: Penyebab Kegagalan Manusia (1 Sam. 15:1-24)
Mungkin saudara saat ini mengalami kegalauan, saudara merasa bahwa siapa saya ini. “aku orang biasa-biasa saja” “tidak punya keistimewaan” “aku miskin, hitam, pesek, hidup lagi”, “aku ini orang yang tidak berguna, keluargaku menolak aku, menghempaskan aku, dan mengabaikan aku”, “aku ini lemah”. Jikalau hari ini engkau mengalami hal ini, Firman Tuhan juga sanggup mengubah dan mengangkat kita untuk berada di puncak keberhasilan.
Tuhan datang kepada kita, bahwa Tuhan sanggup mengubah kelemahan kita, menjadi kekuatan yang besar. Tuhan sanggup mengubah kekurangan kita, menjadi kelebihan yang sanggup membawa kita pada puncak keberhasilan. Ingat Thomas Alfa Edison yang dianggap idiot, bodoh, dan bahkan ditolak masuk dalam sekolah formal, tetapi justru dialah yang menemukan bola lampu. Dibalik keberhasilannya ada mamanya yang mendampingi dia.
Kita juga perlu tahu, bahwa Tuhan juga senantiasa menyertai kita baik pada saat kita terpuruk, maupun pada saat kita mencapai puncak keberhasilan. Namun, kebanyakan orang justru gagal pada fokus pada saat mereka ada di puncak keberhasilan. Kebanyakan orang cenderung melupakan Tuhan pada saat kondisi mereka senang nyaman, enak dan berhasil. Orang akan lebih mudah meninggalkan Tuhan pada saat mereka ada di posisi puncak. Bahkan mungkin seolah-olah kita masih berada di dalam persekutuan dengan Tuhan, tetapi hati dan pikiran kita bukan lagi tertuju kepada Tuhan. Kita berpura-pura mengucap syukur, “ohhh Tuhan baik”, “ohhh Tuhan hebat”, “puji Tuhan aku berhasil”, tetapi sebenarnya kita sedang melakukannya untuk kesenangan kita, bukan untuk kesenangan Tuhan.
“Kasih karunia Allah mampu membuat kita berada di puncak keberhasihan, tetapi karakter kita yang sanggup membuat kita bertahan di posisi puncak”
Apa penyebab seorang gagal di posisi puncak??
Ada 3 karakter yang membuat seseorang gagal/jatuh...
1. Gak Mendengar (ay. 22a)
Penyebab kegagalan Saul adalah tidak mau mendengar perintah Allah. Ketika Allah memerintahkan untuk menumpas habis bangsa Amalek beserta ternak dan binatang mereka, justru Saul menyisakan banyak kambing domba dan lembu, serta menangkap hidup-hidup Raja Amalek yang bernama Agag. Allah memerintahkan supaya Amalek ditumpas habis, sebab mereka adalah bangsa yang berdosa. Amalek adalah bangsa yang tidak mengenal Allah, sehingga Allah memerintahkan Israel untuk menumpas habis.
Hal ini bukan berarti Allah kejam dan tidak punya belas kasihan. Taurat memerintahkan untuk jangan membunuh, tetapi justru Allah yang memerintahkan untuk membunuh Amalek. Allah bertindak demikian karena memang sepatutnya semua orang dibinasakan oleh Allah, sebab manusia telah berdosa, mereka yang dibinasakan-Nya telah menerima keadilan Allah, melalui hukuman, tetapi Israellah yang menerima kasih dari Allah. Allah memilih dan menguduskan Israel untuk menjadi umat Allah yang berkenan kepada Allah.
Allah memerintahkan membinasakan Amalek, bukan tanpa tujuan, tetapi Allah tahu apabila Amalek dibiarkan hidup, maka Israel akan hidup sama seperti kejahatan dan dosa Amalek. Tujuan Tuhan adalah supaya umat yang dipilih-Nya dan dikuduskan-Nya hidup berkenan kepada Allah. Tetapi Saul sebagai Raja justru lebih mendengar rakyat dibanding mendengar Tuhan (Ay. 24). Saul berkompromi terhadap dosa, harusnya dosa dilenyapkan dari umat Allah, tetapi justru masih ada yang disisakannya, hal ini membuat Allah menolak Saul menjadi Raja Israel.
Akibat tidak mau mendengarkan perintah Allah dan lebih mendengar orang banyak, Saul ditolak Allah. Akibat kompromi terhadap dosa, Saul ditolak Allah. Saul lebih takut kepada manusia dan tidak takut akan perintah Tuhan. Karakter Saul yang tidak mau mendengar membuat ia gagal.
Penyebab seseorang gagal adalah karena tidak mau mendengar. Mendengar artinya “taat, setia, tunduk” pada perintah Tuhan. Mendengar bukan berarti masuk kuping kanan keluar kuping kiri, tetapi lebih berbicara soal ketaatan kesetiaan, ketundukan kepada perintah Tuhan. Sebab mendengar lebih baik dari pada memberikan persembahan korban. Di mata Tuhan “Sebuah “ketaatan” lebih berarti/berharga dari pada 10.000 korban persembahan”. Persembahan seharusnya merupakan wujudnyata dari ketaatan kita, bukan sebagai upaya untuk menunjukkan kehebatan dan keberhasilan kita.
2. Gagal Fokus (ay. 22b)
Kegagalan kedua Saul adalah karena gagal fokus. Saul tidak memperhatikan dengan baik apa yang Tuhan perintahkan, tetapi ia bertindak sesuai dengan apa yang dipandanganya baik. Fokus Saul buyar ketika mendengar rakyatnya dan melihat keadaan yang ada di daerah Amalek. Ia merasa sayang kepada binatang-binatang yang masih bagus dan mulus, dia berfikir bahwa Tuhan akan senang, apabila ia menyisakan binatang yang bagus-bagus untuk dipersembahkan kepada Tuhan. Pada hal Firman Tuhan jelas, “tumpaslah segala yang ada pada Amalek, baik laki-laki, perempuan, maupun anak-anak, beserta seluruh binatangnya”, tetapi Saul tidak memperhatikan perintah Tuhan. Fokusnya dikaburkan dengan kondisi dan keadaan yang ada.
Situasi dan keadaan disekeliling kita, kadang membuat kita gagal fokus. Bisikan rekan dan saudara kita kadang mengaburkan tujuan utama kita. Fokus pada perintah Tuhan membuat kita berhasil, tetapi mengabaikan dan tidak memperhatikan perintah-Nya membuat kita gagal. Tujuan Tuhan seharunya menjadi tujuan kita, kita hidup untuk melakukan tujuan Tuhan, sebab tujuan Tuhan sudah pasti baik dalam hidup kita. Gagal fokus, ingat tujuan itu. Mungkin engkau yang bergumul “aku niatnya baik tapi kenapa responnya jahat”, “aku sudah berusaha nurut sama orang tua, tapi kenapa di mata orang tua aku selalu salah”, “mungkin orang tua berkata: mengapa yang aku lakukan selalu salah di mata orang tua”. Ingat fokus pada tujuan Tuhan. Jangan fokus sama persoalan yang ada, tetapi fokuslah kepada Apa yang Tuhan minta.
Mari kita kembali ke fokusnya Tuhan, Keadaan boleh berubah, masalahku boleh banyak, kata-kata orang lain mungkin melemahkan, tetapi kita mau memilih untuk memperhatikan perintah Tuhan dan fokus dengan apa yang menjadi perintah Tuhan dan tujuan-Nya. Kita akan gagal, manakala kita tidak memperhatikan perintah dan cenderung mengabaikan perintah Tuhan.
3. Banyak Alasan (ay. 24)
Kegagalan Saul yang ketiga adalah karena banyak alasan. Terlalu banyak kata-kata yang bombastis, tetapi actionnya nol besar. Banyak bicara tetapi tidak mendengarkan dan memperhatikan perintah, dan ketika ia gagal melakukan perintah Tuhan, Saul selalu mencari-cari alasan untuk membenarkan dirinya sendiri.
Alasan pertama, Ayat 13 Saul berkata kepada Samuel: “Diberkatilah kiranya engkau oleh Tuhan; aku telah melaksanakan firman TUHAN”. Saul dengan bangga melaporkan kepada Samuel “aku telah melaksanakan firman Tuhan”, tetapi Samuel berkata: “Heeyy katamu kamu melaksankan firman Tuhan, kenapa itu ada kambing domba, kenapa ada lembu-lembu itu”... alasanya Saul supaya kambing domba dan lembu itu, dipersembahkan kepada Tuhan. Hal ini sesungguhnya tidak berkenan dihadapan Tuhan, sebab yang diminta Tuhan berbeda dengan apa yang dilakukan Saul. Inilah kegagalan Saul. (ngeles)
Alasan kedua, di ayat 18-20 mengatakan: “18 TUHAN telah menyuruh engkau pergi, dengan pesan: Pergilah, tumpaslah orang-orang berdosa itu, yakni orang Amalek, berperanglah melawan mereka sampai engkau membinasakan mereka. 19 Mengapa engkau tidak mendengarkan suara TUHAN? Mengapa engkau mengambil jarahan dan melakukan apa yang jahat di mata TUHAN?" 20 Lalu kata Saul kepada Samuel: "Aku memang mendengarkan suara TUHAN dan mengikuti jalan yang telah disuruh TUHAN kepadaku dan aku membawa Agag, raja orang Amalek, tetapi orang Amalek itu sendiri telah kutumpas.” (ngeles)
Alasan ketiga, di ayat 24 berkata: “24 Berkatalah Saul kepada Samuel: "Aku telah berdosa, sebab telah kulangkahi titah TUHAN dan perkataanmu; tetapi aku takut kepada rakyat, karena itu aku mengabulkan permintaan mereka.” Di ayat ini Saul sudah mengaku bahwa ia salah, tetapi pengakuannya itu disertai alasan. Saul memang mengaku salah tetapi, ia tidak mau dipersalahkan atas tindakannya, ia mencari kambing hitam, dan masih menganggap dia benar. Kesalahan ini bukan salahku tapi rakyat Israel.
Seringkali kegagalan untuk menggenapi tujuan Allah adalah karena banyak alasan, banyak ngelesnya, dan kalau salah tidak mau mengakui kesalannya, kalaupun mengaku salah, tetapi kita mencari teman untuk dipersalahkan bersama-sama dengan kita. Ingat banyak alasan, merupakan ciri-ciri orang yang gagal dalam menjalani hidup ini. Banyak Alasan juga membuat kita, gagal bangkit dari keterpurukan dosa. Kalau salah, ngaku saja gak usah ngeles, atau cari kambing hitam. Tidak usah banyak alasan, tapi belajarlah untuk bangkit dari keterpurukan.
Kesimpulan
Tiga penyebab kita gagal adalah: 1) Gak Mendengar, 2) Gagal Fokus, 3) Banyak Alasan. Artinya seorang yang tidak mau mendengarkan firman Tuhan, orang yang gak mau memperhatikan (gagal fokus) firman Tuhan, dan orang yang gak mau melakukan firman Tuhan (banyak alasan) adalah seorang yang telah melakukan dosa dihadapan Tuhan dan berdosanya adalah seperti seorang yang melakukan sihir (perdukunan), dan sama seperti dosa penyembahan berhala. Orang tersebut adalah seorang pendurhaka, pemberontak di hadapan Tuhan.
Posting Komentar untuk "Khotbah Kristen: Penyebab Kegagalan Manusia (1 Sam. 15:1-24)"