Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Khotbah Kristen: Persembahan Yang Benar (Roma 12:1-2)

Romans 12:1-2 Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati. Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna

Surat Roma dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu pasal 1-11 yang berisi tentang pengajaran dan pasal 12-16 yang berisi tentang nasihat-nasihat praktis atau kehidupan sehari-hari. Dalam pasal 1-11 berkali-kali Paulus menjelaskan tentang keberadaan manusia berdosa dan cara manusia berdosa dibenarkan oleh Allah, yaitu melalui iman di dalam Yesus Kristus. Surat Roma memulai pembahasannya dengan mengutip nats Nabi Habakuk: “Orang yang benar akan hidup oleh kepercayaannya”  (Hab. 2:4), Paulus kemudian menjelaskan bagaimana semua orang telah berbuat dosa, baik orang Yahudi maupun orang diluar Yahudi (orang Yunani) telah berada di bawah kuasa dosa. Paulus juga menjelaskan bahwa jalan keluar manusia yang hidup di bawah kuasa kutuk dosa adalah Yesus Kristus (Rm. 1:18-3:20). Pembenaran hanya diperoleh melalui iman kepada Kristus, dan bukan karena perbuatan baik (Rm. 3:21-4:25).

Pembenaran yang diberikan Allah melalui iman kepada manusia berdosa tidak memberikan suatu kebebasan orang percaya untuk terus hidup dalam dosa. Itulah sebabnya dalam pasal 6 Paulus menjelaskan bahwa barangsiapa telah mati bersama dengan Kristus, yaitu yang digambarkan dalam baptisan, makai ia juga bangkit untuk hidup dalam kehidupan yang baru bersama Kristus. Setelah orang tersebut hidup bersama dengan Kristus pasal 8 menunjukkan bahwa kehidupaa baru itu merupakan kehadiran Roh Kudus dalam diri orang percaya. Apabila seseorang berada “di dalam Kristus” Roh Kudus juga ada “di dalam diri” orang tersebut. Dan Roh Kudus ini akan mengerjakan segala sesuatu yang berkenan kepada Allah. Dengan demikian pasal 3-8 menjelaskan tentang dasar kehidupan orang percaya.

Namun kehidupan orang Kristen itu bukan hanya berbicara tetang aspek keyakinan semata, tetapi kehidupan iman yang diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Iman harus nyata di dalam perbuatan, perkataan, dan kehidupan orang percaya. Memang perbuatan tidak membenarkan kita dari dosa, tetapi perbuatan adalah buah dari iman orang percaya. Perlu di sadari bahwa kehidupaan di dunia ini, masih dikuasai oleh dosa, sehingga orang percaya perlu mendapat nasihat-nasihat, ajaran-ajaran yang mendorong orang percaya untuk mempraktikkan imannya dalam kehidupan sehari-hari. Dorongan dan nasihat tersebut terlihat jelas dalam ayat yang telah kita baca, yaitu memberikan persembahan yang benar kepada Allah (Rm. 12:1). 

Paulus sungguh-sungguh mendorong orang percaya untuk memberikan persembahan yang benar kepada Allah. Pemberian yang benar, pemberian yang tepat adalah dengan cara mempersembahkan tubuh kita kepada Allah. Frase “karena itu” menunjukkan bahwa ada satu sebab yang membuat kita orang percaya harus mempersembahkan tubuh kita kepada Allah.. Ayat 1 ini menjelaskan bahwa dasarnya adalah kemurahan hati Allah atau belas kasihan Allah atau anugerah Allah dalam diri orang berdosa yang percaya kepada Kristus. Kristus telah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, di mana Kristus telah mati bagi kita orang berdosa (orang-orang durhaka) (Rm. 5:5), bahkan ketika kita masih hidup dalam dosa, Kristus telah mati untuk kita (Rm. 5:8), sehingga kita dibenarkan Allah melalui iman kepada Yesus Kristus. 

Kemurahan Allah inilah yang menjadi sumber nasihat Paulus untuk mempersembahkan tubuh kita kepada Allah. Kemurahan Allah ini tidak boleh disia-siakan oleh orang percaya. Paulus menyadari bahwa betapa luar biasanya dan berharganya keselamatan yang diberikan Allah kepada pendosa. Oleh sebab itu, kemurahan yang begitu dahsyat inilah yang sangat mendorong Paulus untuk memberikan nasihat kepada orang percaya. 

Isi dari nasihat Paulus adalah “supaya kamu mempersembahkan tubuhmu”. Pemahaman mempersembahkan tubuh kepada Allah ini tidak terlepas dari konteks sebelumnya di dalam pasal 6 yang berbicara tentang mempersembahkan anggota-anggita tubuh kepada Allah sebagai senjata kebenaran. Kata “mempersembahkan” ini memiliki pengertian menempatkan di sisi, menaruh di hadapan seseorang, dan menyediakan. Kata “mempersembahkan”juga erat kaitanya dengan suasana lingkungan di istana, di mana seorang hamba menyediakan sesuatu, sebagai pengabdian kepada raja. Dalam konteks ini kata “mempersembahkan” dipakai sebagai peribadatan dari lingkuangan bait Allah: mempersembahkan kurban. 

Persembahan kurban dalam Perjanjian Lama merupakan penyembahan orang Israel kepada Allah atau ibadah Israel. Pada umumnya umat Allah yang membawa persembahan kurban berupa hewan untuk dibakar sebagai korban yang berbau harum di hadapan Allah. Kurban yang dipersembahkan kepada Tuhan haruslah bersifat sempurna, di mana korban tersebut harus “tidak bercacat; tidak bercela” di hadapan Allah, hal ini dipakai berkali-kali dalam kitab Imamat. Hal ini menunjukkan bahwa mempersembahkan korban berarti penyerahan total. Persembahan harus berbau harum yang menyenangkan hati Allah. Persembahan harus sempurna. Tidak memberikan seperti ini, berarti kita telah menghina kekudusan Allah. 

Memang kita tidak perlu lagi memberikan persembahan korban binatang kepada Allah di bait Allah, sebab Allah telah menyediakan korban yaitu Kristus untuk meredakan murka Allah serta mendamaikan kita dengan Allah. Kematian Kristus ini cukup bagi kita. Oleh karenanya kita tidak perlu lagi memberikan korban binatang kepada Allah. 

Lantas apa yang harus kita persembahkan kepada Allah? yaitu “tubuh kita”. Dalam teks ini menunjukkan bahwa tubuh dipersembahkan sebagai suatu korban sebagai cara penyembahan yang benar dihadapan Allah. Tubuh di sini memiliki pengertian ego yang sesungguhnya, atau pribadi, di mana seseorang dapat dipengaruhi. Selain itu Rasul Paulus dalam hal ini hendak memberikan pemahaman bahwa mempersembahkan tubuh adalah kehidupan seseorang yang serupa dengan Kristus di dunia ini dalam segala totalitas kehidupannya. Jadi mempersembahkan tubuh di sini menunjuk kepada totalitas seluruh keberadaan jemaat untuk dipersembahkan. Seluruh pikiran, perkataan, perbuatan, seluruh kemampuan, kegiatan dan apapun yang kita lakukan harus dipersembahkan kepada Tuhan. 

Ingat ketika seseorang mempersembahkan tubuh kepada Tuhan, berarti orang tersebut memberikan sepenuh hidupnya kepada Allah. Artinya tubuh yang sudah diberikan kepada Tuhan, tidaklah menjadi miliknya sendiri, tetapi milik Allah. Apabila kita mempersembahkan tubuhnya kepada Allah, berarti bahwa seluruh kehidupan kita adalah milik Allah. Untuk menjalani kehidupan seterusnya, kita harus minta kehendak Allah, sehingga hanya kehendak-Nyalah yang kita lakukan. Apabila kita hidup masih sesuka hati kita sendiri, ini membuktikan bahwa kita tidak sedang hidup dalam kehendak Allah dan apabila kita tidak hidup dalam kehendak Allah, berarti kita tidak sedang mempersembahkan tubuh kita kepada Allah. Haruskah kita mempersembahkan tubuh kita kepada Allah? Jawabannya: “YA”, tidak ada tawar menawar dalam hal ini dan tidak ada pilihan lain. Mengapa  kita harus mempersembahkan tubuh kita? Karena kemurahan Allah dalam kehidupan kita. 

Posting Komentar untuk "Khotbah Kristen: Persembahan Yang Benar (Roma 12:1-2)"