Khotbah Kristen: Mengerti Kehendak Allah (Rm. 12:1-2)
ITB Romans 12:1-2 Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati. Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.
Minggu lalu kita sudah belajar bagaimana orang Kristen harus mempersembahkan tubuhnya sebagai persembahan yang hidup, kudus dan berkenan kepada Allah ini adalah ibadah yang sejati. Cara mempersembahkan tubuh kita sebagai persembahan dihadapan Allah dengan berhenti serupa dengan dunia, sebaliknya kita orang percaya harus terus-menerus diubahkan atau ditransformasi di dalam pembaharuan pikiran kita.
Tujuan dari pembaharuan pikiran atau pembaharuan budi ini adalah orang Kristen Mengerti Kehendak Allah. Alkitab mengatakan: “sehingga kamu dapat membedakan manakan kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.”
Dalam terjemahan lain berkata:
- NAS – “sehingga Anda dapat membuktikan apa kehendak Tuhan, yang baik dan dapat diterima dan sempurna.”
- NIV – “Kemudian Anda akan dapat menguji dan menyetujui apa kehendak Tuhan - kehendak-Nya yang baik, menyenangkan dan sempurna.”
- NLT – “Kemudian Anda akan belajar untuk mengetahui kehendak Tuhan untuk Anda, yang baik dan menyenangkan dan sempurna.”
- TSI – “sehingga kita bisa mengetahui apa yang menjadi kehendak Allah bagi kita dan apa yang terbaik dalam setiap keadaan. Maksud saya, kita bisa mengerti dan memilih apa yang baik dan yang paling tepat bagi kita, serta apa yang menyenangkan hati Tuhan.”
Mari saudara kita mau segera mengenali apa yang Allah inginkan dari kita, dan tanggapi kemauan Allah dengan cepat. Apabila kita masih hidup dalam budaya duniawi yang ada disekitar kita, maka kita akan selalu diseret ke tingkat ketidakdewasaan, Tuhan mengeluarkan yang terbaik dari hidup kita, dan mengembangkan kedewasaan yang terbentuk dengan baik di dalam diri kita.
Pada saat kita sungguh-sungguh berhenti dipimpin oleh dunia atau dipimpin oleh tren jaman ini dan kita terus-menerus mengalami transformasi atau perubahan dalam pembaharuan pikiran (budi), maka hasilnya adalah kita akan mengetahui, mengerti kehendak Allah dalam kehidupan kita.
Banyak orang Kristen tidak dapat mengerti kehendak Allah karena mereka masih mengikuti tren jaman dan mengabaikan Firman Tuhan dalam kehidupannya. Mereka berkata bahwa tawaran dunia lebih nikmat disbanding hidup dalam kehendak Allah. Selain itu, sulitnya orang Kristen mengerti kehendak Allah, karena dalam kehidupan sehari-hari orang Kristen diperhadapkan dengan berbagai keadaan. Kadang hal ini membuat orang Kristen sulit menentukan sikapnya. Apalagi pada masa kini, dengan perkembangan teknologi yang cepat di berbagai bidang, banyak godaan dan banyak pilihan dari berbagai macam teknologi.
Contohnya HP yang begitu banyak fitur-fitur yang menarik, menyajikan tontonan yang begitu membuat kita senang. Tik tok, Hago, facebook, Instagram, youtube dan masih banyak yang lain, hal ini kadang mengaburkan kehendak Allah dalam hidup kita. Kita lebih banyak menghabiskan waktu dengan HP dibandingkan dengan keluarga, kita lebih banyak menghabiskan waktu dengan HP daripada Tuhan, sehingga yang kita tahu adalah hal-hal yang menyenangkan hati kita, tetapi kehendak Allah tidak ditahu dan dimengerti. Sesungguhnya HP atau media social akan baik manakala kita gunakan dengan bijaksana.
Oleh sebab itu, dalam semuanya ini diperlukan pertimbangan yang matang sebelum kita menentukan apakah ini bertujuan untuk kehendak Allah atau bukan. Orang Kristen begitu didesak untuk mengusahakan pembaharuan budi dalam mencari kehendak Allah, sebab Kekristenan bukanlah hidup yang diatur oleh hukum-hukum yang tertulis, di mana orang Kristen terikat di dalamnya. Alkitab tidak menyajikan seperangkat peraturan-peraturan yang menunjukkan jalan kepada orang Krsiten. Tetapi yang Yesus ajarkan dan beritakan adalah Injil damai sejahtera, yang memberi kebebasan sebagai anak-anak Allah (Rm. 8:15, 21). Hal ini bukan berarti orang Kristen bebas melakukan apa saja, baik yang jahat maupun yang baik, tetapi orang percaya yang bebas dari dosa dan hukum yang mengikatnya telah hidup bagi kemuliaan Tuhan.
Selanjutnya Paulus dalam hal ini menuliskan bahwa ada tiga aspek penting dalam mengerti kehendak Allah:
1. Bersifat Baik
Kata baik dalam ayat ini berasal dari kata ἀγαθὸν (agathon) yang berarti baik, dan murah hati. Sifat Baik ini berhubungan dengan moral yang baik, perbuatan yang baik, menunjukkan kualitas pribadi yang terbaik. Sifat baik ini juga berhubungan dengan kinerja yang sangat memuaskan.
Jadi seseorang yang mengerti kehendak Allah adalah seorang yang memiliki nilai moral yang baik dan setiap perbuatan yang dilakukan dapat memuaskan hati Allah. Apabila itu menghasilkan moral yang baik itu kehendak Allah, apabila perbuatan kita memiliki nilai atau kualitas baik itu kehendak Allah. Ingat bahwa apa yang baik menurut kita belum tentu baik menurut Allah, di sini baiknya bukan menurut pemandangan kita, tetapi baik menurut pemandangan Allah.
2. Bersifat Menyenangkan Tuhan/dapat diterima.
Kata menyenangkan diambil dari kata εὐάρεστον (euareston) yang berarti menyenangan dan dapat diterima. Hal ini bisa menunjuk pada sikap Tuhan terhadap perilaku manusia (Rm 14.18). sikap apakah Tuhan senang atas apa yang dilakukan oleh manusia. Dalam hal ini apakah Tuhan senang dengan perbuatan kita. Kata ini juga memiliki pengertian dari perilaku budak εὐ. εἶναι yang dapat memberikan kepuasan kepada Tuan yang dilayani dengan baik (Tit. 2.9).
Sesuatu yang dapat diterima atau menyenangkan hati Tuhan adalah sesuatu yang dapat memberikan kepuasan Tuhan. Kita dapat mengerti kehendak Allah dengan cara kita menguji apakah perbuatanku, sikapku, perkataanku dapat membuat hati Tuhan puas atau membuat hati Tuhan sedih. Sesuatu yang membuat Tuhan sedih itu bukan kehendak Allah. Sesuatu yang melukai hati Tuhan itu bukan kehendak Allah, tetapi segala sesuatu yang membuat Tuhan puas itulah kehendak Allah.
3. Bersifat Sempurna
Kata sempurna di sini diambil dari kata τέλειον (teleion) yang menunjuk pada pengeritan mencapai akhir atau menyelesaikan tujuan, atau diperlengkapi dengan lengkap untuk menunaikan tugas yang ditugaskan Apabila dipakai pada pribadi manusia memiliki pengertian dewasa, kedewasan penuh, matang. Kata ini bukan berarti “tanpa dosa”. Digunakan untuk (1) lengan atau kaki yang patah namun sembuh dan dipulihkan kegunaannya; (2) jala yang robek namun dirajut embali hingga bisa dipakai menangkap ikan lagi; (3) anak ayam pedaging yang sekarang telah menjadi dewasa dan siap dipasarkan; (4) kapal yang siap berlayar.
Segala sesuatu yang kita lakukan adalah dalam rangka menggenapkan tujuan Tuhan dalam kehidupan kita. Kita hidup di dunia ini adalah dalam rangka menuntaskan pekerjaan Allah dalam kehidupan kita. Inilah kehendak Allah yang sempurna. Karakter ilahi sungguh-sungguh tercermin dalam kehidupan kita. Inilah kehendak Allah. Jadi karakter sempurna itulah kehendak Allah. Matius 5:48 mengatakan: “karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna”.
Kesimpulan
Ada tiga aspek yang sangat penting untuk mengerti kehendak Allah yaitu yang pertama bersifat baik: apabila yang kita buat itu baik menurut pemandangan Allah itulah kehendak Allah. Kedua, bersifat menyenangkan Tuhan: apabila yang kita perbuat adalah memuaskan hati Allah, itu adalah kehendak Allah. Ketiga, bersifat sempurna: apabila yang kita lakukan adalah bertujuan untuk menggenapkan tujuan Tuhan yaitu berkaitan dengan kedewasaan karakter, itu adalah kehendak Allah. Untuk mengerti kehendak Allah, ingat ketiga hal diatas. Tuhan Yesus memberkati!
Posting Komentar untuk " Khotbah Kristen: Mengerti Kehendak Allah (Rm. 12:1-2)"