Bahan Khotbah Kristen | Dasar Ibadah Orang Kristen (Ibr. 9:13-14)
Hebrews 9:13-14 13 Sebab, jika darah domba jantan dan darah lembu jantan dan percikan abu lembu muda menguduskan mereka yang najis, sehingga mereka disucikan secara lahiriah, 14 betapa lebihnya darah Kristus, yang oleh Roh yang kekal telah mempersembahkan diri-Nya sendiri kepada Allah sebagai persembahan yang tak bercacat, akan menyucikan hati nurani kita dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia, supaya kita dapat beribadah kepada Allah yang hidup.
Ibadah adalah bagian yang tidak bisa dilepaskan dari kehidupan umat beragama. Bagi orang Kristen Ibadah merupakan panggilan yang kudus, di mana setiap orang percaya dipanggil untuk menyembah Allah yang hidup. Dalam Bahasa Indonesia Ibadah ini memiliki makna yang sangat luas. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) memberikan pengertian Ibadah sebagai perbuatan atau pernyataan bakti kita terhadap Tuhan yang didasari oleh peraturan agama. Sementara, apabila kita melihat dalam Alkitab Ibrani, kata Ibadah diambil dari kata Avoda yang memiliki pengertian pekerjaan atau pelayanan. Pengertian ini memberitahu kita semua bahwa Ibadah kepada Allah adalah sebuah pekerjaan yang dilakukan untuk Allah atau suatu pelayanan kepada Allah.
Ibadah tentunya dilakukan secara pribadi dan juga komunal (bersama-sama) dalam sebuah persekutuan, di mana di dalamnya ada pengajaran, pujian, penyembahan, doa dan juga sakramen-sakremen yang dilakukan (perjamuan kudus dan baptisan). Hal ini bertujuan supaya setiap orang percaya bertumbuh secara spiritual di dalam Kristus.
Ibadah sesungguhnya bukan berpusat kepada manusia, tetapi kepada Allah Sang Pencipta dan Pemelihara kehidupan alam semesta. Ibadah merupakan inisiatif Allah, bukan hasil karya manusia. Sehingga Ibadah dalam Tabernakel itu semua tata cara ibadah diatur oleh Allah, bahkan semua perabotan dalam ibadah Allah yang mengatur semuanya.
Kitab Ibrani menjelaskan tentang peraturan-peratuaran ibadah yang dilakukan semasa PL. Hebrews 9:1-10 Memang perjanjian yang pertama juga mempunyai peraturan-peraturan untuk ibadah dan untuk tempat kudus buatan tangan manusia. 2 Sebab ada dipersiapkan suatu kemah, yaitu bagian yang paling depan dan di situ terdapat kaki dian dan meja dengan roti sajian. Bagian ini disebut tempat yang kudus. 3 Di belakang tirai yang kedua terdapat suatu kemah lagi yang disebut tempat yang maha kudus. 4 Di situ terdapat mezbah pembakaran ukupan dari emas, dan tabut perjanjian, yang seluruhnya disalut dengan emas; di dalam tabut perjanjian itu tersimpan buli-buli emas berisi manna, tongkat Harun yang pernah bertunas dan loh-loh batu yang bertuliskan perjanjian, 5 dan di atasnya kedua kerub kemuliaan yang menaungi tutup pendamaian. Tetapi hal ini tidak dapat kita bicarakan sekarang secara terperinci. 6 Demikianlah caranya tempat yang kudus itu diatur. Maka imam-imam senantiasa masuk ke dalam kemah yang paling depan itu untuk melakukan ibadah mereka, 7 tetapi ke dalam kemah yang kedua hanya Imam Besar saja yang masuk sekali setahun, dan harus dengan darah yang ia persembahkan karena dirinya sendiri dan karena pelanggaran-pelanggaran, yang dibuat oleh umatnya dengan tidak sadar. 8 Dengan ini Roh Kudus menyatakan, bahwa jalan ke tempat yang kudus itu belum terbuka, selama kemah yang pertama itu masih ada. 9 Itu adalah kiasan masa sekarang. Sesuai dengan itu dipersembahkan korban dan persembahan yang tidak dapat menyempurnakan mereka yang mempersembahkannya menurut hati nurani mereka, 10 karena semuanya itu, di samping makanan minuman dan pelbagai macam pembasuhan, hanyalah peraturan-peraturan untuk hidup insani, yang hanya berlaku sampai tibanya waktu pembaharuan.
Namun semuanya ini telah digenapi di dalam Kristus. Kristus menurut Peraturan Melkisedek, Dialah Imam Besar Agung kita untuk hal-hal baik yang akan datang. Kristus telah melintasi kemah yang lebih besar dan sempurna, yang tidak dibuat oleh manusia, artinya yang tidak termasuk ciptaan manusia. Kristus tidak masuk berkali-kali atau setahun sekali seperti imam besar pada umumnya, tetapi Kristus masuk hanya satu kali untuk selama-lamnya ke dalam tempat yang kudus. Kristus tidak membawa darah domba jantan dan darah anak lembu, tetapi dengan membawa darah-Nya sendiri. Tidak seperti darah domba jantan dan darah lembu jantan dan percikan anak lembu, yang hanya dapat menguduskan/menyucikan secara lahiriah. Berbeda dengan darah Kristus yang disebut sebagai darah yang kudus dan mahal, lebih mahal dari emas dan perak (1 Pet. 1:18-20).
Darah Kristus merupakan persembahan yang tidak bercacat dihadapan Allah dan yang berkenan kepada Allah. Karena Darah Kristus, hati nurani kita yang kotor ini telah disucikan dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia (Ibr. 9:14). Allah memberikan hati yang baru kepada kita. Karena Darah Kristus, kita yang harusnya binasa telah ditebus dari pelanggaran-pelanggaran yang telah kita lakukan (Ibr. 9:15). Karena darah Kristus, kita yang tadinya musuh Allah telah diampuni/didamaikan dengan Allah (Ibr. 9:22).
Kita yang berdosa, tetapi Kristus yang menanggung semuanya. Kristus rela mengalami penolakan supaya kita diterima dan dapat berada di mana Dia ada. Allah merelakan apa yang paling berharga yakni Anak Tunggal Bapa untuk diserahkan ke dalam pembantaian supaya kita dapat bertemu dengan Dia di dalam Ibadah. Hal ini menyadarkan setiap kita bahwa ada harga yang sangat mahal untuk membawa kita manusia hina kembali kepada Allah yang hidup. Tetapi ironinya kita justru meninggalkan Allah dengan berbagai macam alasan. Kita terlalu banyak berargumen dan memberikan alasan untuk tidak pergi beribadah.
Ingat sejatinya kita adalah musuh Allah dan tanpa perantara Kristus, kita tetaplah musuh Allah yang layaknya menerima murka Allah. Tetapi belas kasihan Allah dinyatakan kepada kita, sehingga hubungan yang rusak itu dikembalikan melalui Kristus. Karena Kristus kita bukan lagi musuh tetapi disebut sebagai sahabat Allah, Anak-anak Allah. Karena Kristus kita tidak ditentukan untuk mendapat murka dari Allah, tetapi kita punya akses untuk memiliki hubungan yang intim dengan Allah.
Pandang salib Kristus, karena melalui Dia kita dapat beribadah kepada Allah yang hidup. Ibadah dalam ayat ini diambil dari kata latreia yang berarti adorasi (ibadah atau penyembahan), yaitu suatu penghormatan mendalam yang ditujukan hanya kepada Tritunggal Mahakudus. Ibadah yang dimaksud bukanlah ibadah sekali-kali/satu tahun sekali seperti imam besar menurut keturunan Harun, tetapi ibadah yang bertujuan setiap hari, kapanpun, terus-menerus.
Kristus adalah perantara yang sempurna. Pengorbanan-Nya sempurna bagi saudara dan saya.
Tuhan Yesus memberkati.
Posting Komentar untuk "Bahan Khotbah Kristen | Dasar Ibadah Orang Kristen (Ibr. 9:13-14)"