Khotbah Penginjilan: Pembenaran Karena Iman (Rm. 5:1-2)
Pendahuluan
Bagi banyak orang dunia saat ini begitu menakutkan, bahkan begitu mengerikan, tetapi bagi orang yang dibenarkan karena iman, masalah dunia ini akan membuat kita makin kuat. Sebab kita tahu kepada siapa kita beriman. Pada saat kita menerima Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan juruselamat kita secara pribadi, maka kita dinyatakan benar dihadapan Allah dan berhak masuk dalam Kerajaan Allah. Pembenaran ini di dapat oleh karena korban Kristus di atas kayu salib, Dia yang tidak berdosa rela menyerahkan diri-Nya untuk kita manusia berdosa, sehingga kitab oleh dibenarakan dihadapan Allah. Kita dianggap benar dihadapan Allah.
Bagi banyak orang yang tidak percaya Yesus, konsep pembenaran adalah sangat lucu, tidak mungkin seorang dianggap benar tanpa melakukan perbuatan baik. Tetapi perhatikan dengan baik tanpa pembenaran dari Tuhan tidak mungkin kita masuk dalam Kerajaan Sorga, sebab kita semua telah berdosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah. Tidak ada dari manusia yang benar karena perbuatannya sebab semua, tanpa terkecuali telah berdosa di hadapan Allah. Artinya tidak ada satupun manusia yang tidak berdosa. Oleh sebab itu perlu ada pembenaran, sehingga manusia berhak masuk dalam Kerajaan Allah.
Oleh sebab itu percayalah pada Kristus sebagai Tuhan dan juruselamat secara pribadi. Mungkin kita sudah setuju dan mengakui bahwa Yesus adalah Sang Juruselamat, tetapi sudahkah kita menjadikan Dia Tuhan (Tuan, Sang Pemilik Hidup, Majikan Agung). Jadi seorang yang percaya adalah seorang yang menghormati, dan menyanjung Yesus sebagai Allah yang meyelamatkan dan Allah Sang pemilik hidup kita. Bukan hanya mulut yang mengaku, tetapi dalam tindakan nyata kita hidup sesuai dengan iman percaya kita.
Apa hasil pembenaran karena iman?
1. Hidup dalam Damai Sejahtera (ay. 1)
Damai sejahtera adalah salah satu hal yang penting dalam kehidupan manusia. Banyak orang mencari damai sejahtera tetapi mereka tidak menemukan. Sebab Damai Sejahtera diberikan bagi setiap orang yang percaya Yesus. Banyak orang kaya tetapi tidak memiliki damai sejahtera. Corona datang damai sejahtera hilang. Bagi orang percaya damai sejahtera tidak mungkin hilang. Sebab Yesus berkata: “Damai sejahtera kutinggalkan bagimu”. Artinya hidup kita tidak mengalami ketakutan, kebimbangan, kekhawatiran, karena orang yang mengalami damai sejahtera sungguh-sungguh mengalami sukacita luar dalam. Alkitab katakan: “Hati yang gembira adalah obat yang manjur, tetapi semangat yang patah mengeringkan tulang”. Makanya banyak orang yang sakit karena stress, karena tidak ada damai sejahtera, sukacita tidak ada dalam kehidupan mereka. Adanya hanya keluhan-keluhan dan keluhan.
Oleh sebab itu saya mau katakan bahwa seorang yang dibenarakan karena iman pasti hidup dalam damai sejahtera. Sekalipun corona membuat resah, namun kita tetap tenang. Sekalipun banyak penderitaan dan pergumulan, kita tahu bahwa pencobaan-pencobaan yang kita alami adalah pencobaan biasa yang tidak melamaui batas kekuatan kita. Sebab Allah setia dan karena itu ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampau kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya. Apabila kita tidak sanggup menanggungnya atau kita gak kuat dalam menghadapai pencobaan mungkin saudara belum terima Yesus. Percayalah Yesus dan terimalah damai sejahtera yang melampaui akal.
2. Hidup dalam Kasih Karunia (ay. 2a)
Kasih karunia diambil dari kata “kharis” yang memiliki pengertian sukacita dan kepuasan serta keindahan. Ini adalah harta kekristenan yang paling istimewa. Sebab tidak semua orang mengalami kasih karunia ini. Kasih karunia ini diberikan secara Cuma-Cuma di dalam pribadi Kristus. Korban Kristus di atas kayu salib itulah kasih karunia atau anugerah yang diberikan bagi kita orang ercaya yang telah dipilih dan ditentukan untuk menjadi serupa dengan gambaran Kristus.
Pada saat kita menerima anugerah, maka anugerah tersebut akan memerintah hidup rohani kita dan mendatangkan anugerah demi anugerah. Sehingga anugerah Allah ini melengkapi, menguatkan dan mengontrol seluruh aspek kehidupan kita. Inilah yang mebuat seseorang bersyukur dalam kehidupannya. Ciri seorang yang hidup dalam kasih karunia adalah keluar ucapan syukur dalam hidupnya. Bukan sungut-sungut yang keluar, tetapi ucapan syukur. Bukan perkataan kotor yang keluar, tetapi ucapan yang menyenangkan dan sedap di dengar oleh banyak orang.
3. Hidup dalam Kemuliaan Allah (ay. 2b)
Pada saat kita berdosa kita kehilangan kemuliaan Allah. Perhatikan pada saat Adam dan Hawa jatuh dalam dosa, mereka sadar bahwa mereka telanjang, mereka akhirnya merasa malu, sebab kemuliaan Allah telah hilang darinya. Tetapi Ketika Kristus datang dan berkorban bagi kita, maka kemuliaan Allah diberikannya Kembali. Di dalam Kristus ada kemuliaan dan kemuliaan ini terjadi di kehidupan kekal nanti. Kemuliaan adalah pada saat gereja Tuhan diangkat atau mengalami rapture. Kita akan mengenakan mahkota kehidupan. Kita akan bersama-sama dengan Tuhan selamanya dan senantiasa melayani Tuhan. Kita akan mengalami perhentian dari setiap jerih lelah kita.
Oleh sebab itu Rasul Paulus mengatakan bahwa seorang yang hidup dalam kemuliaan tidak akan mengeluh dengan kesengsaraan hidup ini. Sekalipun manusia lahiriah kami semakin merosot, tetapi manusia batiniah kami makin dibaharui dari hari ke hari. Sebab penderitaan dalam dunia ini tidak sebanding dengan kemuliaan yang kan datang. Bagi orang yang diluar Yesus, penderitaan adalah perusak, tetapi bagi orang percaya penderitaan dunia akan mendewasakan kita. Rm. 5:3-5.
Kesimpulan
Ada 3 hasil pembenaran karena iman? Hidup dalam Damai Sejahtera; Hidup dalam Kasih Karunia; dan Hidup dalam Kemuliaan.
Posting Komentar untuk " Khotbah Penginjilan: Pembenaran Karena Iman (Rm. 5:1-2)"