Khotbah Kristen: Mempengaruhi Dunia (Matt. 5:13-16)
13 "Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang. 14 Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi. 15 Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu. 16 Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga." (Matt. 5:13-16 ITB)
Pendahulan
Pada saat saya mengambil studi di Seminary, ada seorang dosen yang mempengaruhi saya begitu kuat, bahkan sampai sekarang apa yang diajarkan begitu membekas dalam diri saya. Ketika waktu itu saya bertindak sebagai Ketua BEM di kampus dan dosen saya ini menjabat sebagai Pembina Asrama, ada satu hal yang beliau ajarkan yaitu membereskan apa yang tidak beres. Dalam kehidupan berasrama seringkali terjadi banyak problem, salah satunya adalah kebersihan.
Biasanya anak asrama itu sulit sekali menjaga kebersihan. Terkadang banyak piring kotor dan gelas kotor, dan sampai pada sandal yang berserakkan kemana-mana. Dosen yang selaku Pembina asrama, tidak nyaman melihat barang-barang kotor, piring kotor bekas makanan, gelas bekas kopi dsb, karena melihat kejorokkan anak-anak di asrama, maka dosen saya ini membuang piring dan gelas tersebut.
Baca juga: Cara hidup bijkasana
Hal ini disebabkan kemalasan anak-anak membersihkan piring-piring kotor tersebut. Peristiwa ini terjadi berulang-ulang dan pemberesan itu dilimpahkan kepada saya. Saya pun melakukan hal tersebut terus-menerus, tetapi anak-anak yang ada dalam asrama masih saja jorok. Saya pun bertindak dengan inisiatif sendiri, membereskan piring dan gelas tersebut, tanpa kompromi.
Pengaruh yang diberikan dosen saya begitu kuat, sehingga kebiasaan membereskan dan membuang yang kotor-kotor itu tetap saya lakukan sampai sekarang. Demikian pula dengan kita, Tuhan mau kita memberikan pengaruh yang baik untuk sekeliling kita. Di sini Yesus menantang kita untuk memahami Matius 5:13-16. Garam dan terang merupakan faktor yang berpengaruh dalam dunia yang gelap dan rusak. Adapun Kristus, Sang Terang dunia, juga memanggil kita untuk memantulkan cahaya yang memberi pengaruh.
Bagaimana kita mempengaruhi dunia ini?
1. Menggarami Dunia (ay. 13)
Garam sangat berarti dalam dunia agama kuno sebagai simbol ketahanan dan nilai. Karena itu digunakan dalam ibadat (Kel. 30:35; Im. 2:13; Yeh. 43:21) dan pembuatan perjanjian (Bil. 18:19). Garam juga memiliki pengertian kualitas spiritual/nilai spiritual. Garam juga memiliki lambang kesetiaan dan persahabatan. Frase “kamu adalah garam dunia”… memberikan penjelasan kepada kita bahwa kita memiliki identitas sebagai garam dunia.
Sebagaimana garam diperlukan untuk melezatkan dan mencegah makanan dari pembusukan, pengawet, demikian pula orang percaya dan gereja harus merupakan teladan yang saleh di dalam dunia dan harus melawan kebobrokan moral dan kecurangan yang nyata dalam masyarakat. Orang percaya merupakan penahan dari kerusakan dunia. Orang yang tidak percaya sering kali terlindung dari perbuatan kejahatan karena ada kesadaran moral yang dapat ditelusuri dari pengaruh Kristen.
Thomson menyatakan bahwa garam Palestina yang kotor bisa menjadi tawar (The Land and the Book, hlm. 381). Hal ini memberikan gambaran kepada kita bahwa garam tidak akan berfungsi apabila menjadi tawar. Alkitab menjelaskan ada tiga tindakan yang mendasar pada garam yang telah menjadi tawar: 1) Tidak bisa diasinkan kembali; 2) Tidak ada gunanya lagi; 3) dibuang dan diinjak-injak.
Baca juga: Menjadi berkat bagi sesama.
Kehadiran kita orang percaya adalah untuk mencegah dosa, keboborokan, dan kebusukan dunia ini, bukan kita hidup di dalam dosa dan kebejatan dunia ini. Jadilah pengaruh yang baik bukan pengaruh buruk. Ingat identitas diri kita adalah garam, bukan bangkai.
2. Menerangi Dunia (ay. 14-16)
Dunia Dapat Dibagi menjadi Dua Jenis Orang: Pertama, ada orang-orang percaya yang dalam Ucapan Bahagia disebut diberkati (makárioi), tinggal oleh Allah karena Kristus (Mat 5: 3-12). Mereka adalah orang-orang yang menyadari ketidakberdayaan spiritual mereka, menunjukkan kesedihan atas dosa, dan yang lemah lembut (atau seimbang di antara yang ekstrem), lapar akan kebenaran Allah, murah hati, murni hatinya, pembawa damai, diejek, dianiaya, atau difitnah karena Kristus. Yesus membandingkan mereka dengan garam dan cahaya; Kedua, orang-orang yang tidak percaya di dunia ini. Mereka bangga, mandiri, dan tidak memahami ketidakbenaran mereka sendiri di hadapan Allah yang Kudus.
Selain itu, terang juga harus menyinari seluruh isi rumah kita, “Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu..” (Matt. 5:15 ITB). Terang itu harus kelihatan di semua orang, dan di keluarga kita. Jangan sampai kita tidak menerangi keluarga kita, tetapi justru tampil munafik di depan semua orang baik, tetapi di keluarga justru bobrok. Hal ini bukanlah terang. Tetapi iblis yang menyamar sebagai malaikat terang.
Baca juga: Finish well and Finish strong.
Untuk menerangi dunia yang dalam gelap orang percaya atau murid Yesus harus berinteraksi dengan dunia yang jahat, korup dan gelap ini, sehingga terang berfungsi menerangi kegelapan. Menerangi di sini adalah mengungkapkan dan menelanjangi dosa-dosa. Fungsi orang Kristen sebagai terang adalah menyuarakan kebenaran dan keadilan. Anak Tuhan harus berani berkata kepada orang lain bahwa salah adalah salah, dan dosa adalah dosa. Ia harus memberi tuntunan pada orang lain untuk menemukan kebenaran di dalam Kristus.
Ayat 16 memberikan perintah kepada kita untuk memulai bertindak sebagai pemancar terang: “Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga”. (Matt. 5:16 ITB). Tujuan perintah untuk memancarkan terang adalah untuk memperlihatkan kepada semua orang bahwa perbuatan kita sungguh baik dan memuliakan Bapa yang di Surga.
Kesimpulan
Identitas kita adalah garam yang mencegah kebobrokan dan kebusukan moral di dunia ini. Identitas kita adalah terang yang akan mengungkapkan semua kesalahan dan dosa, sehingga seseorang dengan rendah hati untuk datang kepada Yesus dan mengaku bahwa Dia adalah Tuhan dan Juruselamat. Cara kita mempengaruhi dunia ini adalah dengan menggarami mereka yang dalam kebusukan dan menerangi mereka yang dalam kegelapan.
Posting Komentar untuk "Khotbah Kristen: Mempengaruhi Dunia (Matt. 5:13-16)"