Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Dosa Pertalian Dalam Pandangan Kristen

Pertalian di sini merupakan pertautan, pelimpahan, atau pengaitan sesuatu terhadap seseorang. Yang menjadi pokok perhatian dalam pengertian ini adalah keterlibatan atau keterhisaban, bukan hanya pengaruh.

Perjanjian Lama memberi penjelasan tentang beberapa contoh tetang pertalian. Imamat 7:18 dan 17:4 menyatakan adanya pengurangan berkat dan rasa bersalah yang diberlakukan Allah bagi orang Israel yang tidak mengikuti peraturan soal pelaksanaan persembahan korban. Dalam 1 Samuel 22:15 dan 2 Samuel 19:19 terdapat pengajaran agar jangan terlalu mudah melimpahkan (memperhitungkan) sesuatu kepada orang lain. 

Dalam Mazmur 32:2 Daud menyatakan bahwa orang yang berbahagia adalah yang kesalahannya tidak diperhitungkan Tuhan. Dari semula hal itu, pertalian merupakan soal keterlibatan, bukan hanya soal pengaruh. 

Dalam Perjanjian Baru, Paulus mejelaskan tentang dosa yang dipertalikan. Paulus mengatakan kepada Filemon bahwa jika hambanya Onesimus berhutang apa saja, hendaklah semua itu ditanggungkan atau diperhitungkan kepada Paulus. Dengan kata lain, Paulus bersedia membayar semua hutang yang dimiliki Onesimus. Dengan cara yang sama, dosa-dosa kita pun ditanggungkan atau dilimpahkan kepada Kristus, dan Ia telah membayar hutang itu sepenuhnya. 

Tiga Pertalian Dasar
  • Pertalian Dosa Adam kepada Segala Bangsa (Rm. 5:12-21)
  • Pertalian Dosa manusia kepada Kristus (2 Kor. 5:19; 1 Pet. 2:24)
  • Pertalian Kebenaran Krstus kepada orang-orang Percaya (2 Kor. 5:21)
Pertalian Dosa Adam
Pengertian tentang dipertalikan muncul dari penafsiran terhadap “semua orang telah berbuat dosa” dalam bagian akhir Roma 5:12. Hal ini menunjukkan bahwa “semua orang berbuat dosa ketika Adam berbuat dosa”. Inilah arti dari ayat di atas, di mana kematian fisik melanda semua orang bukan karena mereka telah berbuat dosa secara pribadi. Semua orang memang telah berbuat dosa, tetapi dosa semua orang ini berpusat pada satu orang yakni Adam. (A. Berkeley Mickelsen, “Romans,” The Wyclife Bible Commentary, diedit oleh Pfeiffer & Harrison [Chicago: Moody, 1962], 1197).


Jadi dosa Adam dipertalikan kepada setiap anggota umat manusia karena masing-masing sesungguhnya telah berdosa di dalam Adam ketika Adam berdosa. Kemanusiaan menghubungkan kita semua kepada dosa Adam dan kesalahan Adam. Kita semua ikut mengambil bagian dalam dosa Adam dan kesalahan Adam. Semua kita sama-sama bersalah dan membutuhkan obat penawar bagi dosa kita.

Penularan Dosa yang Dipertalikan
Dosa yang dipertalikan ditularkan secara langsung dari Adam kepada setiap orang dalam tiap-tiap generasi. Karena saya berada di dalam Adam, maka dosa Adam dipertalikan kepada saya secara langsung, tidak melalui orang tua sayaataupun orang tua mereka. Dosa yang dipertalikan merupakan suatu pertalian secara langsung, tidak melalui perantara.

Hal ini sangat kontras dengan penularan dosa warisan. Dosa itu menular kepada saya melaui orang tua saya dan dosa mereka dari dosa orang tuannya pula, begitu seterusnya hingga kembali kepada Adam. Penularan dosa warisan terjadi lewat perantara, dari satu generasi ke generasi berikutnya yang berada di antara Adam dan saya. 

Perhatikan bagan berikut yang menggambarkan perbedaan kedua hal itu: 
Perbandiangan Cara Penularan Dosa Warisan 
Dengan Dosa yang Dipertalikan
Hukuman atas Dosa yang Dipertalikan
Hukuman khusus akibat dosa yang dipertalikan adalah kematian fisik (Rm. 5:13-14). Hukuman khusus yang berkaitan dengan dosa warisan adalah kematian rohani (spiritual).

Penawar bagi Dosa yang Dipertalikan
Penawar bagi dosa yang dipertalikan adalah kebenaran Kritus yang diperhitungkan kepada setiap orang percaya. Ketika seseorang percaya kepada Yesus, kebenaran Kristus diperhitungkan atau dipertalikan kepadanya.sebagaimana semua orang ada di dalam Adam, demikian pula semua orang percaya ada di dalam Kristus, dan berada di dalam Dia berarti kebenaran-Nya adalah milik kita.

Gambaran yang elas tentang hal ini muncul dalam benak saya ketika saya masih menjadi mahasiswa. Seorang penjahat di satu daerah akan dihukum mati karena kasus pembunuhan. Kisahnya  mengundang perhatian banyak orang karena ia telah bersdia menyumbangkan satu kornea matanya untuk transplantasi kornea yang kebetulan baru di mulai oleh dunia medis. Menjelang pelaksanaan eksekusi, orang yang layak menerima kornea mata itu ditetapkan dan mereka berdua sempat dipertemukan


Tibalah waktunya bagi si pembunuh untuk menjalani hukuman mati. Kornea matanya pun diambil dan secara mengagumkan berhasil ditransplantasikan kepada seorang buta, yang kemudia bisa melihat. Kornea yang tadinya ada dalam diri seorang pembunuh sekarang ada dalam diri seorang yang benar secara hukum. Secara hukum mata seorang pembunuh yang ada dalam diri seorang benar tidak dapat dipersalahkan dan secara hukum mata tersebut benar karena mata tersebut ada dalam bagian seorang yang benar secara hukum. 

Hal ini menjelaskan kepada kita bahwa, kita berada di dalam Adam dan layak dihukum mati, karena kita berdosa ketika Adam berbuat dosa. Akan tetapi, melalui suatu mujizat kita telah ditempatkan di dalam Yesus Kristus. Kini kita adalah orang yang benar karena Yesus adalah benar dan dapat berdiri di hadapan Allah yang kudus tanpa terhukum. Dari keberadaan di dalam Adama menuju keberadaan di dalam Kristus, inilah rahmat dan mujizat yang luar biasa dari Tuhan untuk kita orang percaya.

Posting Komentar untuk "Dosa Pertalian Dalam Pandangan Kristen"