Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bahan Khotbah Kristen | Apa Bukti Allah itu Ada? (Maz. 19)

Dunia saat ini telah mengalami kebutaan secara rohani membuat seseorang sulit mengenal Tuhan yang benar. Bahkan semakin pandai seseorang membuatnya sulit mempercayai adanya Tuhan yang mengatur jagad raya ini. Mereka ini adalah golongan para atheis yang menguasi ilmu pengetahuan alam. Mereka sulit percaya karena bagi mereka, Tuhan itu tidak masuk akal. 

Menurut Argumentasi orang Atheis bumi dan jagad raya ini ada karena teori Big Bang. Tetapi bagi orang percaya, segala sesuatu yang ada di jagad raya ini pasti ada penyebabnya. Alam semesta begitu teratur dan memiliki tatanan yang sempurna serta mengagumkan merupakan bukti bahwa alam semesta ini diciptakan oleh Allah sebagai Sang Pencipta, sebab tidak mungkin bahwa alam semesta ada dengan segala system dan keteraturannya ada dengan sendirinya, pasti ada penciptannya. Allahlah yang menciptakan keteraturan dan hukum alam.

Alam Semesta atau kosmos menyimpan berjuta misteri yang sangat mengagumkan. Oleh sebab itu para astronom tidak pernah berhenti menyelidiki alam semesta yang ternyata semakin diselidiki dan dipelajari, masih banyak misteri yang belum dimengerti. Itulah sebabnya sampai hari ini astronomi adalah salah satu bidang ilmu atau studi yang progresif dan tidak pernah kehabisan bahan obyek penyelidikan. Kompleksitas alam semesta ini tidak mungkin ada dengan sendirinya, pasti ada Tangan Yang Maha Kuasa yang menciptakannya, yaitu Allah sebagai Pencipta.

Apa bukti bahwa Allah itu ada? (Baca Mazmur 19)

1.  Allah Memperkenalkan diri melalui Ciptaan-Nya (ay. 1-6)

Pemazmur disini memuji Tuhan Allah atas pengungkapan diri-Nya melalui Ciptaan-Nya. Ay. 1-2 menyatakan bahwa: “Langit menceritakan kemuliaan Allah, dan cakrawala memberitakan pekerjaan tangan-Nya”. Kemuliaan Allah di sini mengacu pada keagungan dan kekuasaan kerajaan-Nya. Dan kata “Langit” di sini lebih mengacu pada Surga di mana kemuliaan Allah dinyatakan dan bahwa Dialah satu-satunya Penguasa Tunggal Jagad Raya ini. Hal ini mengingatkan pada Kisah Kejadian 1 tentang penciptaan Langit dan Bumi oleh Allah, di mana kemuliaan Allah, yaitu kuasa, hikmat dan kejayaan-Nya menunjukkan bahwa Ia layak untuk dihormati dan disembah dari segala allah-allah lain.

Sementara, cakrawala ini menunjuk langit atau sky yang memisahkan antara air di atas dan air di bawah. Cakrawala ini juga menunjuk pada atmosfer yang melindungi bumi dari benda-benda di langit yang jatuh, seperti meteor. Hal ini disaksikan terus-menerus dari hari ke hari dan malam ke malam. Artinya bahwa hari dan malam menjadi saksi tentang keagungan Ciptaan-Nya yang dahsyat.  Dari awal dunia ini ada sampai sekarang Tuhan mengatur segalanya, sehingga ada pagi, malam dan matahari ada menyinari bumi dari ujung ke ujung (ay. 4-6). Ini membuktikan bahwa semuanya ini ada karena Tuhan. Tatanan dan hukum alam yang sempurna ini ada karena Tuhan.

Dalam Bahasa Teologi seluruh ciptaan yang menceritakan keberadaan Allah ini disebut sebagai “Wahyu Umum”. Jadi Allah itu ada dan kemuliaan-Nya terpancar melalui ciptaan-Nya. Dia Allah yang layak disembah dan diagungkan. Sebab tidak ada yang lain selain Dia. Dia Allah yang sempurna, di mana segala ciptaan-Nya membuat kita tidak bisa berdalih. Roma 1:20 mengatakan: “Sebab apa yang tidak nampak dari pada-Nya, yaitu kekuatan-Nya yang kekal dan keilahian-Nya, dapat nampak kepada pikiran dari karya-Nya sejak dunia diciptakan, sehingga mereka tidak dapat berdalih”.

2.   Allah Memperkenalkan diri melalui Firman-Nya (ay. 7-11)

Firman yang dinyatakan kepada Musa waktu itu menunjukkan bahwa Allah itu ada. Sebab Allah tidak mungkin ada tanpa Firman-Nya. Allah ada bersama Firman-Nya dan FirmanNya inilah yang diam di dalam hati manusia untuk membuat manusia mengenal siapa Allah. Taurat/hukum-hukum-Nya adalah sebagai wahyu tertinggi-Nya tentang diri-Nya. Mengenai Taurat Tuhan, Daud meyakini bahwa manusia diajar untuk hidup menurut tujuan Allah. Hanya Taurat Tuhan yang mampu mengubah manusia berdosa menjadi manusia mulia di hadapan Allah. Itu sebabnya Daud menyebut Taurat Tuhan itu sempurna, teguh, tepat, murni, suci, benar dan adil manis, serta lebih indah dari emas dan lebih manis dari madu (Maz. 19:8-11).

Taurat itu sempurna artinya sanggup menghidupkan kembali jiwa dan memberikan kesegaran (lihat Amsal 25:13, "menyegarkan jiwa"; Maz 23:3 menggunakan ungkapan yang serupa) (ay. 8). Teguh dalam memberikan hikmat kepada orang yang tidak berpengalaman. Artinya Firman itu sanggup mengubahkan pola pikir (hikmat), sehingga dapat mengubah karakter dan tingkah laku (ay. 8). Tepat atau dapat dipercaya, sehingga dapat menyukakan hati (ay. 9). Murni artinya tidak tercampur dengan kejahatan (bnd. Maz. 24:4), sehingga dapat mencerahkan mata. Mata memiliki cahaya atau menjadi terang berarti orang tersebut waspada dan aktif (lih. 1 Sam 14:27; Ezra 9:8; Maz 13:3; 38:10; Ams 29:13). Artinya seseorang dapat membedakan yang baik dan yang jahat menurut sudut pandang Tuhan. Suci menunjuk pada seseorang yang hidup dalam takut akan Tuhan dan orang hidup takut akan Tuhan (menghormati Tuhan dengan benar) tetap ada untuk selama-lamanya. Ini menunjuk pada pola hidup yang kudus dan tak bercacat cela. Benar dan Adil menunjuk pada kehendak Tuhan yang terpercaya (ay. 10). Sikap mendasar dari kebenaran dan keadilan adalah menyenangkan: petunjuk Allah lebih diinginkan daripada kekayaan terbaik (lih. 119:127; Ams 8:19) dan lebih menyenangkan daripada selera terbaik (lih. Ams 24:13- 14).

Jadi, melalui Firman-Nya Allah menunjukkan keberadaan-Nya. Allah ada bersama Firman-Nya. Dan perubahan karakter adalah jaminan bahwa Firman-Nya berkuasa untuk mengubah hati seseorang. Orang dapat mengenal Allah melalui Firman-Nya dan Firman-Nya yang sanggup menumbuhkan karakter.

3.  Respon yang benar: Rendah hati (ay. 12-15)

Rendah Hati adalah respon yang benar bahwa Allah itu ada. Meskipun beberapa orang mungkin menggunakan hukum Allah sebagai sarana promosi diri, bukan itu yang ditanamkan mazmur ini. Sebaliknya itu mengarahkan para penyanyi untuk merenungkan kegagalan moral mereka sendiri, yang diketahui dan tidak diketahui; mengandalkan pengampunan Tuhan; dan untuk mencari perlindungan dari dominasi dosa.

Siapakah yang dapat mengetahui kesesatan? Bebaskanlah aku dari apa yang tidak kusadari (Maz. 19:12). Ayat ini menunjukkan kegagalan moral pemazmur bahwa terkadang ia terkadang tanpa sadar melakukan dosa. Di sini Pemazmur meminta pengampunan atas segala sesuatu yang dilakukannya, di mana hal tersebut dilakukan tanpa sadar. Selain itu, doa ini termasuk permintaan pengampunan dari dosa-dosa “tersembunyi” yang tidak diingat, atau yang dilakukan dalam ketidaktahuan.

Pemazmur merendahkan dirinya dihadapan Tuhan dan tidak memilih untuk menyombongkan diri. Sebab keinginan Pemazmur adalah hidup tak bercacat. Realitas keberadaan Allah membuat kita makin menyadari kelemahan dan kerapuhan diri kita. Hanya Dialah gunung batu dan penebus hidup kita. Dialah satu-satu-Nya Allah Sang Pencipta yang layak diagungkan.

Kesimpulan

Jika kita menyadari bahwa Allah itu ada, baiklah kita semakin merendahkan diri kita di hadapan-Nya. Buktinya telah nyata bahwa Allah memperkenalkan diri-Nya melalui Ciptaan-Nya dan Allah memperkenalkan diri-Nya melalui Firman-Nya yang sanggup mengubahkan hidup kita. Sebab itu, biarlah Dia makin bertambah dan kita makin berkurang. Biarlah Dia makin penting dan kita makin tidak penting. Rendahkan diri dan muliakanlah Dia sebab Dialah Allah Gunung Baru dan Penebus Hidup kita.

Posting Komentar untuk "Bahan Khotbah Kristen | Apa Bukti Allah itu Ada? (Maz. 19)"