Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Renungan Kristen: Iman Kristen yang Radikal

Maz. 73:26) “Sekalipun dagingku dan hatiku habis lenyap, gunung batuku dan bagianku tetaplah Allah selama-lamanya”

Pada kata dasarnya yakni radikal sesuai dengan kamus besar bahasa Indonesia jelas akan memiliki sebuah makna dan dalam artian global sering juga disebut dengan istilah ekstrim. Namun dalam artian sempitnya kata radikal sebenarnya sering diartikan sebagai sebuah sifat ekstrim atau keberpihakan, sikap mendukung sebuah idea tau pemikiran, baik yang dilakukan atas dasar kelompok bahkan individu. Dapat disimpulkan radikal bagi Kristus adalah mendukung secara ekstrim segala bentuk kehidupan yang mencerminkan gaya hidup seperti Kristus. Apapun yang kita lakukan, pikirkan dan katakan sesuai dengan pikiran dan perasaan Kristus. Iman percaya kita tidak tergoyahkan oleh apapun, baik dalam segala situasi keadaan iman pengharapan kita hanya tertuju kepada Yesus saja. “ALL ABOUT CHRIST”

Dalam Ayat ini menunjukkan adanya pergumulan iman yang sangat serius. Asaf mengalami masa krisis, bahkan hampir kehilangan jati dirinya. Kesan dan kesimpulan salah tentang fakta hidup orang fasik membuatnya pahit hati (Mzm. 73:21). Untunglah ia tidak berlarut-larut dalam kepahitan dan kemunduran iman. Sebaliknya menyadari adanya reaksi yang tidak beres itu membuat ia berpaling. Bukan dari Tuhan, tetapi kepada Tuhan untuk mendapatkan kekuatan baru dari kemuliaan-Nya. Kini pergumulan hidup dengan segala kesulitannya tidak lagi fokus perhatiannya, tetapi Allah menjadi gunung batu kekuatannya.

Di dalam Tuhan, Asaf bukan saja beroleh kehangatan pelukan Tuhan, tetapi juga pengenalannya akan Tuhan menjadi makin jelas dan dewasa. “Sekalipun dagingku dan hatiku habis lenyap, gunung batuku dan bagianku tetaplah Allah selama-lamanya” (Mzm 73:26). Iman yang dewasa, iman yang telah dimurnikan, adalah iman yang tidak lagi dikaitkan pada kondisi lahiriah dan berkat-berkat material. Iman itu bersandar penuh pada Allah saja dan menjadikan seluruh hidup baik yang sedang dilalui kini maupun tujuan kekal kelak sepenuhnya dari Tuhan, oleh Tuhan, untuk Tuhan saja.

Hal ini juga pernah di alami oleh Sadrak, Mesach, dan Abednego, di mana ketika mereka tidak mau ikut menyembah patung yang didirikan oleh Raja Nebukadnezar, mereka dilemparkan ke dalam Api yang menyala-nyala. Sebelumnya Sadrak, Mesach, dan Abednego mengatakan kepada Raja: “Jika Allah kami yang kami puja sanggup melepaskan kami, maka Ia akan melepaskan kami dari perapian yang menyala-nyala itu, dan dari dalam tanganmu, ya raja; tetapi seandainya tidak, hendaklah tuanku mengetahui, ya raja, bahwa kami tidak akan memuja dewa tuanku, dan tidak akan menyembah patung emas yang tuanku dirikan itu.”

Dengan iman yang luar biasa Apakah Sadrak, Mesach, dan Abednego terhindar dari situasi sulit?? Apakah  Sadrak, Mesach, dan Abednego Tuhan tolong sehingga mereka tidak jadi masuk ke dalam perapian yang menyala-nyala?? Mereka tetap masuk ke dalam Api yang menyala-nyala, bahkan Raja memerintahkan agar Api itu dibuat tujuh kali lipat panasnya. Sehingga orang-orang yang mengangkat Sadrak, Mesach, dan Abednego mati hangus terbakar dalam sekejap, karena saking panas luar biasa.

Dari kisah ini kita belajar, mungkin ada masa di mana Tuhan tidak menghindarkan kita dari ujian pencobaan, pergumulan yang begitu berat, bahkan seolah-olah Tuhan tidak turun tangan melepaskan dan memberikan mujizat-Nya bagi kita. Dalam keadaan yang sulit seperti ini, apakah kita mau tinggalkan Tuhan atau tetap menanti dengan sabar janji Tuhan atau sekalipun Tuhan tidak menjawab dan memberikan mujizat-Nya kita tetap percaya kepada-Nya??

Kita memang tidak dapat memilih soal-soal ujian kita, tetapi kita bisa memilih respon atau jawaban dari setiap ujian yang kita alami. Kita tidak dapat memilih pergumulan kita, tetapi kita dapat memilih respon yang tepat dalam menghadapi pergumulan. Respon yang tepat telah diberitahukan kepada kita melalui kisah Sadrak, Mesach, dan Abednego. Kita harus bertumbuh menjadi “radikal bagi Kristus”. Apapun yang terjadi Kristulah yang utama dan terutama, tiada yang lain hanya Dialah satu-satunya gunung batu kita, seluruh bagian hidup kita.

(Maz. 73:26) “Sekalipun dagingku dan hatiku habis lenyap, gunung batuku dan bagianku tetaplah Allah selama-lamanya”)

Posting Komentar untuk "Renungan Kristen: Iman Kristen yang Radikal"