Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Renungan Kristen: Panggilan Untuk Hidup Kudus

1 Thessalonians 4:7 Allah memanggil kita bukan untuk melakukan apa yang cemar, melainkan apa yang kudus." 

Ayat 1 menunjukkan bahwa Rasul Paulus memberikan penjelasan kepada jemaat di Tesalonika bahwa mereka sesungguhnya telah mendengar bagaimana mereka harus hidup berekenan kepada Allah, sehingga Paulus mengatakan kepada jemaat Tesalonika untuk melakukan apayang berkenan itu lebih sungguh-sungguh. 

Petunjuk-petunjuk telah diberikan kepada jemaat Tesalonika yaitu Allah menghendaki untuk kita hidup dalam pengudusan. Namun yang terjadi pada kita adalah seringkali kita sudah tahu apa itu yang benar dan apa yang salah, kita paham bahwa tidak hidup dalam kekudusan adalah dosa, tetapi seringkali kita melanggarnya. Seharusnya ketika kita mengerti kita harus melakukan, Yakobus mengatakan bahwa: “jadi jika seorang tahu bagaimana ia harus berbuat baik, tetapi ia tidak melakukannya, ia berdosa.” Kadang kita paham cabul itu dosa, tetapi kita lakukan juga, kita tahu merokok, minum, dan judi sabung ayam itu dosa, tetapi tetap kita lakukan. Tuhan sudah banyak berbicara kepada kita, tetapi kita masih hidup dalam kebebalan. 

Kehendak Allah adalah pengudusan kita, bukan percabulan (1 Tes. 4:3), namun sebelum kita dapat menguduskan diri kita, kita perlu dikuduskan oleh Allah melalui Darah Yesus. Jadi pengudusan Ilahi mendahului proses pengudusan apapun. Oleh sebab itu, pengudusan yang kita terima membuat kita dapat menguduskan pasangan kita (bagi yang sudah menikah). 

Tujuan pengudusan ini adalah supaya kita mengambil seorang perempuan menjadi istri dan hidup dalam pengudusan dan penghormatan, bukan di dalam keinginan hawa nafsu, seperti yang dibuat oleh orang-orang yang tidak mengenal Allah (1 Tes. 4:4-5). Perhatikan dengan baik bahwa menikah itu bukan karena keinginan hawa nafsu, tetapi untuk hidup dalam pengudusan dan penghormatan. Kalau saudara tujuan menikah untuk memuaskan hawa nafsu, saya jamin sebentar saja pernikahanmu. Karena tujuannya bukan hawa nafsu, tetapi pengudusan dan penghormatan. Menikah karena hawa nafsu itu adalah tindakan orang-orang yang tidak mengenal Allah. (nikah berkali-kali, cerai boleh, punya 2, 3 4 5 istri boleh). 

Anak muda perhatikan dengan baik, jangan lihat cantiknya, gantengnya tetapi kalua tidak benar gak usah. Katakan sorrylah yaaa… ingat ketika engkau memilih pasangan, sesungguhnya itu mencerminkan karaktermu, kalua engkau memilih orang yang gak beres, sesungguhnya engkau itu gak beres. Kalau engkau suka pacaran dengan orang yang tidak seiman, sesungguhnya engkau belum kenal Allah dengan sungguh. Ingat looo, tujuan menikah yaitu pengudusan dan penghormatan. Kalua berbicara soal pengudusan pasti jauh dari yang Namanya kenajisan, kalua berbicara soal penghormatan pasti kalua pacaran pun berjalan dengan sopan. Tidak cabul tidak pegang ini itu, ini tentunya bukan untuk orang yang sedang berpacaran saja, tetapi dalam hubungan suami istri, suami tidak boleh melakukan tindakan sewenang-wenang kepada istri, begitu pula sebaliknya. Sebab tujuannya adalah pengudusan dan penghormatan. Inilah yang dikehendaki Allah. 

Bagaimana caranya untuk kita hidup dalam pengudusan?? 
Menyerahkan anggota-anggota tubuh kita menjadi hamba kebenaran. ITB  Romans 6:19 mengatakan: “Aku mengatakan hal ini secara manusia karena kelemahan kamu. Sebab sama seperti kamu telah menyerahkan anggota-anggota tubuhmu menjadi hamba kecemaran dan kedurhakaan yang membawa kamu kepada kedurhakaan, demikian hal kamu sekarang harus menyerahkan anggota-anggota tubuhmu menjadi hamba kebenaran yang membawa kamu kepada pengudusan.” Apabila kita tidak hidup dalam pengudusan, sesungguhnya kita telah menolak Allah yang telah memberikan Roh-Nya yang Kudus kepada kita (bnd. 1 Tes. 4:8). 

Posting Komentar untuk "Renungan Kristen: Panggilan Untuk Hidup Kudus"