Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Akhir Zaman: Perumpamaan Tentang Talenta (Mat. 25:14-30)

Perumpamaan Tentang Talenta dalam teks ini merupakan perumpamaan yang mirip dengan perumpamaan tentang uang mina yang telah diceritakan beberapa hari sebelumnya di Yerikho (Luk 19:11-27). Perumpamaan tentang uang mina melukiskan kebenaran bahwa karunia yang sama jumlahnya, apabila dipergunakan dengan kerajinan yang tidak sama, akan memperoleh upah yang berbeda pula. Perumpamaan tentang talenta menunjukkan bahwa karunia yang tidak sama jumlahnya, apabila dipergunakan dengan kesetiaan yang sama, akan diberi upah yang sama pula. 

Sebuah talenta adalah mata uang logam yang nilainya relatif tinggi. Di sini talenta terbuat dari perak (Mat 25:18, argurion, “uang perak”). Satu talenta jauh lebih mahal daripada satu mina.  Satu Talenta dihargai 6000 Dinar (Mat. 18:24; 25:15-28), sedangankan 1 dinar adalah upah pekerja dalam satu hari (Mat. 20:2) atau kurang lebih 50.000,-  rupiah. Apabila satu talenta berjumlah 6000 Dinar, maka dapat dipastikan jumlah satu dinar adalah 50.000 x 6000 = 300.000.000,-  juta rupiah. Jumlah yang sangat besar. 

Dalam hal ini Yesus memberikan perumpamaan tentang Kerajaan Sorga. Kerajaan Sorga memiliki pengertian Kerajaan Allah, hanya saja pemakaiannya bergantian dalam ayat Alkitab. Namun Kerajaan surga di sini berbeda dengan Surga yang baru dan Bumi yang baru dalam Wahyu 21-22. Kerajaan surga dalam ayat ini lebih mengacu pada Kerajaan Seribu Tahun, di mana Yesus akan datang menjadi Raja di atas segala raja. Yesus akan memerintah dalam Kerajaan ini bersama-sama orang-orang kudus-Nya. 

Sebelum kedatangan-Nya yang kedua kali, Yesus memberikan talenta kepada masing-masing orang menurut kesanggupannya. Talenta melambangkan tanggung jawab yang harus dijalankan sesuai dengan masing-masing orang (Mat 25:16,17). Dua hamba yang pertama, sekalipun memiliki jumlah uang yang berbeda, memiliki kerajinan yang sama dan menggandakan modal mereka, dalam arti mereka bekerja keras untuk mengembangkan modal yang telah diberikan tuannya. Sementara Hamba yang hanya memiliki satu talenta tidak menunjukkan kerajinan dan tidak tertantang oleh kesempatan yang dimilikinya. Ia menggali lubang di dalam tanah dan menyembunyikan uang yang diberikan tuannya. 

Seringkali kita menyia-yiakan kepercayaan yang diberikan kepada kita. Kita lebih memilih diam daripada melakukannya. Hal ini sebenarnya dipengaruhi ketidakpahaman seseorang bahwa hidup ini dalah sebuah kepercayaan. Tuhan akan mempercayakan segala sesuatu kepada kita sesuai dengan kesanggupan kita (tidak melampaui batas kemampuan kita), tetapi yang perlu diperhatikan adalah setiap kepercayaan yang dikerjakan dengan baik akan memperbesar kapasitas kita, semakin banyak kita dipercaya Tuhan, semakin banyak tanggungjawab yang diharapkan Tuhan dari kita. Pada saat Yesus datang kembali segala pekerjaan kita akan diuji dan dievaluasi, serta kita akan mempertanggungjawabkan semua yang kita perbuat dalam hidup ini. Oleh sebab itu, kita akan belajar bersama tentang tiga hamba yang dipercayakan talenta, yang menjadi gambaran dari sebuah kepercayaan.

1. Hamba Pertama dipercaya 5 talenta.

Hamba yang pertama diberikan modal lima talenta atau dalam rupiah sebesar 1,5 Milyar dari tuannya. Hamba ini mengusahakan dan mengembangkan kepercayaan yang telah diberikan tuanya, sehingga lima talenta berkembang menjadi sepuluh talenta atau menjadi 3 Milyar dalam rupiah. Hamba ini datang kepada tuannya dan berkata: “Tuan, lima talenta tuan percayakan kepadaku; lihat, aku telah beroleh laba lima talenta...” (Mat. 25:20). 

Kepercayaan yang diberikan tuannya tidaklah disia-siakan, sehingga tuannya berkata kepada hamba tersebut: “Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.” (Mat. 25:21).

Perhatikan upah yang diberikan tuan kepada hamba yang telah melakukan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik:

Peneguhan. Frase “Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia..” menunjukkan bahwa seseorang dinyatakan baik dan setia oleh tuannya. Baik di sini memiliki pengertian seseorang yang moralitasnya baik, jujur, dan memiliki kinerja yang excellent atau sempurna, kinerja yang ditunjukkan adalah kinerja yang di atas rata-rata (bnd. Mat. 5:41). Sementara setia menunjukkan loyalitas tanpa batas, menunjukkan ketaatan dan kepatuhan dan penyerahan diri sepenuhnya kepada tuannya. Tindakan atau sifat baik dan setia ini mendapat peneguhan dari Tuannya “Baik sekali perbuatanmu itu”.

Konteks ini berbicara pada saat Kedatangan Kristus Kedua Kali akan mengadili Israel untuk mempertanggungjawabkan hidupnya. Namun bagi orang percaya yang sudah dilahir barukan oleh Roh Kudus, maka segala perbuatan kita akan diuji dengan api (bnd. 1 Kor. 3:13-15). Adapun gambarnya adalah sebagai berikut:

Saudara yang terkasih dalam Tuhan, semuanya TUHAN sudah berikan kepada kita, bahkan nyawa-Nya sendiri diserahkan sebagai korban tebusan untuk menyelamatkan hidup kita. Sekarang kita diberikan tanggung jawab untuk mengerjakan keselamatan yang Tuhan sudah berikan pada kita (Fil. 2:12). Hasilkan buah Roh (Gal. 5:22-23). Sehingga ketika Tuhan menjemput gereja-Nya, Tuhan berkata kepada kita “Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia..”.

Promosi. Frase “Aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara besar..” Tuannya memberikan kepercayaan lebih kepada hamba yang baik dan setia itu. Konsekuensi dari sebuah kepercayaan yang dikerjakan dengan baik adalah sebuah tanggung jawab yang lebih besar. Tanggung jawab yang besar ada pada saat kita setia dalam perkara-perkara kecil. Dalam arti setiap perkara hidup sehari-hari memiliki dampak yang sangat besar di dunia yang akan datang. Sesederhana pekerjaan yang kita lakukan apabila kita dengan setia melakukannya dan kita kerjakan dengan loyalitas yang tinggi, pasti akan mendatangkan kebaikan bagi kita di masa yang akan datang.

Perhatikan dengan baik, bahwa promosi datangnya dari Tuhan, seorang yang malas akan dipercayakan sedikit, tetapi orang rajin akan dipercayakan perkara yang besar. Ams 10:4  “Tangan yang lamban membuat miskin, tetapi tangan orang rajin menjadikan kaya.”  Ams 12:24  “Tangan orang rajin memegang kekuasaan, tetapi kemalasan mengakibatkan kerja paksa”. 

Di dalam Kerajaan Seribu Tahun orang percaya akan memerintah bersama dengan Yesus (2 Tim. 2:12). Demikian pula orang Israel yang menyerahkan diri untuk percaya kepad Kristus. Inilah promosi itu. “lakukan yang terbaik bagi Tuhan, maka promosi akan mengikutinya”... jadi fokus bukan pada promosi atau enaknya... ikuti prosesnya dengan baik, taat dan setia, serta hiduplah senantiasa memuliakan Tuhan.  

Pemuliaan. Frase “Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.” Frase ini menunjukkan pemuliaan atau penghormatan yang diberikan kepada seseorang yang melaukan setiap tugas tanggung jawabnya dengan baik. Bagi orang percaya kita adalah mempelai Tuhan Yesus yang akan menikmati hidup bersama Kristus selamanya. Di dalam Kerajaan Seribu Tahun kita akan masuk dalam pesta perkawinan Anak domba, di mana kita adalah mempelai itu sendiri dan yang menjadi tamu undangan adalah Israel dan Bangsa-bangsa lain yang masih hidup pada masa siksaan tujuh tahun. Adapun gambar bisa di lihat sebagai berikut:

Bangsa Israel dan Bangsa-bangsa lain akan dihakimi. Bagi mereka yang percaya Yesus, maka akan masuk dalam KST (Kerajaan Seribu Tahun), tetapi bagi mereka yang tidak percaya Yesus akan masuk ke dalam kegelapan yang paling gelap. Di mana ada kertakan gigi di dalamnya.

2. Hamba Kedua dipercaya 2 talenta

Hamba yang kedua dipercayakan dua talenta atau yang setara 600,- juta. Dengan usaha dan kerja kerasnya, maka hamba yang mendapat kepercayaan dua talenta mengembangkannya menjadi empat talenta atau setara dengan 1,2 Milyar. Dan upah yang diberikan adalah sama dengan yang memperoleh lima talenta.

3. Hamba Ketiga dipercaya 1 talenta

Tetapi hamba yang tidak menghasilkan apa-apa menunjukkan suatu pemahaman yang salah sama sekali tentang tuannya. Hal itu tampak dari penjelasan yang ia berikan. Hamba yang ketiga memiliki pemahaman bahwa tuannya adalah manusia yang kejam, keras, dan tidak berperikemanusiaan. Tuanya adalah seorang yang menuai di tempat di mana tuan tidak menabur, maksudnya: mengambil keuntungan dari hasil jerih payah orang lain, bahkan memungut dari tempat di mana tuan tidak menanam. Hamba yang ketiga ini berdalih bahwa dia takut mengambil risiko dan takut harus mempertanggungjawabkan kerugian yang mungkin terjadi. Hamba ini buta terhadap kenyataan bahwa tuannya merupakan tuan yang murah hati dan mengasihi, yang ingin ia ikut menikmati kebahagiaan. Oleh sebab itu tuanya berkata: “Hai kamu, hamba yang jahat dan malas,” (Mat. 25:26). Kejahatan dan kemalasan membuat talenta diambil kembali dan diberikan kepada hamba yang paling mampu memanfaatkannya.

Adapun upah dari hamba yang jahat dan malas atau hamba yang tidak berguna adalah dicampakkan ke dalam kegelapan yang paling gelap, di mana ada ratap dan kertak gigi yang menunjukkan dengan jelas hukuman abadi (Mat 8:12; 13:42,50; 22:13; 24:51). Konsekuensi bagi mereka yang tidak menjalankan telenta adalah hukuman kekal. Dalam hal ini bagi orang Yahudi dan bangsa-bangsa lain, yang masih hidup setelah masa 7 tahun tribulasi akan mendapatkan penghakiman. Yang percaya Kristus akan masuk KST (Sukacita). Yang menolak akan masuk ke dalam neraka jahanam. 

Kesimpulan 

Kehidupan ini adalah sebuah kepercayaan, apapun yang saat ini Tuhan percayakan kepada kita lakukanlah dengan segala totalitas hidup kita, sehingga kita mengalami kebahagian sejati yang daripada Yesus. Stop jadi pemberontak, stop protes, stop mengeluh, tetapi lakukanlah semuanya dengan setia, sebab apabila kita setia dalam perkara yang kecil, TUHAN akan memberikan kita tanggung jawab yang lebih di Kerajaan-Nya. Tuhan Memberkati.

Posting Komentar untuk "Akhir Zaman: Perumpamaan Tentang Talenta (Mat. 25:14-30)"