Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Doktrin Allah Tritunggal dan Ajaran Sesat

Trinitas bukanlah istilah Alkitab, begitu pula kata Tritunggal, pribadi, atau esensi (intisari), namun kata-kata di atas sangat bermanfaat dalam menjelaskan doktrin Allah. Sekalipun kata tritunggal atau trinitas ini tidak berasal dari, namun konsep ini berasal dari kebenaran Alkitab yang merupakan ajaran yang Alkitabiah.

Perjanjian Lama menekankan keesaan Allah. Kata “esa” berasal dari bahasa sansekerta dan dipakai untuk menerjemahkan kata  echad dan kata yunaninya dalah heis yang memiliki pengertian satu. Dalam bahasa Ibrani kata “satu” memiliki dua istilah yaitu: echad dan yakhid. Kata yakhid  memang memiliki arti satu, tetapi dalam arti tuggal (Kej. 22:2, 6; Hak. 11:34) itu, tidak pernah dipakai bagi keesaan Allah. 

Alkitab menggunakan keesaan Allah dengan kata echad yang berhubungan dengan keesaan Allah. Echad mengandung arti kesatuan, digunakan untuk menjelaskan kesatuan kelompok atau persekutuan dalam arti kolektif. Ulangan 6:4 ini merupakan Pengakuan Iman Israel yang sangat terkenal dan diucapkan setiap hari dalam doa orang Yahudi. Ayat ini berbunyi demikian: “Shema Yisrael, YAHWEH (Adonai) Elohenu, YAHWEH (Adonai) echad.” (Dengarlah Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa).

Dalam Perjanjian Baru, juga mengatakan tentang keesaan Allah. Tuhan Yesus Kristus sendiri menegaskan bahwa Allah itu esa (Mrk.2:29-30). Paulus pun mengulangi perkataan Yesus dalam  Korintus 8:4, “Tidak ada Allah lain dari pada Allah yang esa. 1 Timotius 2:5, “Allah itu esa” dan istilah keesaan Allahd inyakan dalam Alkitab lebih dari 50 ayat.

Makna Teologis dari keesaan Allah adalah satu-satunya Allah yang ilahi, tidak ada pribadi lain yang ilahi kecuali TUHAN (Yahweh) dan selain Dia adalah berhala. Dalam Perjanjian Baru Allah yang benar it adalah Yesus Kristus (1 Yoh. 5:10).

Doktin Allah Triesa (Tritunggal) yang sangat sulit dipahami, namun kebenaran ini ada dalam Alkitab yang kita pelajari bersama-sama istilah dalam Alkitab ini diambil  dari  bahasa Yunani “trinitas”  yaitu “tiga dalam satu”. Menurut Teologi Kristen Trinitas atau Tritunggal berarti tiga pribadi kekal dalam satu hakekat ilahi, yang masing-masing dikenal sebagai Pribadi Allah Bapa, Anak, dan Roh Kudus. 

Konsep Allah Triesa (Tritunggal) dalam Perjanjian Lama

1. Dalam Penciptaan bumi (Kej. 1:1-3)

Kejadian 1:1 terdapat kata “Allah”, ay. 2 ada kata “Roh Allah”, ay. 3 ada kalimat “Berfirmanlah Allah…”. Dari ketiga ayat ini kita menemukan harmonisasi dari tiga pribadi yang sehakekat dalam menciptakan bumi. Ayat 1 menjelaskan Bapa, ayat 2 menjelaskan Roh Kudus, dan ayat 3 menjelaskan Putra (Yesus) dalam wujud Firman (bnd. Yoh. 1:1-18). Dalam ayat ini sangatlah jelas bahwa Allah itu dalam perwujudan tiga pribadi tetapi sehakekat atau esa. 

2. Dalam Penciptaan Manusia (Kej. 1:26)

Kata “Kita..” dalam Kejadian 1:26 menunjukkan adanya kejamakan dalam kesatuan. 

3. Dalam penggunaan kata Allah

Dalam Perjanjian Lama kata sebutan Allah itu selalu dalam bentuk jamak (plural). Elohim bukan dakan bentuk singular (tunggal), tetapi memiliki bentuk plural (jamak).

4. Pengulangan tiga kali ucapan kata Tuhan.

Alkitab menjelaskan dalam Bilangan 6:24-26 “TUHAN memberkati engkau dan melindungi engkau; TUHAN menyinari engkau dengan wajah-Nya dan memberikan engkau kasih karunia; TUHAN menghadapkan wajah-Nya kepadamu dan memberikan engkau damai sejahtera”. Selain itu ada pujian kepada Tuhan dalam penglihatan nabi Yesaya: “Kudus, Kudus, Kuduslah Tuhan semesta Alam, seluruh bumi penuh kemuliaan-Nya (Yes. 6:3).

Konsep Triesa dalam Perjanjian Baru

1. Dalam Pembaptisan Yesus (Mat. 3:3-17)

Pada saat Tuhan Yesus dibaptis oleh Yohanes Pembabptis, di sana ada satu peristiwa yang sangat gamblang (jelas) yang menjelaskan tentang doktrin Triesa. Pada waktu Tuhan Yesus (Putra) dibaptis, ada suara yang berseru dari surge (Bapa), dan burung merpati (Roh Kudus) yang hinggap pada diri Yesus.

2. Dalam perintah Amanat Agung (Mat. 28:19-20)

Dalam Amanat Agung terdapat perintah untuk membaptiskan setiap orang yang dimuridkan di dalam nama Bapa, Anak, dan Roh Kudus. Hal ini sangat jelas bahwa doktrin Triesa itu memanga ada dalam Alkitab.

3. Dalam Doa Berkat Rasuli (2 Kor. 13:13)

Mengakhiri suratnya Paulus menyampaikan doa berkat yang berbunyi: “Kasih Karunia Tuhan Yesus Kristus, dan kasih Allah (Bapa), dan persekutuan Roh Kudus menyertai kamu sekalian”. Ayat ini jelas  sulit untuk dibantah bahwa doktri Triesa adalah sunguh-sungguh dari Alkitab.

Hakikat Allah Triesa.

1. Ketiganya Allah Sejati

Bapa, Anak, dan Roh Kudus adalah Allah sejati yang sehakekat. Bapa adalah Allah (Gal. 1:1, 3; Ef. 1:2-3), Yesus adalah Allah (Yoh. 20:28), dan demikian juga Roh Kudus (Kis. 5:3-4). Ketiganya adalah Allah, karena ketiganya memiliki sifat-sifat keilahian yang sama. 

2. Ketiganya Pribadi Sejati

Bapa, Anak dan Roh Kudus adalah pribadi, tetapi ketiganya merupakan pribadi yang berbeda. Ketiganya pribadi sejati sebab Bapa, Anak, dan Roh Kudus memiliki cirri-ciri pribadi. Bapa punya pikiran, kehendak dan perasaan, maka demikian juga Anak dan Roh Kudus. ketiganya berbeda dalam segi perwujudan. Bapa tidak sama dengan Yesus, dan Roh Kudus tidak sama dengan Bapa, demikian pula sebaliknya. Allah Tritunggal juga bekerja dalam karya keselamatan (Ef. 1:3-14; 1 Pet. 1:-2). Allah tritunggal juga bekerja dengan aktif dalam doa (Ef. 2:8), dan dalam pemberkatan orang beriman (2 Tes. 2:13).

3. Ketiganya Esa Sejati

Allah Triesa memang tiga keberadaan (Bapa, Anak, dan Roh Kudus), tetapi ketiganya adalah satu keesaan (kesatuan) yaitu Allah. bukan satu ketunggalan Allah. barangkali istilah yang cocok (kontekstual) untuk masyarakat Indonesia , bukan Allah Tritunggal tetapi Allah Triesa atau Esatri. Jadi Bapa itu Allah, Putra itu Allah dan Roh Kudus itu Allah, namun tidak ada tiga Allah, tetapi satu Allah. Dalam hal ini Bapa, Anak dan Roh Kudus sama-sama kekal dan setara.

Gambaran Allah Triesa

Ilustrasi untuk menggambarkan Allah Triesa yang begitu sempurna Gambar di bawah ini mencoba melukiskan Allah sebagai yang esa, tetapi menunjukkan setiap pribadi sebagai Allah. Apapun kegunaan atau keterbatasan ilustrasi, sekali lagi kita mengatakan bahwa kita menghadapi sebuah misteri.

Ajaran Sesat

Sabelianisme. Ajaran Tritunggal yang diajarkan oleh penulis berbau ajaran sesat yang disebut Modalistic Monarchianism, atau juga disebut Patripassianism, dan mungkin sebutan yang paling lazim adalah Sabelianism. Ajaran ini mengatakan bahwa Allah hanya mempunyai 1 pribadi, tetapi mempunyai 3 perwujudan / manifestasi. Jadi Allah yang esa itu bisa menjadi Bapa, atau Anak/Yesus, atauRoh Kudus (ke 3 perwujudan itu tak bisa keluar pada saat yang sama, harus bergantian). Jadi yang berinkarnasi menjadi Yesus, adalah Allah Bapa sendiri. Pada waktu Ia menjadi Yesus, Ia berhenti menjadi Bapa. Dan yang turun pada hari Pentakosta sebagai Roh Kudus juga adalah pribadi yang sama ini. 

Arianisme. Ajaran ini menolak ajaran Tritunggal karena kelompok ini berpendapat bahwa Yesus bukan Allah melainkan ciptaan Allah yang pertama. Sedangkan Macedonianisme menolak ajaranAllah Tritunggal dengan alasan bahwa Roh Kudus merupakan ciptaan Allah juga.

1 komentar untuk "Doktrin Allah Tritunggal dan Ajaran Sesat"

  1. Shalom bapak, ibu saudara/i di manapun berada. Apakah Sudah ada yang pernah mendengar tentang Shema Yisrael? Ini adalah kalimat pengakuan iman orang Yahudi yang biasa diucapkan pada setiap ibadah mereka baik itu di rumah ibadat atau sinagoga maupun di rumah. Yesus juga menggunakan Shema untuk menjawab pertanyaan dari seorang ahli Taurat mengenai hukum yang utama. Kita dapat baca di Ulangan 6 ayat 4 dan pernah juga dikutip oleh Yesus di dalam Injil Markus 12 : 29. Dengan mengucapkan Shema, orang Yahudi mengakui bahwa YHWH ( Adonai ) Elohim itu esa dan berdaulat dalam kehidupan mereka. Berikut teks Shema Yisrael tersebut dalam huruf Ibrani ( dibaca dari kanan ke kiri seperti huruf Arab ) beserta cara mengucapkannya ( tanpa bermaksud untuk mengabaikan atau menyangkal adanya Bapa, Roh Kudus dan Firman Elohim yaitu Yeshua haMashiakh/ ישוע המשיח, yang lebih dikenal oleh umat Kristiani di Indonesia sebagai Yesus Kristus ) berikut ini

    Teks Ibrani Ulangan 6 ayat 4 : ” שְׁמַ֖ע ( Shema ) יִשְׂרָאֵ֑ל ( Yisrael ) יְהוָ֥ה ( YHWH [ Adonai ] ) אֱלֹהֵ֖ינוּ ( Eloheinu ) יְהוָ֥ה ( YHWH [ Adonai ] ) אֶחָֽד ( ekhad )


    Lalu berdasarkan halakha/ tradisi, diucapkan juga berkat: ” ברוך שם כבוד מלכותו, לעולם ועד ” ( " barukh Shem kevod malkuto, le’olam va’ed " ) yang artinya diberkatilah nama yang mulia kerajaanNya untuk selama-lamanya " ). Apakah ada yang mempunyai pendapat lain?.
    🕎✡️🤚🏻👁️📜🕯️🕍✝️🤴🏻👑🇮🇱🗝️🛡️🗡️🏹⚖️⚓🗺️🌫️☀️🌒⚡🌈🌌🔥💧🌊🌬️❄️🌱🌾🍇🍎🍏🌹🍷🥛🍯🐏🐑🐐🐂🐎🦌🐪🐫🦁🦅🕊️🐟🐍₪

    BalasHapus