Renungan Kristen: Kemenangan Iman (Maz. 56)
Pemazmur dalam ayat 1 memaparkan sebuah refleksi atas pengalaman Daud ketika ia ditangkap oleh orang Filistin (bnd. 1Sam 21:10-15). Waktu itu Daud berada dalam posisi terjepit. Karena setelah lepas dari kejaran Saul, ia ditangkap oleh pegawai-pegawai Akhis, raja kota Gat, musuh orang Israel. Isi curahan hati Daud kepada Allah ini disusun menjadi dua bagian besar, yakni sebait pengulangan (bnd. 1Sam 22:5,11,12) dan sebuah konklusi ringkas (1Sam 22:13,14).
Aku Takut, maka Aku Percaya (ay. 2-5)
Situasi yang mengancam nyawanya itu tidak membuat Daud kehilangan Imannya kepada Allah (1Sam 21:12). Musuh-musuh Daud mengejar dia dan “menginjak-injak” dia, bahkan setiap hari Daud dikejar-kejar untuk di bunuh. Saul dan orang Filistin mengejar dia, sehingga ia merasa terhimpit (ay. 2). Oleh sebab itu, ia berkata “kasihanilah aku, ya Allah”. Hal ini menunjukkan bahwa Daud meminta belas kasihan kepada Tuhan untuk menolongnya dalam ketakutan (ay. 4; bnd. 1Sam 22:4,5,12). Dalam himpitan banyak musuh Daud tetap menaruh kepercayaannya kepada Allah. Daud menyatakan: “kepada Allah aku percaya, aku tidak takut” (ay. 5). Daud tetap memuji Allahnya, sekalipun ia berada dalam dilema yang begitu berat. Ia tetap percaya akan Allahnya.
Aku percaya, maka Aku tidak Takut (6-12)
Pergumulan yang dialami Daud begitu pelik. Di dalam hari-harinya ia mengalami kecemasan, musuhnya berbuat jahat kepadanya (ay. 6), bahkan setiap hari terus mengikuti gerak langkah Daud, bahkan ingin mencabut nyawanya (ay. 7). Kepercayaannya timbul di dalam ketakutannya. Daud memohon kepada Allah supaya murka Allah yang adil itu meruntuhkan cemooh keangkuhan serta perilaku kesombongan orang Filistin (ay. 8; bnd. 1Sam 22:6-8). Iman Daud menunjukkan bahwa Firman Allah tidak pernah gagal, “air mataku Kautaruh ke dalam kirbat-Mu”; “kepada Allah aku percaya, aku tidak takut” (ay. 11-12). Daud sangat yakin bahwa Allah membela perkaranya. Daud tidak mencari pembenaran diri, tetapi Allah yang mengetahui kebenaran itu, bahwa Daud seorang yang berkenan di hati Allah. Di dalam penantiannya akan intervensi Allah, Daud bersikap seperti merpati yang jinak. Di tengah penganiayaan Saul, ia berdiam diri dan tetap sabar. Ia percaya bahwa Allah mengenal segala jalan yang menimpa kehidupannya (1Sam 22:9).
Kesimpulan
Pada akhirnya Daud terlepas dari tangan musuh-musuhnya. Walaupun kelepasannya disertai dengan berpura-pura gila (ay. 14; bnd. Sam 21:13-15), namun ia berkeyakinan bahwa Allahlah yang melepaskannya (1Sam 21:14). Sebagai respons Daud atas penyelamatan Allah atas dirinya, Daud pun melaksanakan nazarnya dan membayar dengan korban syukurnya kepada Allah (ay. 14; bnd. 1Sam 21:13). Renungan: Pengalaman yang pahit membuat kita menyadari fakta bahwa Allah adalah pribadi satu-satunya yang sanggup diandalkan dan diharapkan. Sama seperti Paulus yang menyatakan: “.. justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna” (bnd. 2 Kor.12:9).
Posting Komentar untuk "Renungan Kristen: Kemenangan Iman (Maz. 56)"