Amanat Agung Tuhan Yesus (Matius 28:19-20)
1. Pergilah
Gereja harus pergi ke seluruh dunia untuk memberitakan Injil kepada semua orang sesuai dengan penyataan PB tentang Kristus dan ajaran para rasul-Nya. Bila kita melihat dari bahasa Yunani dari kata “pergilah” adalah (poreutentes) verb participle (imperative sense) aorist passive deponent nominative masculine 2nd person plural from (poreuomai) kata ini lebih bernuansa participle meskipun memiliki makna sebuah perintah. Jadi yang dimaksud di sini adalah suatu keadaan sebagai hasil dari tindakan. Ada yang harus dikerjakan yaitu “pergilah”. Kata ini memiliki beberapa makna yang pertama yaitu: “suatu tindakan berpindah dari satu tempat ke tempat lain, dengan kemungkinan implikasi kontinuitas dan jarak.” Sesungguhnya pergi di sini tidak hanya berpindah ke satu daerah saja, tetapi juga berpindah-pindah ke satu daerah ke daerah lain untuk menghasilkan sesuatu yang berkelanjutan (tidak stagnan) terus berjalan. Jadi tugas ini termasuk kewajiban utama yaitu mengirim utusan gerejani ke setiap bangsa (Kis 13:1-4). Tidak hanya di satu tempat saja melainkan berita Injil harus sampai kepada ujung bumi (Kis. 1:8). Dan pemberitaan Injil ini tidak boleh mandek atau berhenti, pemberitaan ini harus terus menerus dan berkelanjutan. Untuk bisa pergi mencari jiwa, kita sendiri harus sudah datang kepada Kristus! Bdk. Mat 4:19 yang mengatakan: “Mari, ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia”. Jadi, harus ikut Yesus dulu baru menjadi penjala manusia!. Kata ‘pergi’ ini jelas menunjukkan bahwa kita tidak boleh hanya menunggu sampai orang luar mau datang ke gereja. Kita harus pergi mencari mereka!
Makna yang kedua “seseorang yang diberikan tugas untuk pergi dengan satu tujuan.” Bila kita melihat dari makna di atas, hanya satu tujuan Tuhan memberikan tugas bagi setiap orang percaya pergi hanya untuk memberitakan Injil Keselamatan kepada seluruh bangsa. Makna yang ketiga adalah “Untuk menjauh dari titik acuan”. Sesungguhnya Tuhan Yesus menugaskan murid-murid-Nya untuk pergi dari titik acuan atau pergi meninggalkan zona nyaman mereka guna memberitakan Injil keselamatan. Injil yang diberitakan berpusat pada "pertobatan dan pengampunan dosa" (Luk 24:47), janji penerimaan "karunia Roh Kudus" (Kis 2:38) dan nasihat untuk memisahkan diri dari angkatan yang jahat ini (Kis 2:40) sambil menantikan kedatangan Kristus dari sorga (Kis 3:19-20; 1Tes 1:10). Selain itu Tuhan juga memerintahkan untuk tetap focus terhadap pemberitaan Injil ini.
2. Baptislah
Mereka yang percaya kepada Kristus dan Injil-Nya harus "dibaptis" dalam air. Upacara ini menyatakan bahwa mereka berikrar untuk meninggalkan semua kedursilaan, dunia, dan perangai yang berdosa, dan dengan terang-terangan mengabdi kepada Kristus dan maksud kerajaan-Nya. Kata “dibaptis” diambil dari kata bapti,zontej verb participle (imperative sense) present active nominative masculine 2nd person plural from (baptizo) kata ini memiliki makna “ditenggelamkan” baptis ini juga memiliki makna yang menyebabkan seseorang untuk memiliki sebuah pengalaman religius melibatkan sangat signifikan manifestasi allah khusus kekuasaan dan kehadiran. ayat-ayat ini (Kis 2:38 8:16 10:48 19:5) tidak menunjukkan formula baptisan! Kata-kata ‘dibaptis dalam nama Tuhan Yesus’ hanya menunjukkan bahwa orang-orang itu dibaptis atas otori¬tas Tuhan Yesus, atau bahwa orang-orang itu dibaptis masuk ke dalam tubuh Kristus. Dan kata ini memiliki bentuk yang sama dengan kata “pergilah”. Jadi sesungguhnya yang harus dikerjakan oleh murid-murid adalah bertindak untuk pergilah dan baptislah orang yang sudah percaya selanjutnya jadikanlah murid-Ku.
Ini juga menunjukkan bahwa penekanan utama dari bagian ini adalah ‘menjadikan murid Yesus’. Sedangkan ‘pergi’, ‘membaptis’ dan ‘mengajar’ adalah hal-hal yang harus dilakukan untuk bisa menjadikan murid.
3. Jadikanlah semua bangsa murid-Ku
Tujuan pemberitaan Injil ini adalah untuk memuridkan mereka yang akan menaati semua perintah Kristus. Inilah satu-satunya perintah langsung dalam ayat ini. Frase “jadikanlah semua bangsa murid-Ku” diambil dari frase (matheteusate panta ta ethne) inilah yang disebut perintah langsung dari Tuhan karena memakai mood imperative, kata ini memiliki makna “seorang murid dari seseorang , dalam arti mengikuti ajaran-ajaran atau instruksi dari pemimpin, untuk mengikuti, dan untuk menjadi seorang murid dari seorang rabbi.” Dalam konteks budaya pada saat itu seorang murid adalah orang-orang yang mengikuti ajaran dan kehidupan gurunya kemana pun dia pergi, baik secara lugas maupun kiasan. Sang Guru agung adalah Tuhan Yesus. Dan syarat untuk menjadi murid-Nya ada di dalam Injil-Nya (Luk. 14:25-35; Yoh. 8:31; Yoh:13:35; Yoh. 15:8). Kata Tuhan setiap orang yang mengikut Aku harus menyangkal dirinya, memikul salib-Nya setiap hari. Sebab barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya ia akan kehilangan nyawanya, tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan menyelamatkan nyawanya. Inilah arti dari murid Kristus. Lukas 6:40 berkata “seorang murid tidak lebih dari pada gurunya, tetapi barangsiapa yang telah tamat pelajarannya akan sama dengan gurunya.” Murid di sini juga tidak mengimpliksikan orang percaya yang dimuridkan oleh seseorang percaya lainnya. Tetapi murid di sini mengacu kepada orang yang belum percaya kepada Tuhan untuk dijadikan orang murid Kristus. Tidak hanya berhenti menjadikan seseorang murid Kristus saja, melainkan menjadi murid yang meneladani sikap dan tindakan Tuhan Yesus. Kehidupan sang murid harus mencerminkkan pribadi Yesus. Apabila seorang yang berhasil djadikan murid Kristus, belum bisa dikatakan murid Kristus apabila mereka hidup dalam penurutan daging. Harus dipastikan bahwa murid Kristus adalah hidup yang memiliki ketaatan dan kesetiaan untuk melakukan kehendak sang Guru Agung yaitu Kristus. Jadi seorang murid tidak boleh sembarangan dalam menjalani kehidupan ini.
Selain itu, Kristus tidak bermaksud bahwa penginjilan dan kesaksian para utusan gerejani hanya menghasilkan keputusan untuk bertobat. Tenaga rohani jangan diarahkan hanya untuk memperbanyak jumlah anggota gereja, tetapi untuk memuridkan mereka yang bersedia memisahkan diri dari dunia ini, menaati perintah-perintah Kristus serta mengikut Dia dengan segenap hati, pikiran, dan kehendak mereka (bd. Yoh 8:31). Selanjutnya, perlu diperhatikan bahwa Kristus memerintahkan kita untuk memusatkan perhatian pada menjangkau pria dan wanita yang terhilang dan bukan untuk mengkristenkan masyarakat atau menguasai dunia ini. Orang yang percaya harus meninggalkan sistem dunia yang jahat ini serta memisahkan diri dari kebejatannya (Rom 13:12; 2Kor 6:14).
Kata “semua bangsa” Misi Tuhan bagi murid-murid-Nya sekarang ini meluas tidak lagi hanya kepada bangsa Israel, tetapi juga kepada bangsa-bangsa. frase “panta ta ethne” dalam bahasa Yunani digunakan untuk menunjuk orang-orang yang bukan orang Yahudi. Tuhan menyatakan bahwa Ia datang bukan lagi bagi satu suku bangsa yang merupakan bayangan umat Tuhan dalam perjanjian Lama, tetapi bagi setiap orang yang memiliki hubungan dengan Dia sebagai juru selamat pribadinya. Kita tahu sekarang bahwa, Israel rohani tidaklah menunjuk kepada satu bangsa atau Israel secara geografis yang berada di wilayah teritorialnya, tetapi Israel rohani adalah umat pilihan TUHAN di seluruh dunia yang ditebus-Nya.
Jadi proses untuk menjadikan murid Tuhan tidak hanya sebatas satu Negara saja bahwa sifat menjadikan murid kristus itu mmerupakan lintas budaya, lintas daerah dan lintas Negara. Semua bangsa harus dijadikan bangsa murid Kristus, Namun kenyataan-Nya banyak orang menolak untuk menjadi murid Kristus.
Selain itu proses menjadikan murid Tuhan bisa diambil dari frase “dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. (Mat 28:20). Kata ajarlah menunjukkan pada pemuridan yang dilakukan di atas. Sedangkan kata “segala sesuatu” menunjukkan bahwa seoarang pengajar harus mau dan berusaha untuk mengajarkan seluruh Firman Tuhan, bukan hanya sebagian-sebagian (yang gampang, yang praktis-praktis saja, atau yang disenangi jemaat dsb). Tetapi pengajar harus mengajar seluruh Firman Tuhan, sehingga jelas bahwa jemaat harus mau belajar seluruh Firman Tuhan!, tanpa terkecuali. Seorang pengajar juga tidak boleh pilih-pilih tema yang disukai saja, dan mengabaikan dari esensi dari kebenaran Alkitab. Pengajar seperti ini bisa dikatakan penyesat yang diselimuti injil.
Tidak hanya ajarlah tetapi juga melakukan. Kata ‘melakukan’ menunjukkan bahwa pengajar harus mengajar dengan tujuan supaya ajaran itu ditaati, dan jemaat harus belajar dengan tujuan mentaati Firman Tuhan. belajar kebenaran dan melakukan apa yang Kristus ajarkan. Tidak hanya beajar untuk mengisi knowlage saja, tetapi belajar untuk memiliki kesediaan melakukan kehendak Tuhan dengan benar dan tepat. Tidak hidup dalam keinginan diri tetapi hhanya melakukan untuk kkehendak Tuhan yaitu melakukan seluruh ajaran Kristus.
Ketika Tuhan Yesus memberikan mandat kepada murid-murid-Nya untuk menjadikan semua bangsa murid-Nya (Mat. 28:19-20), Dia tidak sedang membicarakan tentang memenangkan orang-orang yang sekedar menjadi pengikut ajarannya. Misinya adalah untuk melipatgandakan murid-murid yang penuh komitmen melakukan “segala sesuatu” yang telah diperintahkan. Jadi murid Yesus adalah seseorang yang bersekutu dengan Yesus, belajar dan mentaati segala perintah Yesus, bertumbuh semakin serupa Yesus, menjadikan orang lain murid Yesus dengan dilandasi karena ia mengenal, mengasihi, dan rindu memuliakan Yesus, Tuhan dan Gurunya.
4. Ada penyertaan Tuhan
Kristus akan senantiasa mendampingi para pengikut-Nya yang taat melalui kehadiran dan kuasa Roh Kudus (bd. ayat Mat 28:20; 1:23; Mat 18:20). Setelah mereka "diperlengkapi dengan kekuasaan dari tempat tinggi" barulah mereka harus pergi kepada semua bangsa dan bersaksi (Luk 24:49; Kis. 1:8). ada penyertaan Tuhan, selain Kristus memberi perintah, Kristus juga memperlengkapi kita dengan penyertaan-Nya yang sempurna.
Posting Komentar untuk "Amanat Agung Tuhan Yesus (Matius 28:19-20)"