Pentingnya Melibatkan Tuhan dalam Mengambil Keputusan Kis. 15:28
Menjadi pemimpin tanpa hikmat Tuhan dapat mengaburkan pengambilan keputusan untuk menyelesaikan berbagai masalah pelik. Dalam teks ini, hendak menyatakan tentang hasil persidangan Yerusalem yang disampaikan kepada jemaat Antiokhia, di mana keputusan tersebut mendatangkan sukacita.
Pertama, persidangan pemimpin gereja di Yerusalem menghasilkan keputusan yang dituangkan dalam bentuk tertulis dan jelas sehingga kemungkinan kesalahpahaman pun dapat dihindari (Kis. 15:31). Para rasul sangat memahami bagaimana memecahkan persoalan dengan solusi yang terbaik. Salah seorang Rasul yang disebut Yakobus mengatakan:
“Sebab itu aku berpendapat, bahwa kita tidak boleh menimbulkan kesulitan bagi mereka dari bangsa-bangsa lain yang berbalik kepada Allah, 20 tetapi kita harus menulis surat kepada mereka, supaya mereka menjauhkan diri dari makanan yang telah dicemarkan berhala-berhala, dari percabulan, dari daging binatang yang mati dicekik dan dari darah. 21 Sebab sejak zaman dahulu hukum Musa diberitakan di tiap-tiap kota, dan sampai sekarang hukum itu dibacakan tiap-tiap hari Sabat di rumah-rumah ibadat.” (Kis. 15:19-21).
Keputusan yang diambil oleh para rasul sangat menghiburkan dan memberikan sukacita kepada jemaat Anthiokia. Jemaat Anthiokia memang bukan berasal dari bangsa Yahudi, tetapi jemaat Anthiokia merupakan kelompok yang percaya kepada Tuhan Yesus. Para Rasul dalam hal ini sangat bijaksana di dalam mengambil keputusan.
Kedua, para pemimpin gereja mengutus Yudas dan Silas untuk menyampaikan surat tersebut sekaligus menyatakan niat baik dari para pemimpin gereja di Yerusalem untuk menerima jemaat Antiokhia menjadi bagian dari umat Allah (Kis. 15:22-28). Inilah berkat yang tidak terduga oleh jemaat Antiokhia. Yudas dan Silas ditunjuk sebagai wakil para pemimpin di Yerusalem berdasarkan kredibilitas mereka yang telah teruji (Kis 15:26). Yudas dan Silas telah berani mempertaruhkan nyawanya karena nama Tuhan Yesus Kristus. Frase “mempertaruhkan nyawanya” diambil dari kata παραδεδωκόσιν τὰς ψυχὰς αὐτῶν (paradedokosin tas psukas auton) yang berarti komitmen untuk memberikan hidupnya secara penuh; mengorbankan jiwanya untuk mengajarkan kebenaran Allah.
Dalam hal ini Yudas dan Silas telah mencurahkan segenap jiwanya (pikiran, kehendak dan perasaaannya) untuk mengabdikan dirinya kepada Tuhan Yesus Kristus. Mereka merupakan orang-orang yang tidak menyayangkan nyawanya untuk hormat kemuliaan nama Tuhan. Kredibilitas dan komitmennya telah teruji dihadapan para Rasul dan orang banyak. Hal ini terlihat dari kasus participle perfect. Inilah alasan mengapa para Rasul memilih mereka berdua untuk menjadi juru bicara kepada jemaat Anthiokia.
Ketiga, isi surat itu sangat melegakan hati jemaat di Antiokhia (Kis. 15:31). Dengan mengacu pada keputusan para pemimpin di Yerusalem yang sesuai dengan kehendak Tuhan, jemaat di Antiokhia bisa mengatasi konflik pengajaran yang berbeda (Kis. 15:24). Kehendak Allah yang mendominasi setiap keputusan yang diambil para Rasul (Kis. 15:28). Alkitab mengatakan:
“Sebab adalah keputusan Roh Kudus dan keputusan kami, supaya kepada kamu jangan ditanggungkan lebih banyak beban dari pada yang perlu ini: kamu harus menjauhkan diri dari makanan yang dipersembahkan kepada berhala, dari darah, dari daging binatang yang mati dicekik dan dari percabulan. Jikalau kamu memelihara diri dari hal-hal ini, kamu berbuat baik. Sekianlah, selamat.”
Teks ini menjelaskan yang utama dan terutama adalah “keputusan Roh Kudus” baru diikuti oleh “keputusan kami”. Ayat ini menunjukkan bahwa para Rasul sangat bergantung kepada Roh Kudus. Kata “keputusan” ini diambil dari kata ἔδοξεν (edoxen) yang berarti nampak terbaik; memperlihatkan yang terbaik; dan mempertimbangkan yang terbaik. Hal ini menunjukkan bahwa keputusan yang diambil para Rasul atau pemimpin di Yerusalem adalah atas petunjuk Roh Kudus, di mana Roh Kudus memperlihatkan hal-hal yang terbaik. Yesus berjanji bahwa Roh akan memimpin mereka ke dalam seluruh kebenaran (Yoh. 16:13). Keputusan-keputusan gereja tidak boleh dibuat oleh manusia saja; mereka harus mencari bimbingan Roh melalui doa, dan penyerahan kepada Firman Allah hingga kehendak-Nya itu diketahui dengan jelas (bnd. Kis 13:2-4). Gereja yang dianggap gereja Kristus harus mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat (Why. 2:7).
Pemimpin Yerusalem menyadari bahwa tanpa pimpinan dan penyertaan Roh Kudus tidak mungkin Gereja dapat bersatu dan menghasilkan keputusan-keputusan yang baik. Dalam mengahdapi konflik bukanlah pertengkaran yang menjadi solusi, tetapi mendengarkan suara Allah itulah yang dibutuhkan, sehingga gereja dapat menghasilkan keputusan yang bijaksana. Dan hal ini dibutuhkan kepekaan untuk mendengar suara Tuhan.
Dari pengalaman krisis jemaat Antiokhia, kita melihat dua prinsip. Pertama, Tuhan mengizinkan masalah di dalam gereja untuk mendewasakan umatnya. Kedua, perselisihan internal gereja yang diselesaikan secara tepat dengan mengikuti pimpinan Tuhan akan mendatangkan persatuan dan damai sejahtera. Sebab pemimpin yang berhikmat melibatkan Tuhan sebagai Sang Penentu sedangkan pemimpin yang tak berhikmat menempatkan Tuhan menjadi penonton.
Posting Komentar untuk "Pentingnya Melibatkan Tuhan dalam Mengambil Keputusan Kis. 15:28"