Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bermegah Dalam Salib Kristus (Gal. 6:11-18)

Teks ini menjelaskan bagaimana seorang yang hidup dari keinginan daging dan seorang yang hidup dari keinginan Roh. Perbedaannya begitu sangat mencolok sekali, di mana seorang yang hidup menurut keinginan daging, terlihat jelas dalam kehidupan para guru-guru palsu yang menyelewengkan Injil keselamatan dengan ajaran-ajaran yang ditandai dengan hal-hal lahiriah. Guru-guru palsu ini adalah seorang yang suka menonjolkan diri dalam Gal. 6:12: 

  • NASB "Mereka yang secara lahiriah suka menonjolkan diri"
  • NKJV "Sebanyak keinginan untuk secara lahiriah suka menonjolkan diri"
  • NRSV "orang-orang inilah yang secara lahiriah ingin menonjolkan diri"
  • TEV "Mereka yang ingin pamer dan membual tentang hal-hal eksternal"
  • NJB "Ini hanya kepentingan diri sendiri"

Dalam hal ini para guru-guru palsu atau orang-orang Yahudi lebih peduli dengan aspek-aspek luar dari agama (bnd. Kol 2:16-23), mereka menginginkan pertunjukan keagamaan (Gal. 4:17). Mereka berusaha meyakinkan orang Galatia untuk disunat, hal ini bertujuan supaya orang tersebut mendapatkan kehormatan (Gal. 6:13c). Guru-guru palsu ini juga “berusaha memaksa orang Galatia untuk bersunat". Ajaran yang memaksa inilah yang menjadi ciri dari seorang pengajar palsu. 

Hal ini dilatar belakangi oleh penekanan yang tidak tepat dari guru-guru palsu pada usaha manusia sebagai sarana untuk memperoleh keselamatan atau untuk menjadi dewasa sepenuhnya. Kedewasaan yang seharusnya dialami secara alami tetapi justru timbul karena paksaan dan sejatinya kedewasaan yang ingin dicapai oleh guru-guru palsu ini adalah kedewasaan yang semu, sebab menghasilkan tindakan-tindakan lahiriah. 

Dewasa ini berulang dalam gereja modern saat ini, sebagaimana orang percaya menuntut layanan, antusiasme, ritual, kehadiran, pengetahuan Alkitab, doa, atau teknik pemuridan yang baik sebagai sarana untuk menjadi lengkap dalam Kristus. Sebenarnya kebenaran besar yang dinyatakan Paulus adalah bahwa orang percaya adalah lengkap dalam status keberadaan mereka dengan Tuhan ketika mereka telah mempercayai Yesus Kristus dengan iman. Dalam terang penerimaan penuh, orang percaya kemudian harus menundukkan diri mereka dalam rasa syukur kepada Allah dan pelayanan kepada orang lain (Yak. 2:14-26).

Tujuan guru palsu atau orang Yahudi  menawarkan Injil palsu ini adalah supaya orang Kristen tidak mengalami penganiayaan. Frase “hanya dengan maksud, supaya mereka tidak dianiaya karena salib Kristus” menunjuk pada penganiayaan Romawi karena Kekristenan bukanlah agama yang diakui sah secara hukum sebagaimana agama Yudaisme, sehingga seorang yang tidak melakukan ritual atau hukum-hukum Yahudi pasti akan mengalami penganiayaan. Oleh sebab itu, guru palsu ini menawarkan orang Kristen di Galatia untuk tetap melakukan sunat dan hukum-hukum dan ritual Yahudi, supaya mereka tidak teraniaya. Tujuannya kelihatanya baik, tetapi pada intinya guru-guru palsu ini ingin mengaburkan iman orang Kristen. Guru palsu ini ingin mengaburkan salib Kristus yang menjadi jalan Allah menyelamatkan manusia berdosa.  

Baca juga: Menolong sesama; dan Hukum tabur tuai

Yang begitu sangat parah adalah Guru palsu ini, sekalipun “menyunatkan dirinya, tetapi tidak memelihara hukum Taurat”. Mereka yang berpendapat sunat sebagai cara yang benar dengan Allah bahkan tidak bisa menjaga seluruh Hukum itu sendiri (bnd. Rom 2:17-29). Guru-guru palsu ini bertujuan pula untuk memanfaatkan para pengikutnya untuk kemuliaannya sendiri. 

Dalam kasus ini Paulus menegaskan bahwa ia tidak akan menonjolkan dirinya sendiri, ia tidak akan memaksa seseorang, bahkan tidak memanfaatkan para pengikut Kristus untuk kemuliaan dirinya sendiri. Tetapi Paulus hanya bermegah, selain dalam salib Tuhan Yesus Kristus. Paulus sangat memahami bagaimana hidupnya ditebus dari cara hidup yang sia-sia, Paulus sadar bahwa sesungguhnya ia tidak layak mendapat Kasih Karunia Tuhan, tetapi Anugerah Tuhan melayakkan Paulus. Sehingga bermegah disini menunjukkan bahwa hidup ini tidak dapat dibanggakan selain berbangga di dalam salib Kristus yang telah melayakkan kita manusia berdosa dan memberikan keselamatan kekal bagi kita yang percaya kepada Kristus.

Frase “sebab olehnya dunia telah disalibkan bagiku dan aku bagi dunia” menunjukkan kelanjutan metafora di sepanjang Galatia yang berbicara tentang kematian orang percaya terhadap Hukum dan kehidupan mereka bagi Allah dalam Kristus. Ini adalah kehidupan yang terus-menerus diintervensi dan dikendalikan oleh Roh Kudus. Frase ini juga mengungkapkan bagaimana semua hal menjadi baru ketika orang percaya mengidentifikasi diri dengan kematian Kristus di kayu salib. Mereka sekarang bebas dari hukum dalam rangka untuk hidup bagi Allah (Rom 6:10-11, 12-23). Artinya orang percaya tidak diperbudak oleh hukum, tetapi orang percaya mengalami kemerdekaan di dalam Kristus, dan hidup yang mereka hidupi adalah hidup bagi kemuliaan Allah.

Jadi bersunat atau tidak bersunat tidak ada artinya, tetapi menjadi ciptaan baru (Gal. 6:15). Paulus telah menyebutkan bahwa sunat bukanlah masalahnya (Gal 5:6; Rom 2:28-29; I Kor 7:18-19). Permasalahannya adalah keselamatan, jika orang percaya mencoba untuk membuat diri mereka bisa diterima oleh Allah dengan usaha manusia, baik orang kafir maupun Yahudi, mereka benar-benar terputus dari karunia-yang benar-benar gratis dari Allah dalam Yesus Kristus. 

Paulus menyatakan kembali bahwa sunat bukanlah masalah sebenarnya (tidak juga hukum makanan (bnd. 1 Kor 8; 10:23-26), tetapi bagaimana seseorang mengejar yang staus keberadaan yang benar dengan Allah dengan memenuhi hukum secara sempurna, yaitu dengan percaya kepada Yesus, sebab Yesus datang untuk menggenapkan Hukum Taurat. Sekali lagi “ciptaan baru” dalam ayat ini menunjuk pada Perjanjian Baru; orang beriman adalah manusia baru di dalam Yesus Kristus! Semua hal-hal lama sudah berlalu dan segala sesuatunya adalah baru (bnd. Rom 6:4; 8:19-22; 2 Kor 5:17; Ef 2:15; 4:24; Kol 3:10).

Selanjutnya ayat 16 mengatakan “Dan semua orang, yang memberi dirinya dipimpin oleh patokan ini, turunlah kiranya damai sejahtera dan rahmat atas mereka”. Hal ini digunakan di sini untuk merujuk pada Injil Keselamatan, di mana orang percaya harus berjalan di dalamnya, tidak hanya menegaskannya (bnd. Yak 1:22). Frase “Israel milik Allah” secara signifikan Paulus menyebut Gereja “Israel milik Allah”. Dalam tulisannya ia telah menekankan bahwa benih sejati Abraham tidaklah oleh keturunan ras tetapi oleh keturunan iman (Gal. 3:7,9,29; Rom 2:28-29; 9:6; Flp 3:3). Injil adalah tentang Yesus, bukan kebangsaan Israel! Orang-orang percaya dalam Kristus adalah “umat Allah” yang sejati.

Ayat 17 mengatakan bahwa "Selanjutnya janganlah ada orang yang menyusahkan aku, karena pada tubuhku ada tanda-tanda milik Yesus" Apabila guru-guru palsu menekankan sunat sebagai tanda perjanjian Allah, Paulus menegaskan bahwa ia juga memiliki tanda lahiriah. Ini adalah bekas penganiayaan fisik karena memberitakan kabar baik tentang Kristus (bnd. 2 Kor 4:7-12; 6:4-6; 11:23-28)

Ayat 18 Kasih karunia Tuhan kita Yesus Kristus menyertai roh kamu, saudara-saudara! Amin. Ini adalah contoh dari berkat penutupan singkat dalam sebuah surat edaran (karena tidak ada salam pribadi, seperti Efesus). Perhatikan bahwa istilah "menyertai roh kamu" adalah contoh yang baik dari huruf kecil "r" (roh) yang digunakan untuk roh manusia, bukan Roh Kudus. Namun demikian, dalam banyak kasus dalam Perjanjian Baru, ini menunjuk pada roh manusia, yang disemangati oleh Roh Kudus. 

Posting Komentar untuk " Bermegah Dalam Salib Kristus (Gal. 6:11-18)"