Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Khotbah Kristen: Doa di Masa Sulit (Ef. 1:15-23)

Pendahuluan

Di masa-masa yang membahagiakan sangatlah mudah untuk berdoa dan menaikkan ucapan syukur kita kepada Tuhan, namun di masa-masa yang sulit dan mencekam begitu sangat sulit untuk kita berdoa dan menaikkan ucapan syukur kita kepada Tuhan. Bahkan sekalipun kita berdoa di masa sulit, terkadang doa yang kita naikkan hanya bertujuan untuk pemuasan keinginan kita. “Orang egois akan terlihat keegoisannya pada saat menghadapi kesulitan-kesulitan hidup, bahkan di dalam doa-doanya terlihat sangat jelas”. 

Apa yang saudara doakan pada masa-masa sulit seperti ini?? Apakah doamu: “Tuhan cepat lalukan corona ini dari muka bumi ini”. Apakah doamu: “Tuhan aku sulit mendapatkan kerjaan, tolong aku Tuhan supaya aku mendapat kerjaan”. Apakah doa seperti ini salah? Tidak juga, tetapi jauh lebih dalam dari itu, fokuskan doa kita pada kehendak Tuhan, bukan focus pada diri kita. Selain itu, adapula orang yang berdoa: “Tuhan semuanya sulit, masalahku datang bertubi-tubi, masalahku tidak selesai-selesai, oleh sebab itu selesaikan aku saja Tuhan, aku sudah tidak sanggup hidup lagi”. 

Alkitab memberikan jalan keluar untuk kita berdoa di masa-masa sulit. Di dalam Efesus 1:15-23 dikatakan:

“15 Karena itu, setelah aku mendengar tentang imanmu dalam Tuhan Yesus dan tentang kasihmu terhadap semua orang kudus, 16 akupun tidak berhenti mengucap syukur karena kamu. Dan aku selalu mengingat kamu dalam doaku, 17 dan meminta kepada Allah Tuhan kita Yesus Kristus, yaitu Bapa yang mulia itu, supaya Ia memberikan kepadamu Roh hikmat dan wahyu untuk mengenal Dia dengan benar. 18 Dan supaya Ia menjadikan mata hatimu terang, agar kamu mengerti pengharapan apakah yang terkandung dalam panggilan-Nya: betapa kayanya kemuliaan bagian yang ditentukan-Nya bagi orang-orang kudus, 19 dan betapa hebat kuasa-Nya bagi kita yang percaya, sesuai dengan kekuatan kuasa-Nya, 20 yang dikerjakan-Nya di dalam Kristus dengan membangkitkan Dia dari antara orang mati dan mendudukkan Dia di sebelah kanan-Nya di sorga, 21 jauh lebih tinggi dari segala pemerintah dan penguasa dan kekuasaan dan kerajaan dan tiap-tiap nama yang dapat disebut, bukan hanya di dunia ini saja, melainkan juga di dunia yang akan datang. 22 Dan segala sesuatu telah diletakkan-Nya di bawah kaki Kristus dan Dia telah diberikan-Nya kepada jemaat sebagai Kepala dari segala yang ada. 23 Jemaat yang adalah tubuh-Nya, yaitu kepenuhan Dia, yang memenuhi semua dan segala sesuatu.”

Teks ini menjelasakan kepada kita, tentang doa yang dinaikkan Paulus untuk jemaat Tuhan di kota Efesus. Pada waktu itu, Paulus sedang berada dalam penjara, Paulus ada di posisi yang sangat sulit, banyak penafsir mengatakan bahwa saat itu Paulus dipenjarakan di penjara bawah tanah, namun sekalipun terjepit tetapi Paulus tidak terhimpit. Sekalipun berada dalam situasi yang sulit, tetapi pelayanannya tetap solid. Sekalipun banyak orang yang mencekal pemberitaan Injil, namun ia tidak kehabisan akal untuk memberitakan Injil. Paulus mengubah kesulitan menjadi batu loncatan.  Paulus di dalam penjara tidak hanya berdiam diri dan tidak melakukan apa-apa, tetapi ia menulis surat-surat bagi jemaat Tuhan dan ia tidak henti-hentinya berdoa bagi jemaat Tuhan. Oleh sebab itu, di masa-masa sulit dan mencekam, janganlah kita berdiam diri begitu saja, tetapi tetaplah produktif dan tetaplah berdoa senantiasa. Apa yang harus kita doakan di masa sulit?

1. Meminta Roh hikmat dan Wahyu (ay. 15-17)

Roh hikmat dalam ayat ini memiliki pengertian: “Pertumbuhan dalam pengetahuan Kristen, yang mencakup pengetahuan akan kehendak Allah dan perilaku yang layak. Hikmat juga berarti: Kebijaksanaan yang mencakup pengetahuan tentang berkat-berkat eskatologis di dalam Kristus (1: 17-18). Hikmat ini adalah pemahaman akan pribadi Kristus yang seutuhnya, di mana semua harta kebijaksanaan terdapat di dalam Kristus (Kol. 1: 26-27) dan hikmat ini datang karena anugerah (Ef. 1: 7). Oleh sebab itu kita perlu memintanya kepada Tuhan. 

Tidak hanya Roh hikmat yang harus kita minta, tetapi juga Roh Wahyu, sebab Roh hikmat dan wahyu ini tidak bisa dilepaskan, keduanya harus dimiliki oleh orang percaya. Roh Wahyu adalah adalah Roh yang memberikan pengungkapan tentang rencana penebusan Allah, dan berkaitan tentang penyingkapan tentang pribadi Allah. Jadi dahulu kita ini masih buta tentang pribadi Allah, tetapi Allah mencelikkan mata kita untuk melihat karya Allah. 

Baca juga: Kemenangan Puncak Doa

Tujuan Roh Hikmat dan Wahyu adalah untuk mengenal Yesus Kristus dengan benar. Banyak orang tidak mengenal Allah dengan benar, karena tidak memiliki Roh hikmat dan wahyu. Sehingga banyak orang hanya menyebut nama Yesus, tanpa mengenal pribadi-Nya. Kata mengenal di sini memiliki pengertian: pengetahuan yang sejati akan pribadi Yesus, mengetahui dengan pasti tentang pribadi Kristus, pengetahuan ini bukan hanya secara luar saja, tetapi luar dalam kita sungguh-sungguh mengenal pribadi Yesus. Oleh sebab itu, hikmat dan wahyu ini memiliki peranan penting untuk kita mengenal pribadi Yesus dengan tepat dan benar. 

Inilah doa yang dipanjatkan Paulus kepada Tuhan untuk jemaat Tuhan di Efesus, ditengah situasi dan hari-hari yang sangat sulit, Paulus memberikan teladan bagi kita untuk kita tetap berdoa, berdoa bukan untuk kepentingan kita, tetapi berdoa bagi orang lain dan berdoa supaya setiap kita beroleh roh hikmat dan wahyu untuk mengenal pribadi Yesus dengan benar. Sebab semakin kita mengenal Dia, maka makin hari kita makin mencintai Dia. Cinta-Nya itu sungguh lebih manis dari madu pilihan, cinta-Nya lebih indah dari emas dan permata, cinta-Nya akan membuat kita tidak mau menjauhkan diri dari hadapan-Nya. Saya mau katakan: “Keindahan Doa adalah pada saat Allah menyatakan pribadi-Nya, di mana kita bisa melihat dengan jelas pribadi-Nya dan karya-Nya dalam kehidupan kita”. 

Dalam masa-masa yang sulit seperti ini, apa yang saudara doakan? Di masa yang sulit berdoalah untuk kita makin kenal Tuhan, mintalah roh hikmat dan wahyu kepada Tuhan. 

2. Meminta Mata Hati yang Terang (ay. 18-23)

Dalam teks ini Paulus menjelaskan bahwa ditengah situasi yang mencekam dan keadaan dirinya dipenjara bahkan nyawanya sendiri terancam. Ia tetap  mendoakan jemaat efesus supaya mengenal Allah lebih lagi dan meminta untuk mati hati mereka diterangi oleh Allah. Secara Alkitabiah, hati manusia adalah pusat kendali dari seluruh dirinya. Hati adalah gudang tempat berkumpulnya komitmen utama, kasih mendalam, dan harapan paling fundamental dari seseorang manusia  yang menatur seluruh perasaan, pikiran, serta perilaku. Memiliki mata hati yang terang oleh kebenaran berarti menjadikan kebenaran itu menembus dan mencengkeram kita begitu mendalam, sehingga kebenaran mengubah seutuhnya kepribadian kita. Jadi Tuhan mau di dalam doa, sikap hati kita yang berubah kepada Tuhan. Karena Tuhan lebih tertarik mengubah pribadimu, daripada sekedar menyelesaikan persoalanmu. 

Mungkin kita tahu bahwa Allah itu suci, tetapi hanya ketika mata hati kita menjadi terang oleh kebenran, maka kita tidak hanya memahami fakta itu secara kognitif, (ngerti di otak saja), tetapi secara emosional kita pun mendapati betapa mengagumkan dan indahnya kesucian Allah. Mata hati yang diterangi oleh kebenran ini akan menghindarkan kita dari perbuatan-perbuatan yang melukai hati Allah atau perilaku-perilaku yang melecehkan Allah. 

Tujuan kita meminta mata hati yang terang adalah untuk mengerti pengharapan di dalam Kristus. Mata hati yang terang akan membuat kita sanggup melihat betapa kayanya kemuliaan yang diberikan kepada orang-orang kudus, yaitu kita yang dipilih di dalam Kristus. Selain itu, kita mampu melihat kuasa-Nya yang sangat dahsyat. Ada tiga bentuk manifestasi kuasa Allah melalui Kristus: 1) Kuasa Allah nampak di dalam membangkitkan Kristus dari kematian (Ef 1:20). Musuh utama manusia adalah kematian. Tidak seorang pun mampu melawannya. Tetapi setiap yang percaya pada Yesus tidak perlu takut menghadapi kematian. Kebangkitan Kristus adalah bentuk nyata kuasa Allah; 2) Kuasa Allah nampak dengan mendudukkan Kristus di sebelah kanan-Nya mengatasi segala sesuatu (Ef 1:20-22). Musuh lain yang tidak dapat dilawan manusia adalah iblis dan pengikutnya. Kristus telah menaklukkan iblis dan meletakkan mereka di kaki-Nya. Mereka sudah tidak memiliki kuasa terhadap orang yang percaya Yesus; 3) Kuasa Allah nampak dengan melantik Yesus sebagai kepala jemaat (Ef 1:22). Kristus adalah kepenuhan jemaat. Jemaat menjadi sempurna karena dipenuhi oleh Kristus. Jika Kristus memenuhi jemaat, mengapa orang Kristen menyingkirkan Kristus dari dalam jemaat? Mengapa takut menyaksikan Kristus? 

Patut kita sadari bahwa tidak semua menjadi orang Kristen, karena mata hati mereka gelap dan tidak diterangi oleh kebenaran. Oleh sebab itu sangat penting bagi kita untuk berdoa meminta mata hati kita diterangi oleh kebenaran Allah. Sebab di dalam Doa kita akan melihat dengan jelas akan realitas hadirat Allah dan realitas dalam menjalani hidup Bersama-Nya. Tanpa mata hati yang terang kita akan mudah kecewa, putus asa, mudah menyerah dalam menjalani hidup, sebab kita tidak mengenal Allah dengan sungguh. Sudahkah mata hati saudara diterangi oleh kebenaran?? Apabila engkau minta sesuatu kepada Tuhan di dalam Doamu, mintalah untuk hal-hal yang berguna bagi kehidupan kekal, bukan berfokus pada hal-hal yang bersifat fana. 

Kesimpulan

Ingat doa yang harus kita naikkan di masa sulit adalah berdoa meminta Roh hikmat dan wahyu, dan berdoa meminta mata hati yang diterangi oleh kebenaran, sehingga kehidupan kita makin diubahkan, pengenalan kita akan makin penuh. Sebab Yesus adalah kepala dan kita adalah tubuh-Nya yang dipenuhi oleh pribadi Allah.  Tuhan Yesus memberkati.


Posting Komentar untuk "Khotbah Kristen: Doa di Masa Sulit (Ef. 1:15-23)"