Khotbah Kristen: Live in the Spirit (Gal. 5:16-18)
Kekristenan merupakan gaya hidup yang digerakkan oleh keinginan Roh Kudus. Focus hidup kekristenan adalah batiniah bukan yang lahiriah. Ritual ibadah itu hanyalah bagian yang sangat kecil dalam kekristenan, tetapi keserupaan dengan Kristus adalah bagian puncak yang harus kita kerjakan setiap hari. Oleh sebab itu, kedewasaanmu yang sesungguhnya bukan terlihat di tempat-tempat ibadah, bukan terlihat di tempat terbuka, di mana banyak orang melihat, tetapi kedewasaanmu terlihat di tempat tersembunyi. Sekali lagi, kekristenan berfokus pada batiniah bukan lahiriah. Justru yang kelihatan adalah akibat dari hubungan kita dengan Tuhan di tempat tersembunyi.
Dimulai dengan Roh dan diakhiri dengan Roh pula. Roh Kudus yang kita terima ketika percaya kepada Kristus adalah jaminan, penuntun, dan pembimbing kepada segala kebenaran. Tanpa Roh Kudus hidup di dalam kita, maka kita akan hidup memenuhi atau memuaskan keinginan nafsu daging dan segala kesenangan yang berfokus pada diri sendiri, bukan kehendak Allah. Paulus menyatakan dalam suratnya kepada jemaat di Galatia, di mana Paulus marah dan mengatakan bahwa jemaat di Galatia adalah jemaat yang bodoh (Gal. 3:1). Karena mereka mempersoalkan sunat, mereka mempersoalkan adat istiadat nenek moyang. Mereka menganggap bahwa sekalipun mereka sudah masuk dalam kekristenan, namun mereka masih takluk kepada hukum lahiriah.
Oleh sebab itu, Paulus mengatakan bahwa: “Hiduplah oleh Roh, maka kamu tidaak akan menuruti keinginan daging” (Gal. 5:16). Paulus menyatakan bahwa solusi untuk tidak takluk kepada keinginan daging adalah hidup oleh Roh. Kata “hiduplah” merupakan perintah yang harus dikerjakan secara terus-menerus. Artinya Paulus mendesak jemaat di Galatia untuk hidup di dalam Roh. Bisa juga diartikan berjalan di dalam Roh atau berilah dirimu dipimpin oleh Roh. Sekali lagi, ini adalah desakan ini adalah hal yang sangat penting, karena ketika kita hidup secara terus-menerus oleh Roh, maka kita tidak akan memuaskan keinginan daging, tetapi hidup kita justru sederap selangkah, atau seirama dengan hati-Nya Tuhan.
Ayat yang kita baca menunjukkan bahwa adanya 2 (dua) keinginan yang saling bertentangan. Pertama adalah keinginan dagig dan segala hawa nafsunya dan yang kedua adalah keinginan Roh. Sesungguhnya dengan sendirinya kita senang melakukan hal-hal jahat, yang berlawanan dengan yang dikehendaki Roh Kudus. Perbuatan baik yang ingin kita lakukan menurut kehendak Roh berlawanan dengan keinginan tubuh kita.
Kedua kekuatan di dalam diri kita ini selalu berperang untuk dapat menguasai diri kita dan keinginan kita tidak pernah bebas dari pengaruh tekanan kedua kekuatan ini.Alkitab jelas menunjukkan bahwa ada kunci untuk kita mengalahkan keinginan daging kita. Kunci ini adalah “berilah dirimu dipimpin oleh Roh”, maka engkau tidak hidup di bawah Hukum Taurat. Dalam ayat ini Hukum Taurat itu berarti cara hidup lama yang dikuasai dan dikontrol oleh keinginan daging. Gaya hidup agamawi, tetapi hati, pikiran, dan kehendak jauh dari Tuhan. Dalam hal ini jemaat Galatia mempersoalkan tentang sunat. Di mana apabila seseorang tidak di sunat, maka tidak ada keselamatan bagi orang tersebut.
Sesungguhnya kita diselamatkan bukan karena usaha kita, bukan karena hebat, kuat dan gagah kita, semuanya itu hanya oleh Anugerah. Ketika kita mengaku dengan mulut kita bahwa Yesus adalah Tuhan dan Juruselamat kita, dan percaya di dalam hati kita, bahwa Allah telah membangkitkan Yesus dari antara orang mati, maka kita akan diselamatkan (bnd. Rm. 10:9). Bukan karena engkau melakukan Hukum Taurat, maka engkau diselamatkan, itu semua adalah anugerah Tuhan semata. dan anugerah itu semakin nyata ketika Roh Allah diam di dalam hidup kita. kita dengan rela hati tanpa paksaan memberi diri untuk dipimpin oleh Roh, sebab tanpa pimpinan Roh Kudus, pasti kita akan hidup di dalam keinginan daging, bahkan cara hidup yang agamawi itu tidak berdaya guna untuk mendewasaakan kita.
Kuncinya adalah hiduplah di dalam Roh atau dipimpin oleh Roh. Arti dari “di pimpin oleh Roh” adalah hidup yang dipegang oleh Tuhan untuk membawa kita kepada titik tujuan yaitu keserupaan dengan Kristus. Hal ini juga berarti di mana Roh Kudus yang diam di dalam hidup kita akan memimpin dengan menemani untuk menuju ke suatu tempat yang Tuhan tunjukkan (bnd. Ketaatan Abraham pergi ke suatu negeri yang belum diketahuinya).
Secara supranatural Roh Kudus akan membawa kita atau mengarahkan kita untuk menggenapi rencana Tuhan (bnd. 6 Mereka melintasi tanah Frigia dan tanah Galatia, karena Roh Kudus mencegah mereka untuk memberitakan Injil di Asia. 7 Dan setibanya di Misia mereka mencoba masuk ke daerah Bitinia, tetapi Roh Yesus tidak mengizinkan mereka. 8 Setelah melintasi Misia, mereka sampai di Troas. 9 Pada malam harinya tampaklah oleh Paulus suatu penglihatan: ada seorang Makedonia berdiri di situ dan berseru kepadanya, katanya: "Menyeberanglah ke mari dan tolonglah kami!" 10 Setelah Paulus melihat penglihatan itu, segeralah kami mencari kesempatan untuk berangkat ke Makedonia, karena dari penglihatan itu kami menarik kesimpulan, bahwa Allah telah memanggil kami untuk memberitakan Injil kepada orang-orang di sana. Kis. 16: 6-10).
Apa tanda seseorang hidup oleh Roh? Dari bagian ini kita akan menemukan jawabannya.
1. Memiliki Kemerdekaan (Gal. 5:13)
Ayat 16 ada frase “Maksudku ialah..” menunjukkan bahwa ada hubungan dengan ayat sebelumnya, di mana seorang yang percaya kepada Kristus ditandai dengan tidak menyalahgunakan kemerdekaan yang Tuhan berikan di dalam kehidupan mereka. Galatia 5:13 mengatakan: “Saudara-saudara, memang kamu telah dipanggil untuk merdeka. Tetapi janganlah kamu mempergunakan kemerdekaan itu sebagai kesempatan untuk kehidupan dalam dosa, melainkan layanilah seorang akan yang lain oleh kasih.” Kemerdekaan sejati, bukanlah kebebasan tanpa aturan, tetapi yang di maksud dalam ayat ini adalah merdeka dari kutuk Hukum Taurat (bnd. Gal. 3:10) dan merdeka dari belenggu dosa.
Engkau tidak hidup dalam ritual keagamawian, engkau tidak hidup di dalam ritual adat istiadat nenek moyang, tetapi engkau merdeka di dalam Kristus. Engkau tidak lagi hidup di bawah belenggu dosa, belenggu emosi yang membuat engkau mudah tersinggung, belenggu kepahitan, belenggu rasa malu, minder dsb. Dosa telah dihancurkan, kutuk telah dipatahkan oleh kuasa darah Kristus, sehingga kita yang percaya Yesus memiliki kemerdekaan yang sejati. Bukan soal sunat tidak sunat, bukan soal memberikan korban atau tidak, tetapi soal Kristus yang menjadi pembebas hidup kita.
Ingat perlu diperhatikan, kemerdekaan di sini bukanlah kebebasan yang liar dan tanpa arah. Artinya saudara dan saya telah dipindahkan dari budak dosa untuk menjadi anak-anak Allah yang berhak menerima hak waris Allah (Gal. 4:7). Inilah kebebasan yang sesungguhnya. Kita bukan lagi budak dosa dan segala keinginannya, tetapi kita telah ditebus Allah dari budak dosa dan Hukum Taurat tujuannya adalah untuk menjadikan kita anak-anak Allah. Oleh sebab itu sekarang aku hidup bukan lagi aku yang hidup tetapi Kristus yang hidup di dalamku.
2 Korintus 3:17 mengatakan: “sebab Tuhan adalah Roh, dan di mana ada Roh Allah, di situ ada kemerdekaan.” Engkau sekarang bebas menghampiri Allah, tidak perlu dibelenggu dengan ritual-ritual keagamaan untuk engkau datang kepada Allah. Pakai music lengkap oke, gak ada pun oke, mau pakai light oke, gak pakai pun oke, dsb. Karena bukan soal pakai music bagus atau pakai lighting yang bagus, tetapi soal cara hidup kita cara pikir, tutur kata, dan perbuatan kita itulah yang menunjukkan kualitas hidup kita dan inilah tanda seseorang hidup di dalam Roh.
2. Memiliki Kasih (Gal. 5:13b-15)
Ketika kita memiliki kemerdekaan yang sejati di dalam Kristus, seharusnya hidup kita memiliki Kasih yang sejati. Kita akan melayani antara satu dengan yang lain berdasarkan kasih yang dari pada Allah. Sesama pelayan Tuhan tidak saling menggigit, dan saling menelan bahkan membinasakan (ay. 15). Sesama Gereja tidak saling bersaing dan menonjolkan gerejaku yang paling baik, gerejaku yang paling benar. Tidak sikut sana, sikut sini, tetapi bergandengan tangan dalam satu kasih, dalam satu iman, saling mengasihi di antara kami, keluarga Kerajaan Allah.
Perhatikan kata “Kasih” memakai kata agape. Dalam bahasa Yunani kasih ini dibedakan menjadi 4. Yang pertama kasih (storge) yang berarti kasih antara orang tua dan anak. Kedua, kasih (eros) yang berarti kasih sepasang kekasih atau antara cowok dan cewek. Ketiga kasih (Philio) yang berarti kasih persaudaraan atau kasih persahabatan. Yang paling puncak adalah kasih (agape) yang berarti kasih tanpa syarat, biasa diartikan dengan kasih yang walaupun….
Dalam ayat ini dipakai kata “agape” yang berarti kasih yang walaupun, kasih tanpa syarat, yaitu kasih Allah kepada manusia berdosa. Sekalipun manusia jahat, sekalipun manusia tidak setia, sekalipun manusia memberontak terhadap Dia, Dia tetap mengasihi kita. Bahkan puncak kasih-Nya dinyatakan dengan Yesus mati di atas kayu salib untuk menebus kita. Kasih-Nya Unconditional, kasih-Nya tanpa syarat, kasih-Nya tidak memandang perbuatan kita, kasih-Nya tidak memandang kebaikan kita, kasih-Nya tidak memandang rupa kita, kasih-Nya unconditional. Allah tidak memberikan syarat yang rumit kepada manusia, cukup saudara mengulurkan tangan dan berkata: “Tuhan aku percaya engkau sebagai Tuhan dan Juruselamat pribadiku dan aku mau mempercayakan hidupku sepenuhnya dalam pimpinan dan tuntunan kasih-Mu”.
Kasih-Nya tidak dipengaruhi oleh kebaikan dan kebenaran kita. Lantas siapakah kita, sehingga kita memberikan syarat untuk kita mengasihi sesama. Lebih tinggikah kedudukan kita dengan Tuhan sehingga kita memberikan syarat untuk mengasihi sesama. Perhatikan buah Roh dalam Galatia 5:22. Kasih ada di urutan pertama. Kasih adalah tanda seseorang hidup di dalam Roh. Ketika kita berkata aku mengasihi Tuhan dan membenci sesama. Alkitab mengatakan saudara dan saya adalah seorang pendusta.
Ijinkan saya mengatakan ini kepada saudara. Ketika engkau mengatakan aku mencintai-Mu Tuhan tetapi di dalam hatimu engkau masih menaruh jengkel, panas hati, kecewa, kepahitan, saudara adalah seorang pendusta. Tanpa mengalami kasih Allah saudara tidak akan mampu mengasihi sesama.
3. Menjadi Milik Kristus (ay. 24)
Banyak orang mengaku bertuhan namun sikap dan tindakannya menunjukkan bahwa mereka masih duniawi. Alkitab mengatakan: bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku Tuhan, Tuhan! Yang akan masuk dalam kerajaan sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.” (Mat. 7:21). Hanya orang yang hidup di dalam Roh yang akan mampu hidup sesuai dengan kehendak Tuhan. Sebab kita yang menjadi milik Kristus tidak lagi dikuasai oleh hawa nafsu dan semua keinginan badani. Kita seperti sudah memakukan hawa nafsu dan keinginan badani kita pada kayu salib Kristus (ay. 24).
Oleh sebab itu, standart hidup kita bukanlagi hukum-hukum keagamaan, tetapi Kristuslah yang menjadi hukum kita. Kristus adalah teladan hidup kita. Kita yang percaya kepada Kristus, telah menjadi milik-Nya. Perhatikan “hidupmu itu bukan milikmu, tetapi milik Kristus”. Konsekuensinya adalah kita tidak bisa memakai dengan sembarang hidup kita. Kita tidak bisa memakai untuk kesenangan kita, tetapi semuanya ada dalam control dan pimpinan Allah. Hidup kita akan bergerak menurut pimpinan Roh Kudus.
Kesimpulan
Sudahkah kita hidup di dalam Roh? Sudahkah kita berjalan bersama Roh Kudus?? Sudahkah kita memiliki kemerdekaan sejati? Sudahkah kita memiliki kasih yang sejati? Sudahkah kita menjadi milik Kristus yang sejati? Mari berilah dirimu dengan sukarela untuk dipimpin oleh Roh, maka engkau tidak akan hidup menurut cara hidupmu yang lama. Siapa yang mau dengan rela memberi diri untuk dipimpin oleh Roh Kudus boleh angkat tangannya.
Posting Komentar untuk "Khotbah Kristen: Live in the Spirit (Gal. 5:16-18)"