Khotbah Kristen: Melampaui Harapan Luk. 24:13-35
Pada saat Yesus menampakkan diri di jalan ke Emaus ada dua orang murid yang awalnya mereka berharap Yesuslah yang akan menjadi pemimpin Israel untuk menaklukkan kekuasaan kekaisaran Romawi. Tetapi harapan mereka sirna, dikarenakan Yesus yang dielu-elukan menjadi Raja Israel telah mati. Akhirnya mereka kecewa, mereka putus asa dan hilang harapan, bahkan mereka merasa sedih yang tak berujung. Tiga hari setelah Yesus mati, mereka masih memikirkan harapan yang tidak menjadi kenyataan, mereka begitu patah hati, sebab harapan satu-satunya telah mati.
Sama halnya dengan kita, terkadang apa yang kita harapkan tidak sesuai dengan kenyataan, justru apa yang tidak kita harapkan terjadi dalam kehidupan kita. Harapan yang tidak terjadi, biasanya akan berujung pada kesediahan, kekecewaan, keputusasaan, dan juga kegalauan, bahkan tidak sedikit dari kita stress yang berujung pada depresi. Namun kebenaran Firman Tuhan mengingatkan kita sesungguhnya Yesus hendak memberikan melampaui harapan kita. Ingat apabila harapan kita tidak sesuai dengan kenyataan, sebenarnya Tuhan sedang menyediakan masa depan yang jauh melebihi harapan-harapan kita. Oleh sebab itu yang menjadi pertanyaannya adalah Apa yang harus kita lakukan untuk mengerti bahwa rencana Tuhan melampaui harapan kita?
1. Berbicara dengan Yesus (ay. 13-18)
Pada hari ketiga setelah kematian Yesus, kedua murid-murid Yesus sedang pergi ke sebuah kampung yang bernama Emaus yang letaknya kira-kira 7 mil dari Yerusalem (sekirar 11 km). Kedua murid itu, bercakap-cakap tentang segala sesuatu yang telah terjadi dalam beberapa hari itu. Mereka bercakap-cakap tentang berita yang sedang hot/panas di kalangan orang Yahudi, sebab Yesus yang dielu-elukan di Yerusalem: “Diberkatilah Dia yang datang sebagai Raja dalam nama Tuhan, damai sejahtera di sorga dan kemuliaan di tempat yang mahatinggi” (Luk. 19:38; bnd. Mrk. 11:1-10; Mat. 21:9; Yoh. 12:12-15), telah mati di atas kayu salib. Ada indikasi bahwa mereka hendak mengundurkan diri dari kelompok para rasul. Kedua murid ini pergi dari kelompok para rasul, karena kecewa dan pustus asa. Mereka menyingkir sebagai golongan orang-orang yang patah hati. Harapan mereka telah hancur, untuk menjadikan Yesus sebagai Raja Israel yang akan membebaskan mereka dari kekuasaan Roma.
Dalam percakapan dan bertukar pikiran mereka meluapkan semua kekecewaan, amarah, kegundahan dan kesedihan sepanjang perjalanan ke Emaus. Tiba-tiba datanglah Yesus mendekati mereka dan berjalan bersama-sama dengan mereka. Tetapi ada sesuatu yang menghalangi mata mereka, sehingga mereka tidak dapat mengenal Yesus.
Pada saat Yesus bertanya kepada mereka: “Asyik benar kalian ini, Apakah yang sedang kalian bicarakan?” Akhirnya mereka berhenti, dengan wajah yang tertunduk (cemberut), tanda kesedihan terlihat di wajah mereka. Salah seorang dari kedua murid ini, yaitu Kleopas menjawab: “Mungkin hanya Bapak satu-satunya pendatang di Yerusalem yang belum tahu tentang kejadian-kejadian yang terjadi beberapa hari terakhir ini. Lalu Dia bertanya lagi, “Tentang apakah itu”. Pertanyaan Yesus ini bukan berarti bahwa Yesus tidak mengerti dan mengetahui apa-apa, tentang peristiwa yang terjadi. Yesus tahu setiap detail peristiwa-peristiwa yang terjadi di Yerusalem, sebab Dialah Sang Creatornya. Di sini Yesus hendak menunjukkan bahwa Ia peduli kepada orang-orang yang mengalami kekecewaan dan putus asa. Yesus mau orang tersebut menceritakan segala sesuatunya kepada Dia.
Tuhan itu dekat kepada orang-orang yang remuk hati dan hancur jiwanya, sebab Dia mau memberikan kehidupan yang melampaui segala sesuatu, kuncinya kita ngomong sama Tuhan. Apabila berat bebanmu, pedih hatimu datanglah kepada Tuhan, maka dia akan memberikan ketenangan. Engkau yang kecewa Tuhan berikan sukacita. Engkau yang putus asa diberikan pengharapan lebih dari yang kita inginkan.
2. Terbuka dengan Yesus (ay. 19-27)
Kedua murid ini berbicara kepada Yesus dan meluapkan segala kesedihan dan kekecewaan. Mereka merasa bahwa Yesus adalah seorang nabi yang berkuasa dalam pekerjaan dan perkataan di hadapan Allah dan di seluruh bangsa Israel. Tetapi imam-imam kepala dan pemimpin-pemimpin Yahudi telah menyerahkan Yesus untuk dihukum mati dan disalibkan. Mereka luapkan seluruh kekecewaan mereka terhadap imam-iman dan pemimpin-pemimpin mereka. Sebab mereka mengharapkan bahwa Yesuslah yang datang sebagai Mesias untuk membebaskan bangsa Israel. Tetapi, justru imam-imam dan pemimpin-pemimpin merekalah yang membunuh Yesus.
Selain itu, ia juga meluapkan seluruh keraguannya terhadap berita yang disampaikan para perempuan yang saat itu menengok kubur Yesus. Berita tersebut adalah berita tentang Yesus yang bangkit dari antara orang mati. Setalah mereka menceritakan semua yang mereka alami dari kekecewaan sampai pada keraguan bahwa Yesus telah hidup. Maka Yesus menegur: “Hai kamu orang bodoh, betapa lambannya hatimu, sehingga kamu tidak percaya segala sesuatu, yang telah dikatakan para nabi! Bukankah Mesias harus menderita semuanya itu untuk masuk ke dalam kemuliaan-Nya?” Lalu Yesus secara detail membuka pikiran mereka dan menjelaskan/menterjemahkan kitab suci dengan sederhana/menjelaskan makna sesungguhnya kepada mereka tentang apa yang tertulis tentang diri-Nya dalam seluruh kitab suci, mulai dari kitab-kitab Musa sampai pada kitab nabi-nabi.
Sama seperti murid-murid yang kecewa dan akhirnya berujung pada keraguan akan rencana Allah, demikian pula kita terkadang kecewa yang berujung pada ketidakpercayaan pada karya Tuhan dalam hidup kita. Kadang rasa kecewa dan keraguan itulah yang menghalangi kita untuk melihat karya Tuhan yang melampaui segala akal. Bahkan melampaui harapan yang saat ini kita impikan. Tetapi pada saat kita terbuka dihadapan Tuhan, maka Tuhan akan menegur kita dan mengajar kita untuk mengerti rencana Tuhan dan kehendak-Nya dalam kehidupan kita.
3. Berikan waktu lebih banyak bersama Yesus (ay. 28-35)
Pada saat murid-murid dan Yesus mendekati kampung yang mereka tuju, lalu Yesus berbuat seolah-olah hendak meneruskan perjalanan-Nya. Tetapi kedua murid ini mendesak/ menahan Yesus untuk tinggal bersama-sama dengan mereka, sebab hari telah menjelang malam dan matahari hampir terbenam. Pada saat itu kedua murid ini sengaja memberikan waktu lebih untuk bersama dengan Yesus. Dan ketika mereka duduk makan bersama, Yesus mengambil roti, mengucapkan berkat lalu memecah-mecahkannya dan memberikan kepada kedua murid tersebut. Ketika itu terbukalah mata kedua murid tersebut dan mereka mengenal Yesus, tetapi Yesus lenyap atau menghilang dari tengah-tengah mereka.
Ketika murid-murid memberikan waktu lebih untuk bersama dengan Yesus dan bahkan menahan Yesus untuk tidak pergi. Disitulah Tuhan bawa mereka untuk mengingat peristiwa-peristiwa di masa lampau, yang membuat kedua murid itu sadar bahwa orang tersebut adalah Yesus/ Mesias yang menebus dosa-dosa meraka, Mesias yang membebaskan mereka dari kuasa dosa, dan memberikan jaminan yang pasti tentang kerajaan Sorga. Mereka sadar bahwa apa yang diharapkan selama ini justru melampaui harapan mereka. Mereka berharap Mesias yang menaklukkan kekaisaran Roma, tetapi Allah memberikan Mesias yang sanggup melepaskan mereka dari kuasa dosa. sungguh mulia karya Tuhan.
Berilah waktu lebih banyak bersama dengan Tuhan dan Tuhan akan membawa kita untuk mengingat karya Tuhan yang terjadi dalam kehidupan kita, di mana hal tersebut akan membawa kita pada pengenalan akan Tuhan secara mendalam. Kita akan tahu persis siapa Tuhan yang berkarya dalam kehidupan kita. Semakin kita berikan waktu bersama dengan Tuhan, maka hasilnya adalah “pengenalan akan Tuhan” (ay. 31);
Lebih dari itu, pada saat kita curhat dengan Yesus, kita terbuka dengan Yesus dan kita berikan waktu lebih untuk bersama dengan Yesus, maka akan timbul gairah, “hati yang berkobar-kobar” (ay. 32), bahkan semangat yang baru untuk menceritakan apa yang telah kita alami bersama dengan Tuhan (ay. 33-35).
Kesimpulan
Mungkin hari ini saudara datang dengan membawa perasaan kecewa, sakit hati, putus asa bahkan kebingungan yang mengakibatkan keraguan tentang iman kepada Yesus. Saat ini engkau datang curhatlah dengan Tuhan, bukalah hatimu dihadapan-Nya dan berikanlah waktu lebih untuk tinggal bersama dengan Dia, maka Tuhan akan pulihakan dan ubah ratapan saudara menjadi tari-tarian. Dukacitamu akan diubahkan menjadi sukacita yang luar biasa. Sebab masa depan sungguh ada dan harapanmu tidak akan pernah hilang. Dia Allah yang akan memberikan melampaui harapan-harapan kita.
Posting Komentar untuk " Khotbah Kristen: Melampaui Harapan Luk. 24:13-35"