Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Khotbah Penginjilan: Belas Kasihan Tuhan Yesus (Mat. 9:36)

Di tengah situasi disruption (persoalan yang membuat aktivitas terganggu) tentu sangat mempengaruhi panggilan orang Kristen untuk menyampaikan injil Kerajaan Allah. Pandemi ini secara tidak langsung berdampak pada turunnya semangat memberitakan Injil dan memuridkan yang dilandaskan belas kasihan pada jiwa-jiwa yang terhilang.

Situasi memang tidak baik, tetapi gereja harus memandangnya sebagai tantangan, sekaligus peluang untuk menyampaikan berita Injil kepada semua orang. Gereja harus memiliki peran aktif mengabarkan Injil dan memuridkan yang dilandasi belas kasihan kepada jiwa-jiwa. Yesus memberikan pelajaran kepada orang Kristen untuk memandang situasi disruption ini dari sudut pandang belas kasihan kepada jiwa-jiwa (Mat. 9:36).

Belas kasihan adalah perasaan simpati yang dalam. Belas kasihan ini adalah pendorong atau penggerak seseorang untuk menyampaikan kebenaran Injil kepada orang lain. Dalam perikop ini menceritakan Yesus yang telah melewati semua kota dan desa di Israel. Di situ Yesus mengajar dalam rumah-rumah ibadah, memberitakan Injil Kerajaan Allah (berkhotbah tentang Injil Kerajaan Allah), dan juga meleyapkan segala penyakit dan kelemahan. Pelayanan kesembuhan ini bertujuan untuk menunjukkan Pribadi-Nya yang sesungguhnya. Mujizat-mujizat dari pelayanan Yesus ini sangat menarik banyak orang. Tetapi, saat Yesus mengamati orang banyak itu, hati Yesus timbul belas kasihan terhadap orang banyak.

Kata “melihat” dalam ayat tersebut memiliki pengertian “mengetahui atau menyadari sesuatu tahu (Luk. 2:26); “mengenal seseorang yang secara pribadi mengenal (Luk. 9:9). Penglihatan Yesus menunjukkan bahwa Yesus sangat mengetahui keadaan orang-orang yang dilayani. Yesus ikut merasakan apa yang sedang mereka alami. Yesus menyadari bahwa mereka butuh bimbingan dan arahan. Oleh sebab itu, “tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan kepada mereka..”.

Mungkin kita sudah banyak berkeliling ke daerah sekitar rumah kita, daerah kita, kota kita. Mungkin kita sudah memperhatikan dan melihat keadaan dan situasi yang ada. Namun yang menjadi pertanyaanya sudahkah saudara melihat lingkungan sekitarmu dengan sudut pandang belas kasihan Tuhan? Atau saudara hanya diam dan seolah-olah tidak tahu dan masa bodoh akan keadaan sekitarmu?

Mari lihatlah sekeliling kita dengan sudut pandang belas kasihan Tuhan. Mengapa kita harus melihat dari sudut pandang belas kasihan Tuhan?

1.      Banyak orang Lelah (ay. 36)

Yesus memberikan alasan bahwa banyak orang mengalami “lelah”. Kata “lelah” dalam terjemahan Bahasa Indonesia Masa Kini “kebingungan”; NAS memberikan terjemahan “tertekan”; NIV memberikan terjemahan “diganggu”. Pengertian ini menunjukkan bahwa orang banyak yang dilayani oleh Yesus mengalami tekanan dan gangguan yang begitu berat yang membuat mereka semua bingung dan tidak tahu arah tujuan.

Persoalan ini muncul dikarenakan mereka difitnah oleh para pemuka agama. Mereka hanya dituntut untuk melakukan hukum-hukum tanpa mengajar serta memberikan teladan dengan benar. Tuntutan-tuntutan hukum adat istiadat yang ditetapkan oleh pemuka-pemuka agama membuat mereka tertekan dan kebingungan. Aturan-aturan ini sebenarnya baik, tetapi tidak bisa membuat seseorang menjadi utuh dan asli (otentik). Aturan-aturan ini sebenarnya hanya membuat seseorang menipu dirinya sendiri atau membohongi diri sendiri. Ketaatan terhadap aturan-aturan agama ini membuat beban yang begitu berat pada diri seseorang.

Hal yang sama juga terjadi di dalam gereja banyak orang mengalami kelelahan dan merasa capek. Banyak orang ke gereja hanya sebatas mengikuti aturan-aturan agama. Banyak orang berbuat baik dikarenakan aturan-aturan agama. Tuntutan-tuntutan agama ini sebenarnya membuat seseorang capek dan lelah. Usaha seperti ini hanyalah usaha untuk menipu diri sendiri.

Hanya kasih karunia Tuhan yang memberikan kita kekuatan untuk senantiasa menjaga kekudusan yang Tuhan sudah anugerahkan. Hanya kasih karunia Tuhanlah memberikan kita kekuatan untuk berbuat baik. Pada saat kita hidup dalam kasih karunia seperti ini, maka saudara akan mengerti dan memandang sekelilingmu dari sudut pandang belas kasihan Tuhan. Orang di sekitarmu juga sedang lelah. Mereka butuh belas kasihan Tuhan Yesus.

2.      Banyak orang Terlantar (ay. 36)

Yesus memberikan juga alasan kedua untuk kita melihat sekeliling kita dari sudut pandang belas kasihan Tuhan, yakni banyak orang sedang terlantar. Yesus melihat banyak orang terlantar, terbaring di tanah, terbaring tak berdaya; secara kiasan berkecil hati, bersedih hati. Ketidakberdayaan mereka dikarenakan mereka tidak memiliki pembimbing spiritual. Para pemimpin agama, yang seharusnya menjadi gembala yang mengarahkan, membimbing dan membina, tetapi bukanya membimbing malah membiarkan dan mengabaikan jiwa-jiwa. Perhatikan saudara “terlantar” menunjukkan bahwa mereka sedang tidak mengetahui arah tujuan. Terlantar artinya mereka sedang tidak memiliki harapan, putus asa, dan tidak bisa mengambil keputusan sendiri.

Menurut bapak ibu, di gereja banyak tidak orang terlantar? Banyak sekali. Hal ini dikarenakan banyak mimbar gereja tidak menyampaikan ajaran yang berpusat pada Injil Kristus. Akibatnya ajaran tersebut tidak memiliki kuasa untuk mentransformasi hidup manusia. Manusia hanya hidup sebatas beragama, tanpa hidup baru di dalam Kristus. Ajaran ini akhirnya hanya sebuah pesan kosong yang tidak menghasilkan dampak bagi kehidupan seseorang. Makanya jangan heran ada banyak umat tersesat di dalam gereja, tersesat dalam pertumbuhan bahkan tersesat dalam pelayanan.

“Tindakanmu mencerminkan pengetahuanmu”; Ketika saudara mengenal Tuhan dengan sungguh, saudara akan tahu bagaiman saudara harus bersikap dan bertindak. Apabila saudara tidak kenal Tuhan, saudara tidak akan pernah mengalami pertumbuhan rohani. Ini yang menyebabkan saudara terlantar di gereja.

Apalagi ketika saudara melihat orang di lingkungan saudara, banyak sekali orang yang terlantar. Tidak punya harapan, tidak punya masa depan, putus asa, kecewa, terpuruk, dan hancur. Pandanglah mereka dengan belas kasihan Tuhan dan beritakanlah bertita belas kasih Tuhan yang menyelamatkan jiwa mereka.   

Kesimpulan

Menanggapi kondisi “lelah dan tidak berdaya” yang di alami oleh banyak orang tugas saudara adalah memberitakan Tuhan. Solusi dari seorang yang sedang lelah, tak berdaya dan yang terbelenggu oleh kuasa dosa bukanlah dengan berusaha berbuat baik, tetapi solusinya adalah percaya kepada Yesus Kristus dan menyerahkan hidup sepenuhnya kepada Dia. Sebab hanya kasih karunia Tuhan yang sanggup mengubah hidup seseorang. 

Posting Komentar untuk "Khotbah Penginjilan: Belas Kasihan Tuhan Yesus (Mat. 9:36)"