Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Renungan Kristen: Buah dari Ketaatan (1 Taw. 2:1-55)

Setelah mengingatkan bangsa Israel tentang asal-usul mereka, penulis Tawarikh menjabarkan suku-suku Israel secara panjang-lebar (1 Taw. 2:1-9:1). Penulis menempatkan Yehuda di urutan pertama karena Daud berada dalam garis keturunan ini dan karena Ruben telah kehilangan hak sulungnya (1 Taw. 5:1-2). Penulis Tawarikh mengajak para pembacanya untuk menegakkan takhta Daud.

Silsilah Yehuda dimulai dengan anak-anak Yehuda (1 Taw. 2:3-9) yang dikelompokkan menurut ibu-ibu mereka. Er dan Onan mati karena berbuat jahat di hadapan Tuhan (1 Taw. 2:3; Kej. 38:7-10). Ahar, keturunan Karmi dan Zerah (Yos. 7:1), mati karena tidak setia. Sebaliknya, keturunan Peres beranak-cucu dan diberkati sebagai tanda Allah berkenan pada kesetiaan dan ketaatan mereka. Tidak ada cacat yang dicatat pada garis keturunan ini karena nantinya akan menuju kepada Daud, raja agung Israel.

Keturunan Ram lalu dijabarkan (1 Taw. 2:10-17). Fokusnya adalah pada silsilah dinasti Daud, bukan pada urutan kelahiran. Isai, ayah Daud, adalah keturunan Ram. Kemudian, keturunan Kaleb dijabarkan (1 Taw. 2:18-24. Kaleb adalah nenek moyang Bezaleel (1 Taw. 2:20) yang mengawasi pembangunan Kemah Suci (Kel. 31:1-5). Penulis Tawarikh melihat hubungan yang sangat erat antara takhta Daud dengan ibadah Bait Allah.

Kemudian anak-anak Yerahmeel didaftarkan (1 Taw. 2:25-33, 34-41). Elisama menjadi fokus perhatian (1 Taw. 2:41) karena leluhurnya adalah seorang Mesir (1 Taw. 2:34). Apakah dia dan keturunannya juga bagian umat Allah? Penulis Tawarikh menunjukkan bahwa ia dan keturunannya sah sebagai bangsa Israel yang bersaudara dekat dengan dinasti Daud. Keturunan Kaleb untuk kedua kalinya dicatat (1 Taw. 2:42-55). Ada 2 penekanan di sini: Pertama, Penyebutan Zif, Maresa, dan Hebron, wilayah-wilayah di luar komunitas pascapembuangan, memberikan harapan pemulihan wilayah bangsa Israel. Kedua, penyebutan keturunan gundik (1 Taw. 2:46,48) dan keturunan Keni, orang non-Israel yang masuk ke suku Yehuda, meyakinkan bahwa mereka pun termasuk umat Allah yang dihormati setelah masa pembuangan.

Penulis 1 Tawarikh hendak menjelaskan bahwa ketaatan selalu membuahkan hasil yang baik. Berkat Allah dicurahkan bagi mereka yang hidup dalam ketaatan. Alkitab selalu mencatat bahwa ketaatan pasti mendatangkan berkat. Oleh sebab itu, sebagai orang percaya, kita harus taat kepada kehendak Allah, sehingga setiap janji-Nya boleh digenapi di dalam kehidupan kita. Dalam ketaatan, kita akan diberkati Allah dan menjalani proses penyempurnaan dalam kehendak-Nya.

“Ketaatan selalu mendatangkan berkat, tetapi ketidaktaatan akan mendatangkan laknat”

Doa: Tuhan tolong aku untuk tetap hidup dalam ketaatan, sehingga hidup kami terus memuliakan nama-Mu. Amin!

Posting Komentar untuk "Renungan Kristen: Buah dari Ketaatan (1 Taw. 2:1-55)"