Bahan Khotbah Kristen | Berdoa di Tengah Situasi yang Sulit
ITB 1 Peter 4:7 Kesudahan segala sesuatu sudah dekat. Karena itu kuasailah dirimu dan jadilah tenang, supaya kamu dapat berdoa.
Alkitab mengatakan bahwa: “kesudahan segala sesuatu
sudah dekat…” (ay. 7), di mana ayat ini menunjuk pada akhir kehidupan di
dunia sudah makin dekat. Perang Rusia dan Ukraina belum selesai, namun berita
muncul dari Kantor Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Eropa pekan lalu mengatakan
bahwa gelombang panas yang membakar Eropa telah menyebabkan lebih dari 1.700
kematian di semenanjung Iberia. Gelombang panas ini disebabkan oleh perubahan
iklim yang terjadi di daerah Eropa.
Keadaan bumi bukan semakin membaik, tetapi semakin
memburuk. Demikian pula keadaan manusia yang semakin hari semakin jahat.
Manusia telah lenyap oleh segala hawa nafsu yang menguasainya. Kehidupan seks
yang disebut sebagai LGBTQ+ adalah singkatan dari lesbian, gay, biseksual,
transgender, queer, dan lain-lain. Tanda "plus" mewakili identitas seksual
lainnya termasuk panseksual dan Two-Spirit. Hal ini menunjukkan betapa
bobroknya kehidupan manusia di bumi. Hal ini belum termasuk dosa-dosa yang
lain. Anak membunuh orang tua, karena tidak diberikan uang jajan sebesar 20.000.
Kasus-kasus pelecehan seksual merajalela di daerah Indonesia. Ada bahkan kasus bullying
terhadap bocah 11 tahun di Tasikmalaya yang dipaksa menyetubuhi kucing terus
mendapat sorotan dan masih banyak lagi kasus-kasus serupa yang terjadi di dunia
ini.
Keadaan dan situasi dunia ini seharusnya menyadarkan setiap kita orang percaya bahwa kesudahan segala sesuatu sudah dekat. Kenyataan bahwa dunia tidak semakin baik, justru makin buruk meyadarkan Petrus untuk memberikan beberapa nasihat kepada orang Kristen. Salah satu nasihat Petrus adalah menuntut komitmen orang Kristen untuk bertekun/giat berdoa kepada Allah setiap hari. Petrus menasihatkan ini kepada jemaat yang dilayani, karena Petrus sendiri telah hidup di dalam persekutuan dengan Allah melalui doa. Kisah Para Rasul 10:9 mencatat: “Keesokan harinya ketika ketiga orang itu berada dalam perjalanan dan sudah dekat kota Yope, kira-kira pukul dua belas tengah hari, naiklah Petrus ke atas rumah untuk berdoa”. Frase “naiklah Petrus ke atas rumah untuk berdoa..” menunjukkan bahwa orang Kristen PB adalah orang yang bertekun dalam banyak doa. Mereka menyadari bahwa kerajaan Allah tidak dapat terwujud dengan kuasa penuh hanya dengan doa beberapa menit sehari (Kis 1:14; 2:42; 3:1; 6:4; Ef 6:18; Kol 4:2).
Bandingkan dengan kehidupan Orang Yahudi yang saleh
berdoa dua sampai tiga kali setiap hari (Mazm 55:18; Dan 6:11). Para pengikut
Kristus, khususnya para rasul (Kis 6:4), biasa berdoa dengan kekhusukan yang
sama. Petrus dan Yohanes memasuki bait Allah “ketika tiba waktunya berdoa” (Kis
3:1); sedangkan Paulus dan Lukas melakukan hal yang sama (Kis 16:16). Petrus
biasa berdoa pada pukul dua belas tengah hari. Alkitab dengan jelas mendorong
orang percaya untuk bertekun dengan setia dalam doa (Rm. 12:12), berdoa selalu
(Luk 18:1), tetap berdoa (1 Tes 5:17), berdoa di mana-mana (1 Tim 2:8), berdoa
setiap waktu untuk bermacam-macam permohonan (Ef. 6:18), bertekun dalam doa
(Kol 4:2) dan berdoa dengan kuasa (Yak 5:16). Semua nasihat ini menunjukkan
bahwa tidak mungkin ada kuasa Kerajaan Allah dalam peperangan terhadap dosa,
Iblis dan dunia, atau kemenangan dalam usaha untuk memenangkan yang hilang
tanpa banyak berdoa setiap hari.
Apa yang harus kita lakukan supaya kita
dapat berdoa dengan giat/tekun kepada Allah??
1. Kuasailah
diri (ay. 7)
Kata “kuasailah diri” ini diambil dari kata soproneo
yang berarti menjadi sehat pikiran atau berkaitan dengan kesehatan mental yakni
menjadi waras, berpikir lurus. Kata ini juga berkaitan dengan kecerdasan
intelektual yakni menggunakan akal sehat. Jadi Petrus dalam ayat ini hendak
memberikan perintah kepada jemaat Tuhan untuk memiliki cara hidup yang terukur
dan teratur dengan memiliki kesadaran secara mental, sehingga dapat
mengendalikan diri dalam segala situasi dan keadaan apapun. Bisa dikatakan ini
sebagai sikap waspada, di mana seseorang mampu membaca situasi dan keadaan yang
berkembang di dunia ini.
Kata ini juga mengacu pada seseorang yang memiliki
pemahaman tentang hal-hal praktis dan dengan demikian dapat bertindak dengan
bijaksana - 'memiliki penilaian yang baik, menjadi bijaksana. Kemampuan inilah
yang menyadarkan setiap orang percaya untuk giat berdoa. Tanpa memiliki
kesadaran dalam membaca keadaan dunia yang berkembang seseorang akan terbuai
dengan kenyamanan sehingga membuat orang tersebut enggan untuk berdoa kepada
Allah.
2. Jadilah
tenang (ay. 7)
Sementara kata “jadilah tenang” dalam ayat ini
menunjuk pada pengendalian pikiran sehingga seseorang dapat menjadi tenang
dalam pikiran. Jadilah tenang ini juga mengacu pada seseorang yang dapat
berpikir jernih. Kedua kata “kuasailah diri” dan “jadilah tenang” memiliki
hubungan yang sangat erat. Sebab apabila seseorang tidak dapat menguasai
dirinya, maka orang tersebut tidak dapat menjadi tenang. Dan apabila seseorang
tidak dapat melakukan kedua hal tersebut maka orang tersebut tidak dapat berdoa
dengan giat kepada Allah. Petrus memberikan kedua perintah ini supaya orang
Kristen senantiasa bertekun di dalam doa. Giat dalam berdoa kepada Allah setiap
hari adalah ciri orang Kristen sejati. Jadi kehidupan orang Kristen harusnya
diwarnai dengan kehidupan doa setiap hari. Kekristenan kita akan dipertanyakan
apabila kita tidak banyak berdoa
Kesimpulan
Tuhan Yesus pernah berharap agar murid-murid-Nya
berjaga-jaga dan berdoa selama “satu jam” (Mat 26:38-41) dan urgensi doa ini
menuntut setiap orang percaya meluangkan setiap hari sekurang-kurangnya satu
jam untuk berdoa dan mempelajari Firman Allah untuk memperluas kerajaan Allah
di atas muka bumi ini dan segala yang terlibat dalamnya untuk kita (Mat
6:10,33). Situasi dan keadaan dunia ini harusnya menyadarkan setiap orang
percaya untuk bertekun dalam doa.
Posting Komentar untuk "Bahan Khotbah Kristen | Berdoa di Tengah Situasi yang Sulit"