Bahan Khotbah Kristen | Diangkat Sebagai Anak Allah
Gal. 4:1-7
1Yang
dimaksud ialah: selama seorang ahli waris belum akil balig, sedikitpun ia tidak
berbeda dengan seorang hamba, sungguhpun ia adalah tuan dari segala sesuatu; 2tetapi
ia berada di bawah perwalian dan pengawasan sampai pada saat yang telah
ditentukan oleh bapanya. 3Demikian pula kita: selama kita belum akil
balig, kita takluk juga kepada roh-roh dunia. 4Tetapi setelah genap
waktunya, maka Allah mengutus Anak-Nya, yang lahir dari seorang perempuan dan
takluk kepada hukum Taurat. 5Ia diutus untuk menebus mereka,
yang takluk kepada hukum Taurat, supaya kita diterima menjadi anak. 6Dan
karena kamu adalah anak, maka Allah telah
menyuruh Roh Anak-Nya ke dalam hati kita, yang berseru: "ya Abba, ya
Bapa!" 7Jadi kamu bukan lagi hamba, melainkan anak; jikalau
kamu anak, maka kamu juga adalah ahli-ahli waris, oleh Allah.
Pendahuluan
Masih banyak orang
Kristen di Indonesia yang memercayai kekuatan lain di luar Allah, misalnya
kekuatan roh-roh tertentu atau berupa benda yang sering disebut jimat. Kekuatan
ini dipuja sedemikian rupa sehingga diadakan ritual-ritual khusus dengan
sesajen yang dijadikan persembahan. Dan itu dilakukan sebagai upaya untuk
mencari keselamatan, terutama selama hidup. Dalam suratnya, Paulus
menyebut jemaat Galatia telah berlaku bodoh (Gal. 3:1). Mengapa demikian?
Sebelum kedatangan Kristus, setiap orang berusaha mencari keselamatan dengan
usahanya sendiri. Orang Yahudi, meski mereka merupakan anak perjanjian (Gal.
3:29), tetapi tampak tidak ada bedanya dengan hamba, karena mereka masih hidup
dalam perwalian dan pengawasan hukum Taurat (Gal. 4:1,2). Sedangkan orang
Galatia sendiri hidup menghambakan diri pada roh-roh dunia yang lemah dan
miskin. Mereka memelihara atau merayakan hari-hari tertentu atau waktu-waktu
tertentu lain supaya selamat di dalam hidupnya (Gal. 4:9,10). Padahal Paulus
pernah memberitakan kabar baik kepada mereka dengan gambaran yang sangat jelas
(Gal. 3:1). Berita itu adalah bahwa kedatangan Yesus ke dunia adalah untuk
membebaskan mereka dari semua tuan yang selama itu membelenggu mereka (Gal.
3:25-29). Sekalipun demikian, Paulus khawatir dengan kondisi orang-orang di
Galatia (Gal. 4:11), karena mereka telah menerima ajaran lain yang tampaknya
seperti injil, tetapi bukanlah injil (Gal. 1:6). Akibatnya mereka kembali
menghambakan diri kepada roh-roh dunia.
Berita Injil itu adalah berita penebusan yang dilakukan oleh Kristus, dengan tujuan kita diterima menjadi anak Allah. Dahulu yang hidup kita telah diperbudak oleh roh-roh dunia, sekarang kita telah ditebus untuk menjadi anak Allah. Status yang dahulu “hamba dosa”, sekarang dijadikan “anak Allah”. Status yang dahulu “hina”, sekarang dijadikan “mulia”. Bukan hanya itu saja, setelah status kita diubah menjadi anak Allah, maka Allah memberikan hak istimewa kepada setiap kita orang percaya.
Apa hak istimewa seorang
yang diangkat menjadi anak Allah?
1.
Mendapat Hak untuk Memanggil Allah
sebagai Bapa (ay. 6)
6Dan
karena kamu adalah anak, maka Allah telah
menyuruh Roh Anak-Nya ke dalam hati kita, yang berseru: "ya Abba, ya
Bapa!"
Suatu hak istimewa bagi
kita orang percaya, jikalau boleh memanggil Allah sebagai Bapa. Sebab tidak
semua orang diberikan hak tersebut untuk memanggil Allah sebagai Bapa. Hanya
anak Allah-lah yang dapat memanggil Allah sebagai Bapa. Ayat 6 menjelaskan
bahwa Allah telah mengutus Roh Kudus ke dalam hati kita dan meneguhkan setiap
orang percaya untuk memanggil Allah "ya Abba, ya Bapa!".
Ini merupakan kasih karunia/anugerah yang begitu amat besar dalam kehidupan
orang percaya, di mana Roh Kudus meyakinkan setiap kita, bahwa kita adalah anak
dan Allah adalah Bapa kita. Istilah “Abba” adalah bahasa Aram
yang artinya "Bapa". Itulah kata yang dipakai Yesus ketika
membicarakan Bapa-Nya di sorga. Perpaduan istilah Aram "Abba"
dengan istilah Yunani untuk ayah (pater). Kata ini mengungkap kedalaman keintiman, perasaan
mendalam, kesungguhan, kehangatan, dan keyakinan, yang mengacu pada sebuah
relasi yang sangat intim, sebagaimana anak dengan bapa-nya (bd. Mr 14:36; Rom
8:15,26-27).
Dua tanda yang pasti dari
pekerjaan Roh di dalam kita adalah seruan spontan kepada Allah sebagai "Bapa"
dan ketaatan spontan kepada Yesus Kristus sebagai "Tuhan".
Karena kita sudah menjadi "anak" melalui iman kepada
Kristus, Allah mencurahkan Roh Kudus ke dalam hati kita, sehingga kita "diterima
menjadi anak yang sah" (Gal. 4:5). Oleh sebab itu, kita bisa
curhat, ngobrol dan menyampaikan segala keluh kesah kita kepada Allah, sebab
Dialah Bapa kita. Kita bisa menyampaikan apapun itu tanpa ada yang
ditutup-tutupi, sebab Dialah Bap akita. Hampiri Allah di dalam Doa-Doamu sebab
Allah merindukanmu, untuk menyampaikan segala rencana-Nya dalam kehidupan kita.
Haka tau status istimewa ini jangalah disia-siakan. Sebab tidak semua orang
diberikan karunia sebagai status anak Allah. Bangunlah kedekatan dengan Dia
sebab Dialah Bapa kita.
2.
Mendapat Hak untuk Menerima Warisan
dari Allah (ay. 7)
7Jadi
kamu bukan lagi hamba, melainkan anak; jikalau kamu anak, maka kamu juga
adalah ahli-ahli waris, oleh Allah.
Selain Hak istimewa
sebagai anak yang berhak memanggil Allah sebagai Bapa, orang percaya juga
diberikan hak istimewa sebagai ahli-ahli waris. Konsekuensi logis dari
penerimaan Allah kepada kita sebagai anak adalah dengan pemberian warisan
kepada anak. Hal inilah yang membedakan antara hamba dengan anak. Hamba tidak
akan pernah mendapat warisan, tetapi hanya anak-lah yang berhak menerima
warisan dari Bapa-nya. Warisan ini merupakan jaminan keselamatan kekal yang
dianugerahkan Allah kepada orang percaya sebagai anak-anak Allah.
Keselamatan inilah yang
dicari-cari oleh semua umat manusia di bumi ini. Allah telah memberikan jaminan
kepastian kepada orang percaya untuk memperoleh keselamatan yang kekal,
sehingga kita tidak lagi perlu mencari keselamatan hidup dengan jimat-jimat
atau melakukan ritual pada waktu-waktu tertentu. Sebab, hal tersebut berarti
kita telah menyia-nyiakan anugerah keselamatan dari Tuhan.
Sebagai anak-anak Allah yang berhak mendapat warisan Allah yakni keselamatan kekal, janganlah kita mau kembali lagi untuk diperbudak oleh dosa dan roh-roh yang ada di dunia ini. Apabila kita kembali lagi ke habitat lama kita, Paulus mengatakan bahwa kita tidak lebih dari seorang yang “bodoh”. Tetaplah percaya dan teruslah hidup dalam pimpinan Roh Kudus, supaya setiap kita menghasilkan buah Roh (Bnd. Gal. 5:21-22).
Kesimpulan
Injil itu berbicara tentang penerimaan Allah kepada manusia yang sebenarnya layak diterima. Semakin kita sadar akan keberdosaan kita, semakin kita mengerti betapa besar kasih Allah kepada kita dengan menerima kita, bukan untuk menjadi hamba, tetapi anak Allah yang berhak memanggil Dia Bapa dan berhak menerima warisan daripada-Nya. Mari kita bersama menghidupi Injil dan terus menginjili hidup. Tuhan memberkati kita semua..
Posting Komentar untuk "Bahan Khotbah Kristen | Diangkat Sebagai Anak Allah"