Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Khotbah Kristen - Saling Mendoakan (Yak. 5:13-20)

 Yak. 5:13-20

13 Kalau ada seorang di antara kamu yang menderita, baiklah ia berdoa! Kalau ada seorang yang bergembira baiklah ia menyanyi! 14 Kalau ada seorang di antara kamu yang sakit, baiklah ia memanggil para penatua jemaat, supaya mereka mendoakan dia serta mengolesnya dengan minyak dalam nama Tuhan. 15 Dan doa yang lahir dari iman akan menyelamatkan orang sakit itu dan Tuhan akan membangunkan dia; dan jika ia telah berbuat dosa, maka dosanya itu akan diampuni. 16 Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh. Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya. 17 Elia adalah manusia biasa sama seperti kita, dan ia telah bersungguh-sungguh berdoa, supaya hujan jangan turun, dan hujanpun tidak turun di bumi selama tiga tahun dan enam bulan. 18 Lalu ia berdoa pula dan langit menurunkan hujan dan bumipun mengeluarkan buahnya. 19 Saudara-saudaraku, jika ada di antara kamu yang menyimpang dari kebenaran dan ada seorang yang membuat dia berbalik, 20 ketahuilah, bahwa barangsiapa membuat orang berdosa berbalik dari jalannya yang sesat, ia akan menyelamatkan jiwa orang itu dari maut dan menutupi banyak dosa.

Salah satu pilar penting dalam persekutuan adalah doa. Sama seperti jemaat mula-mula yang terus-menerus bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa (Kis. 2:42). Frase “selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa” dalam ayat ini jelas menunjuk pada waktu dalam berdoa. Kata “selalu” memberikan makna bahwa doa merupakan kebutuhan setiap waktu akan hadirat Allah. Kita sadar bahwa Allah terus-menerus hadir dalam kehidupan kita. Di dalam doa kita dapat mengenal Allah dan kehendak-Nya. Paulus mengatakan: “bertekunlah dalam doa” (Kol. 4:2); “Tetaplah berdoa” (1 Tes. 5:17). Paulus menunjukkan bahwa ia tidak hanya berbicara tentang pentingnya doa, tetapi Paulus hidup dalam kehidupan doa. Berdoa bukan untuk dirinya sendiri, tetapi berdoa terus-menerus untuk orang lain (terkhusus jemaat Tuhan yang dilayani). Jadi, berdoa senantiasa adalah bukti kita berpegang kepada kuasa surga bagi setiap langkah kehidupan kita. Alasan-alasan inilah yang membuat doa menjadi bagian yang tidak tergantikan dalam sebuah persekutuan. Bahkan dalam persekutuan doa selalu mendapat tempat utama, yang tidak bisa dilepaskan dari kehidupan persekutuan Kristen dan kehidupan orang percaya secara individu.

Dalam Yakobus 5:13 mengatakan: “Kalau ada seorang di antara kamu yang menderita, baiklah ia berdoa!” Istilah yang dipakai Yakobus untuk kata “menderita” ini berarti “menderita, tidak beruntung, mengalami kesusahan”. Yakobus menunjukkan bahwa menderita dalam ayat ini merupakan penderitaan yang berasal dari si jahat, bukan karena dosa atau pendisiplinan Allah. Yakobus menghimbau agar orang percaya yang mengalami penderitaan yang demikian, berdoa. Matthew Henry berkata: “Saat-saat penderitaan, seharusnya menjadi saat-saat doa”. Bahkan Wesley Duewel menulis: “Si jahat gemetar ketika melihat anak Allah yang paling lemah berlutut dan berdoa”.

Berbeda halnya dengan ayat 14, di mana ada jemaat Tuhan yang mengalami sakit dalam sebuah persektuan. Yakobus dengan jelas mengatakan bahwa ada dua langkah yang harus dilakukan oleh seorang yang mengalami sakit.

Panggil Pemimpin Gereja (ay. 13-15)

Memanggil penatua atau pemimpin jemaat untuk mendoakan menunjukkan inisiatif bahwa orang sakit tersebut merindukan kesembuhan dari Tuhan. Para penatua atau pemimpin jemaat tersebut dihimbau untuk mengoleskan minyak dalam nama Tuhan serta berdoa dengan penuh iman/kepercayaan. Perhatikan bahwa tanggung jawab para penatua atau pemimpin jemaat ialah memanjatkan doa dengan penuh iman. Sementara mengolesi minyak ini merupakan symbol dari kerja kuasa Roh Kudus. Artinya, selain penatua atau pemimpin jemaat berdoa dengan penuh keyakinan/iman, pemimpin jemaat perlu berserah penuh pada kuasa dan kehendak dari Allah Roh Kudus.

Frasa “..jika ia telah berbuat dosa” menunjukkan bahwa penyakit mungkin disebabkan oleh karena dosa (Yak 5:16). Oleh karena itu, apabila terjadi penyakit, orang itu harus memeriksa dirinya di hadapan Tuhan dalam doa untuk mengetahui apakah penyakitnya itu disebabkan oleh dosa pribadi. Kata “jika” menjelaskan bahwa penyakit tidak selalu disebabkan oleh dosa pribadi.

Berdoa bagi orang yang sedang mengalami sakit adalah satu kewajiban bagi kita, terkhusus bagi penatua jemaat/pemimpin gereja. Bahkan bukan hanya berkaitan dengan sakit penyakit, tetapi juga persoalan-persoalan dan kesulitan yang lain. Saling mendoakan adalah ciri persekutuan yang sehat

Jujur dan Terbuka (ay. 16-20)

Jujur dan terbuka merupakan awal dari kesembuhan, baik fisik maupun rohani. Tanpa kejujuran dan keterbukaan tidak mungkin kita mengalami kesembuhan dan pemulihan yang dari pada Tuhan. Frasa “saling mengaku dosa  …  saling mendoakan  …  sembuh” menunjukkan suatu alasan yang sangat penting mengapa kesembuhan sering kali tidak ada dalam masyarakat Kristen. Dosa harus diakui kepada orang lain dan doa yang sungguh-sungguh bagi satu sama lain harus dipanjatkan kepada Allah. Dosa dalam gereja menghalangi doa orang percaya serta merintangi kuasa penyembuhan Allah dinyatakan dalam jemaat.

Namun pengakuan dosa tanpa pertobatan itu juga akan sia-sia. Mungkin kita mengakui dosa, tetapi tidak benar-benar menyesali dosa itu sendiri, maka sakit itu tidak akan pernah hilang, bahkan akan lebih parah dari yang sebelumnya. Pengakuan ini harus meliputi perubahan batiniah dan bukan hanya perubahan pikiran, sehingga menghasilkan sikap dan perilaku yang berubah. Dengan demikian, doa yang kita panjatkan dengan penuh iman akan efektif di hadapan Tuhan.

Frase ini juga menunjukkan adanya keterbukaan antara seorang yang mengkau dosa dan yang mendoakan. Bukan berarti orang yang mendoakan adalah orang yang tidak pernah berbuat dosa. Keduanya adalah pendosa, namun keduanya dihadapan Tuhan memohon belas kasihan dan pengampunan dari pada-Nya. Jadi pemulihan terjadi apabila ada keterbukaan dan kejujuran dalam diri orang percaya.

Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya. Bukan berarti orang benar yang berdoa dalam ayat ini adalah orang yang tidak pernah berbuat dosa, tetapi orang benar disini adalah orang yang telah dibenarkan oleh darah Kristus dan akhirnya hidup dalam kebenaran yang sesuai dengan kehendak Allah. Jadi pembenaran dari Allahlah yang mentransformasi seseorang untuk hidup benar, sehingga setiap doa yang dipanjatkan kepada Tuhan dijawab oleh Tuhan.

Gereja harus menjadi rumah untuk semua orang, sehingga mereka boleh datang dengan bebas dan terbuka akan kehidupannya, sehingga pada akhirnya mereka mengalami kesembuhan yang dari pada Tuhan.

Posting Komentar untuk "Khotbah Kristen - Saling Mendoakan (Yak. 5:13-20)"