Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pengenalan Pada Kitab Taurat

Kelima kitab Taurat merupakan dasar bagi Alkitab secara keseluruhan dan tergolong salah satu bagian terpenting di dalam Firman Tuhan. Sebagaimana pengetahuan terhadap keempat Injil sangatlah penting untuk mengerti keseluruhan isi Perjanjian Baru, demikian pula isi Pentateukh itu sangat penting untuk memahami bagian lain dari Perjanjian Lama dan sebetulnya untuk memahami seluruh isi Alkitab.

Lima kitab pertama dalam Alkitab pada umumnya dikenal dengan nama “Pentateukh”, sebuah kata yang berasal dari kata Yunani, penta (lima) dan teuchos (sebuah wadah untuk membawa gulungan-gulungan papirus, tetapi kemudian kata ini digunakan untuk gulungan naskah itu sendiri). Kitab yang terdiri dari lima jilid ini sesuai dengan gambaran orang Yahudi mengenai “lima perlima dari Hukum Taurat” yang terdapat di dalam Talmud.1 Pembagian tulisan-tulisan Musa ini menjadi lima kitab terpisah mungkin dilakukan karena pertimbangan praktis. Tidak ada gulungan kitab yang dapat memuat semua perkataan itu, sebaliknya kelima gulungan kulit dapat ditangani dengan cukup mudah. Penjelasan semacam ini juga cocok untuk pembagian Kitab Mazmur menajdi lima bagian, sebab ke-150 nyanyian pujian yang terpisah itupun mengambil terlalu banyak tempat.

Alkitab sendiri menyebut tulisan-tulisan Musa sebagai “Kitab Taurat” (Yos. 1:8; 8:34), “Kitab Hukum Musa” (Yos. 8:31; 23:6; 2 Raj. 14:6), “Hukum Musa” (1 Raj. 2:3),

“Kitab Musa” (Ezr. 6:18; Neh. 13:1; Mrk. 12:26), “Hukum Allah” (Neh. 10:28, 29), “Hukum Tuhan” (Luk. 2:23, 24), “Hukum Taurat” (Ezr. 10:3; Luk. 10:26), atau hanya disebut “Musa” di dalam frasa “Musa dan Para Nabi” (Luk. 16:29; 24:27).

Bagi orang Yahudi, Kata “Taurat” sudah paling baik menggambarkan kelima kitab ini dalam Alkitab. Taurat tidak hanya berarti “hukum,” tetapi juga berarti “pengajaran” atau “perintah.” Kelima kitab ini berisikan pengajaran Allah akan asal-usul dunia ini, asal usul Israel dan menjelaskan bagaimana bangsa yang berdosa dapat bertemu dengan Allah yang maha kudus. Bagi orang Yahudi, Pentateukh itu berisi suatu otoritas yang nampaknya tidak tertandingi oleh kitab-kitab lain di dalam Perjanjian Lama (kitab Nabi-nabi dan Tulisan- tulisan), sebagaimana halnya pengaruh Musa melebihi tokoh manapun di dalam Perjanjian Lama. Pada waktu orang Yahudi diusir dari tanah air mereka untuk tinggal dalam pembuangan, kitab Musalah yang paling sering dibaca di dalam sinagoge-sinagoge.

Pentateukh biasanya habis dibaca setiap tiga tahun, sementara kitab-kitab lain dibicarakan kurang sistematis. Alih-alih melihat Pentateukh sebagai lima kitab, alangkah lebih baik jika memandang bagian ini sebagai satu bagian yang bersatu. Dan memang inilah yang diharapkan Musa melalui tulisan-tulisannya ini. Kesatuan ini begitu ditekankan oleh John H. Sailhamer dalam tulisannya berikut ini: 

Though we often think of Pentateukh as a collection of five books, it was originally intended to be read as a single book. References to the Pentateukh within the Old Testament itself show that from the earliest times it was considered a single book. For example, subsequent Old Testament writers call the whole of the Pentateukh a “book” (2 Ch. 25:4; 35:12; Ezr. 6:18; Ne. 13:1). The New Testament also considered the Pentateukh a single book. For example, in Mark 12:26, the Pentateukh is called “the book of Moses.” The name “Pentateukh” wich means simply “five-part book,” came into use in the second century AD, apparently as a translation of the Hebrew expression “the five-fifths of the Law.” Though this Hebrew expression is known only from the later talmudic period, the division of the Pentateukh into five parts is known already by the time of Josephus (37-100 AD) and Philo (20 BC-50 AD). It is commonly held that the five-part division of the Pentateukh is as early as the Greek (Septuagint, or LXX) translation (3d century BC).2

Dari pandangan yang telah dipaparkan inilah maka dapat disimpulkan bahwa kesatuan Pentateukh menjadi hal yang diutamakan di seluruh Alkitab.

Bagaimana ringkasan isi dari kitab Taurat ini? akan sulit diputuskan ringkasan isinya mengingat bahwa Kitab Taurat menceritakan peristiwa yang kompleks. Namun satu tema utama yang bisa ditarik dari kelima kitab ini adalah “karya penyelamatan Allah demi umatNya” yang dapat dikategorikan sebagai berikut ini:3

  1. Allah memilih Abraham dan keturunannya (Kis. 13:17; Yos. 24:3) dan menjanjikan tanah Kanaan kepada mereka (Ul. 6:23).
  2. Israel pergi ke Mesir (Kis. 13:17; Yos 24:4) dan hidup dalam perbudakan (Ul. 6:21; 26:5), dan Allah membebaskan mereka dari perbudakan itu (Kis. 13:17; Yos. 24:5-7; Ul. 6:21-22; 26:8).
  3. Allah membawa Israel ke tanah Kanaan sebagaimana yang dijanjikanNya (Kis. 13:19; Yos. 24:11-13; Ul. 6:23; 29:9).

Ringkasan ini hanyalah tulang punggung kelima Kitab Taurat. Jika Taurat ini diringkaskan menurut kata kuncinya, maka unsur-unsur yang nyata adalah: janji, pemilihan, pembebasan, ikatan perjanjian, hukum dan tanah perjanjian.

Kepenulisan

Ada beberapa pendapat yang dikemukakan mengenai penulis Pentateukh. Ada sebagian orang yang berargumentasi bahwa Musa lah yang menuliskan kitab-kitab ini. Yang lain lagi bersikeras bahwa Musa sama sekali tidak ada sangkut paut di dalam penulisan Pentateukh. Sebagai pengganti, diusulkan sumber-sumber tertentu yang berlabel J. E. D. dan

P. Para penulis dokumen-dokumen yang dinyatakan secara positif tetapi tanpa bukti ini, yaitu “Yahwist” (J), “Elohist” (E) dan lain-lain, dianggap sebagai penulis sebenarnya kitab-kitab Pentateukh.

Harus diakui bahwa Pentateukh merupakan karya yang anonim, karena tidak menyatakan dengan jelas siapa penulisnya. Pernyataan ini terutama berlaku untuk Kitab Kejadian yang menyangkut suatu periode waktu yang begitu luas, dan tidak satupun kejadian dalam periode waktu itu yang terjadi pada masa hidup Musa. Sampai sekarang kebanyakan orang Yahudi sangat yakin bahwa Musalah penulis kitab-kitab Pentateukh. Adapun beberapa alasan mengapa Musa dikatakan sebagai penulis tunggal dari Pentateukh ini:

  1. Musa mendapatkan pendidikan yang baik. Jika kehidupan Musa ditempatkan pada tahun 1500 SM, maka hal itu berarti dia dididik dalam istana dinasti ke-18 yang merupakan salah satu dinasti yang paling berkuasa dan maju di dalam sejarah Mesir. Karena alasan inilah maka dapat dipastikan Musa sangat mampu membaca dan menulis dengan baik sekali.
  2. Musa pernah melarikan diri ke Midian dan dia tinggal di negeri ini selama 40 tahun. Ini sangat membantu Musa ketika ia menjadi pemimpin Israel ketika melintasi padang gurun yang sama. Sebagian besar kitab Pentateukh (dari Keluaran 16 sampai Bilangan 20) menyangkut peristiwa-peristiwa yang terjadi di sekitar Sinai. Keakraban Musa dengan daerah itu meningkatkan kemampuannya untuk menjelaskan kehidupan di padang gurun. Ia mengetahui iklim, suasana geografis, flora dan fauna padang gurun itu. Pengetahuannya tentang Mesir juga membantunya dalam melukiskan pengalaman-pengalaman para leluhurnya pada saat mereka menetap di wilayah itu (Kej. 37-50).
  3. Musa adalah tokoh kunci di Gunung Sinai dalam pembentukan bangsa itu sebagai umat khusus kepunyaan Allah, yang terikat dalam suatu perjanjian kepadaNya. Jika ada seseorang yang prihatin agar bangsa itu jangan dilupakan, baik asal usulnya maupun komitmennya kepada Allah, maka Musalah kandidat yang paling tepat. Walaupun umat yang dipimpin Musa seringkali membangkang, ia tetap menghendaki agar mereka tetap mengikut Allah di tanah perjanjian. Karena itu, sangatlah masuk akal jika menerima Musa sebagai calon utama untuk menulis Pentateukh.
  4. Data internal dari Pentateukh itu sendiri yang menegaskan bahwa Musalah penulisnya. 1) Tuhan menyuruh Musa menulis suatu laporan tentang pertempuran melawan orang Amalek yang menyerang Israel setelah mereka keluar dari Mesir (Kel. 17:14). 2) Di gunung Sinai, Musa menulis semua perkataan dan hukum yang difirmankan oleh Tuhan dan dibacakannya kepada bangsa itu (Kel. 24:4). 3) Musa kembali ke puncak Sinai lalu menulis kembali perkataan Tuhan mengenai perjanjian itu (Kel. 34:27). 4) Musa menuliskan perkataan Hukum Taurat itu dalam sebuah kitab sampai perkataan yang penghabisan. Inilah pernyataan yang paling luas mengenai tulisan Musa yang ditemukan dalam Pentateukh (Ul. 31:24). 5) Musa dihubungkan dengan nyanyian yang diajarkannya kepada orang Israel (Ul. 31:30). 6) Nyanyian kemenangan dalam Keluaran 15 juga dihubungkan dengan Musa sebagai penulisnya di ayat yang pertama. 7) Musa mencatat tahap-tahap perjalanan orang Israel sesuai dengan titah Tuhan (Bil. 33:2). 8) Keseluruhan kitab Ulangan menyajikan amanat Musa kepada generasi baru Israel yang siap memasuki tanah Kanaan. 9) Musa menulis hukum-hukum lalu memberikannya kepada imam dan orang Lewi (Ul. 31:9, 24).
  5. Kitab-kitab lain dalam Perjanjian Lama juga meneguhkan fakta bahwa Musa adalah penulis tunggal dari Pentateukh: a) a. Yoshua mengklaim bahwa Taurat itu ditulis oleh Musa dan harus terus direnungkan siang dan malam (Yos. 1:7-8). b) Yoshua membanun “suatu mezbah dari batu-batu tidak dipahat “menurut apa yang tertulis dalam kitab hukum Musa (Yos. 8:31). c) Seruan Yoshua supaya umat tetap setia kepada Allah dengan cara mentaati “segala yang tertulis dalam kitab hukum Musa (Yos. 23:6). d) Daud menasehati Salomo supaya mematuhi segala ketetapan dan perintah yang tertulis dari hukum Musa (1 Raj. 2:3). e) Raja Yosia yang hidup bagi Tuhan dengan segenap hati dan jiwanya serta “menepati perkataan Taurat dan segala hukum Musa (2 Raj. 18:6; 23:24). f) Di jaman Ezra dan Nehemia, Pentateukh selalu dihubungkan dengan Musa. Dan frase “kitab Musa” muncul dalam tulisan Ezra dan Nehemia (Ezr. 6:18 dan Neh. 13:1).
  6. Perjanjian Baru juga meneguhkan bahwa Musa adalah penulis Pentateukh:

  • Rujukan kepada “hukum Musa” ataupun “kitab Musa” (Mrk. 12:26).
  • Biasanya Pentateukh hanya ditunjuk dengan sebutan “Musa” saja (Luk. 16:29, 31; 24:27).
  • Dalam buku Lukas yang kedua, Lukas menegaskan bahwa Pentateukh itu ditulis oleh “Musa” (Kis. 26:22).
  • Paulus mengakui bahwa “Musa menulis tentang kebenaran karena hukum Taurat” (Rm. 10:5).
  • Menurut Paulus, “Kitab Musa” itu selalu mengacu kepada Pentateukh (2 Kor. 3:15).
  • Rasul Yohanes mengakui bahwa hukum Taurat itu diberikan oleh Musa (Yoh. 1:17).
  • Filipus murid Kristus menyebutkan “Musa dalam kitab Taurat.” Ini menunjukkan bahwa Musa adalah penulis Pentateukh (Yoh. 1:45).
  • Yesus sendiri mengklaim bahwa Musa menulis tentang diriNya. Hal ini mengindikasikan ijin Yesus bahwa Musalah penulis Pentateukh (Yoh. 5:46- 47).
  • Yesus berkata bahwa Musa telah memberikan Taurat kepada Israel, tetapi tidak seorangpun yang melakukannya (Yoh. 7:19).

Catatan Kaki

  1. Herbert Wolf, Pengenalan Pentateukh (Malang: Gandum Mas, 2004), 16.
  2. John H. Sailhamer, The Pentateuch As Narrative: A Biblica-Theological Commentary (Michigan: Zondervan Publishing House, 1992), 1-2.
  3. W. S. LaSor dkk, Pengantar Perjanjian Lama: Taurat dan Sejarah (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2012), 94.

 

Posting Komentar untuk "Pengenalan Pada Kitab Taurat"