Mengapa Kita Harus Mempelajari Perjanjian Lama?
Memperlajari Perjanjian Lama merupakan tugas penting yang tidak boleh diabaikan begitu saja. Bagaimanapun juga, Perjanjian Lama adalah tiga perempat bagian dari seluruh Alkitab. Mengabaikan studi Perjanjian Lama berarti juga mengabaikan 75% Firman Allah tertulis ini. Walter C. Kaiser berargumen mengenai pentingnya mempelajari Perjanjian Lama ini:1
1. Perjanjian Lama adalah Firman Allah yang berkuasa.
Perjanjian
Lama sama sekali bukan kata-kata dari manusia yang fana yang ditulis untuk manusia tentang diri mereka sendiri!
Sebaliknya, Perjanjian Lama menyatakan dirinya
sebagai tulisan yang memiliki otoritas ilahi dengan kualifikasi dan kompetensi yang melampaui apa yang dapat diciptakan
atau dijelaskan oleh manusia yang fana kepada
orang-orang pada jamannya atau kepada generasi-generasi selanjutnya. Paulus sendiri mengakui kuasa dari Perjanjian
Lama ini dengan mengetengahkan manfaat- manfaatnya:
untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan
dan untuk mendidik orang dalam kebenaran (2 Tim. 3:16).
2. Perjanjian Lama membawa
orang percaya kepada
Yesus sang Mesias.
Salah
satu akibat yang menyedihkan karena memisahkan Perjanjian Lama dari Perjanjian Baru adalah bahwa orang percaya
tidak dapat melihat bahwa kehidupan, pelayanan,
kematian, dan kebangkitan Yesus itu jelas sudah diantisipasi jauh sebelum peristiwa-peristiwa itu terjadi. Menurut
perhitungan ajaran Yahudi, kurang lebih terdapat
456 teks dalam Perjanjian Lama yang secara langsung mengacu kepada Mesias ataupun jaman Mesias. Pada awal
Pentakosta pun (Kis. 2:16-36), Rasul Petrus
menggunakan Perjanjian Lama untuk menunjukkan bahwa kematian,
penguburan, dan kebangkitan Kristus
sudah dinubuatkan dengan jelas oleh para penulis Perjanjian Lama. Petrus mengacu
kepada nubuat Nabi Yoel
(Yoel. 2:28-32), pemazmur
(Mzm. 16),
dan Raja Daud (2 Sam. 7; Mzm. 110) untuk menjelaskan hal yang sama sebelum munculnya tulisan-tulisan Perjanjian Baru.
3. Perjanjian
Lama berurusan dengan pertanyaan-pertanyaan tentang kehidupan.
Lingkup pengajaran
Perjanjian Lama berkenaan dengan pertanyaan-pertanyaan tentang kehidupan sangatlah luas dan mencengangkan. Perjanjian
Lama mencakup banyak hal mulai dari
pertanyaan tentang martabat manusia dan sikap terhadap lingkungan dalam pasal-pasal pertama kitab Kejadian,s amapi
kepada sifat dasar dan tujuan kasih
pernikahan dalam Kidung Agung dan teologi tentang kebudayaan dalam kitab
Pengkhotbah.
4. Perjanjian Lama digunakan sebagai otoritas ekslusif
di gereja yang mula-mula.
Tidak pelak lagi gereja
mula-mula menggunakan Perjanjian Lama sebagai pegangan kehidupannya. Data di dalam Kisah Para Rasul membuktikan
kekayaan ini. pelayanan Rasul
Paulus pun begitu bergantung kepada Perjanjian Lama. Bahkan ketika menuliskan surat Roma, Rasul Paulus tidak absen memasukkan unsur Perjanjian Lama di dalam tulisannya. Umat Kristen
yang mula-mula itu hanya mengenal satu Kitab Suci saja, yaitu Perjanjian Lama. Jika gereja mula-mula
begitu menaruh hormat terhadap Perjanjian Lama, demikian
juga seharusnya sikap gereja masa kini terhadap tulisan kudus ini.
Nilai
Perjanjian Lama bagi semua orang percaya tidak terukur. Menghindari Perjanjian
Lama berarti menghilangkan kurang
lebih tiga perempat dari apa yang dikatakan Tuhan kepada orang percaya saat ini.
Daftar Pustaka
Walter C. Kaiser, Berkhotbah dan Mengajar dari Perjanjian Lama: Pedoman untuk Gereja. Peny., Yakob Riskihadi dan Ridwan Sutedja. Pen., Lina Maria (Bandung: Kalam Hidup, 2009), 18-32.
Posting Komentar untuk "Mengapa Kita Harus Mempelajari Perjanjian Lama?"