Khotbah Kristen: Alasan Orang Kristen Bertahan di Tengah Badai (Ibr. 10:32-39)
Untuk memiliki penglihatan terhadap benda yang letaknya jauh dibutuhkan alat yang namanya Teropong. Teropong adalah sebuah alat yang digunakan untuk melihat sebuah benda dari jarak yang jauh sehingga akan tampak lebih jelas.
Sama hal nya dengan kehidupan ini untuk memandang
kekekalan dibutuhkan yang Namanya teropong iman, sehingga apa yang samar-samar
akan menjadi terang benderang dan jelas dalam penglihatan kita. Melalui teropong
iman kita mampu untuk melihat kehidupan
yang akan datang, tetapi ketika kita meletakkan teropong iman tersebut yang
kita lihat hanyalah penderitaan dan pergumulan adanya.
Tetapi yang menjadi persoalan, kita terkadang menganggap
penderitaan adalah sebuah kecelakaan, sehingga kita menolak ketika pergumulan ada
di dalam kehidupan kita. Namun Alkitab mengatakan: “32 Ingatlah
akan masa yang lalu. Sesudah kamu menerima terang, kamu banyak menderita oleh
karena kamu bertahan dalam perjuangan yang berat,33 baik waktu kamu
dijadikan tontonan oleh cercaan dan penderitaan, maupun waktu kamu mengambil
bagian dalam penderitaan mereka yang diperlakukan sedemikian. 34
Memang kamu telah turut mengambil bagian dalam penderitaan orang-orang hukuman
dan ketika harta kamu dirampas, kamu menerima hal itu dengan sukacita, sebab
kamu tahu, bahwa kamu memiliki harta yang lebih baik dan yang lebih menetap
sifatnya. 35 Sebab itu janganlah kamu melepaskan kepercayaanmu,
karena besar upah yang menantinya. 36 Sebab kamu memerlukan
ketekunan, supaya sesudah kamu melakukan kehendak Allah, kamu memperoleh apa
yang dijanjikan itu. 37 "Sebab sedikit, bahkan sangat sedikit
waktu lagi, dan Ia yang akan datang, sudah akan ada, tanpa menangguhkan
kedatangan-Nya. 38 Tetapi orang-Ku yang benar akan hidup oleh iman,
dan apabila ia mengundurkan diri, maka Aku tidak berkenan kepadanya." 39
Tetapi kita bukanlah orang-orang yang mengundurkan diri dan binasa, tetapi
orang-orang yang percaya dan yang beroleh hidup.” (Ibrani. 10:32-39).
Alkitab mengatakan bahwa orang percaya diminta untuk
terus-menerus bertekun atau bertahan di di tengah badai hidup atau penderitaan.
Pertanyaannya adalah “Mengapa seseorang mampu bertahan di tengah badai ?”
1. Memiliki
Iman Akan Jaminan Kekal (ay. 34)
Alkitab berkata: “janganlah kamu melepaskan
kepercayaanmu..” (ay. 34). Perkataan ini merupakan sebuah dorongan dari
penulis surat Ibrani kepada jemaat Ibrani yang mengalami penganiayaan begitu
hebat. Perkataan ini dilandasi karena adanya jaminan kekal yaitu: “orang
percaya akan beroleh hidup yang kekal”. (ay. 39)
Penulis surat ibrani mengingatkan pada masa lalu
sesudah menerima terang jemaat Ibrani bertahan dalam perjuangan yang berat (ay.
32). Perjuangan yang dimaksud dalam ayat 32 menunjuk kepada penderitaan dan
penganiayaan di bawah kaisar Romawi di abad pertama. Orang Kristen waktu itu
banyak mendapat siksaan. Mereka dijadikan tontonan (dibully). Mereka
dikejar-kejar untuk dipenjarakan, dibunuh dan diadu dengan binatang buas. Tidak
hanya itu saja harta mereka dirampas dengan paksa. Mereka dicurigai dan ditekan
karena dianggap sebagai pemberontak Kaisar. Penganiayaan ini dilatarbelakangi
oleh iman mereka kepada Kristus, sebab seorang yang menyembah Yesus sebagai
Tuhan harus dihukum mati. Mereka diminta untuk menyembah Kaisar sebagai Tuhan,
tetapi mereka tetap mempertahankan iman mereka, sehingga siksaan dan aniayalah
yang mereka dapatkan.
Kemampuan untuk tetap bertahan ini dikarenakan iman akan
jaminan kekal yang diperoleh oleh orang percaya. Sehingga penderitaan bukanlah
persoalan yang berarti, tetapi yang sangat berarti adalah kekekalan. Dalam
penderitaan itu jemaat Ibrani tetap percaya pada Kristus dan Roh Kudus
memberikan mereka kekuatan untuk tetap bertahan dalam setiap penderitaan. Sebab
Roh Kudus yang diam di dalam diri orang percaya terus menghibur dan memelihara
orang percaya. Sehingga pada saat mereka dianiaya mereja justru merasakan
sukacita yang luar biasa.
Dasarnya adalah karena iman. “Sebab iman adalah
dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang
tidak kita lihat” (Ibr. 11:1).
2. Memiliki
Pengharapan Akan Kekekalan (ay. 35)
Dasar pengharapan ini adalah “kelak akan memiliki “harta
abadi” yang lebih baik dan menetap sifatnya” (ay. 34b); “ada upah besar
yang menanti kelak” (ay. 35); “akan menerima apa yang sudah dijanjikan
Allah kelak” (ay. 36). Surat Ibrani mengatakan: “Pengharapan ini adalah seperti
sauh atau jangkar yang membuat kapal tetap tenang, ketika berada di tengah
gelombang Laut.
Sehingga melakukan kehendak Allah merupakan sebuah keinginan
utama orang percaya selama hidup di bumi agar upah surgawi mereka lebih indah
lagi (Mat. 7:21). Mereka diperintahkan untuk bersabar menanggung beban, bukan
membuangnya (hyponmnes). Dan mereka juga diperintahkan untuk mengingat
kata-kata “sebab Ia … sudah akan ada, tanpa menangguhkan
kedatangan-Nya” (ay. 37).
Pengharapan inilah yang membuat seseorang kuat dan
tetap bertahan di tengah badai apapun. Penderitaan ini dipakai Tuhan untuk
menumbuhkan pengharapan kita kepada Tuhan. Melalui penderitaan Allah sedang
mendidik kita untuk semakin hari semakin serupa dengan Kristus.
Untuk tetap bertahan dalam berbagai pencobaan, ajaran sesat, dan aniaya, milikilah pengharapan kepada Tuhan. Fokuskan pandangan kita pada upah surgawi yang sudah menanti, maka bertahan dalam berbagai macam penderitaan bukanlah persoalan yang berarti dan berbagai macam pergumulan tidak terlalu memiliki peranan untuk menjatuhkan kita.
Kesimpulan
Iman dan pengharapan akan kekekalan adalah alasan
kuat, mengapa seseorang tetap bertahan di tengah badai. Tetaplah bertekun dalam
iman dan pengahrapan akan kehidupan yang akan datang, sekalipun banyak orang
yang mengkritik, mencerca, menganiaya, menjadi tidak popular, dan diancam oleh
orang lain. Janganlah terpengaruh dengan dunia ini, sebaliknya pengaruhilah
dunia dengan kesaksian iman dan pengharapan yang teguh di dalam Kristus.
Posting Komentar untuk "Khotbah Kristen: Alasan Orang Kristen Bertahan di Tengah Badai (Ibr. 10:32-39)"