Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Khotbah Kristen: Alasan Orang Kristen Bertahan di Tengah Badai (Ibr. 10:32-39)

Untuk memiliki penglihatan terhadap benda yang letaknya jauh dibutuhkan alat yang namanya Teropong. Teropong adalah sebuah alat yang digunakan untuk melihat sebuah benda dari jarak yang jauh sehingga akan tampak lebih jelas. 

Sama hal nya dengan kehidupan ini untuk memandang kekekalan dibutuhkan yang Namanya teropong iman, sehingga apa yang samar-samar akan menjadi terang benderang dan jelas dalam penglihatan kita. Melalui teropong iman  kita mampu untuk melihat kehidupan yang akan datang, tetapi ketika kita meletakkan teropong iman tersebut yang kita lihat hanyalah penderitaan dan pergumulan adanya.

Sebagai anak-anak Tuhan, kita akan diperhadapkan dengan yang namanya penderitaan. Sebab penderitaan adalah Karunia Allah. Paulus berkata, “Sebab kepada kamu dikaruniakan bukan saja untuk percaya kepada Kristus, melainkan juga untuk menderita untuk Dia” (Fil. 1:29). Penderitaan yang diberikan kepada setiap orang percaya memiliki tujuan setiap orang percaya akan bertahan atas penderitaan tersebut dan mengalami kemenangan atas badai hidup yang terjadi. Inilah yang Allah kerjakan untuk terus menguduskan umat-Nya di dunia ini, sebelum memasuki kehidupan yang kekal.

Tetapi yang menjadi persoalan, kita terkadang menganggap penderitaan adalah sebuah kecelakaan, sehingga kita menolak ketika pergumulan ada di dalam kehidupan kita. Namun Alkitab mengatakan: “32 Ingatlah akan masa yang lalu. Sesudah kamu menerima terang, kamu banyak menderita oleh karena kamu bertahan dalam perjuangan yang berat,33 baik waktu kamu dijadikan tontonan oleh cercaan dan penderitaan, maupun waktu kamu mengambil bagian dalam penderitaan mereka yang diperlakukan sedemikian. 34 Memang kamu telah turut mengambil bagian dalam penderitaan orang-orang hukuman dan ketika harta kamu dirampas, kamu menerima hal itu dengan sukacita, sebab kamu tahu, bahwa kamu memiliki harta yang lebih baik dan yang lebih menetap sifatnya. 35 Sebab itu janganlah kamu melepaskan kepercayaanmu, karena besar upah yang menantinya. 36 Sebab kamu memerlukan ketekunan, supaya sesudah kamu melakukan kehendak Allah, kamu memperoleh apa yang dijanjikan itu. 37 "Sebab sedikit, bahkan sangat sedikit waktu lagi, dan Ia yang akan datang, sudah akan ada, tanpa menangguhkan kedatangan-Nya. 38 Tetapi orang-Ku yang benar akan hidup oleh iman, dan apabila ia mengundurkan diri, maka Aku tidak berkenan kepadanya." 39 Tetapi kita bukanlah orang-orang yang mengundurkan diri dan binasa, tetapi orang-orang yang percaya dan yang beroleh hidup.” (Ibrani. 10:32-39).

Alkitab mengatakan bahwa orang percaya diminta untuk terus-menerus bertekun atau bertahan di di tengah badai hidup atau penderitaan. Pertanyaannya adalah “Mengapa seseorang mampu bertahan di tengah badai ?

1.      Memiliki Iman Akan Jaminan Kekal (ay. 34)

Alkitab berkata: “janganlah kamu melepaskan kepercayaanmu..” (ay. 34). Perkataan ini merupakan sebuah dorongan dari penulis surat Ibrani kepada jemaat Ibrani yang mengalami penganiayaan begitu hebat. Perkataan ini dilandasi karena adanya jaminan kekal yaitu: “orang percaya akan beroleh hidup yang kekal”. (ay. 39)

Penulis surat ibrani mengingatkan pada masa lalu sesudah menerima terang jemaat Ibrani bertahan dalam perjuangan yang berat (ay. 32). Perjuangan yang dimaksud dalam ayat 32 menunjuk kepada penderitaan dan penganiayaan di bawah kaisar Romawi di abad pertama. Orang Kristen waktu itu banyak mendapat siksaan. Mereka dijadikan tontonan (dibully). Mereka dikejar-kejar untuk dipenjarakan, dibunuh dan diadu dengan binatang buas. Tidak hanya itu saja harta mereka dirampas dengan paksa. Mereka dicurigai dan ditekan karena dianggap sebagai pemberontak Kaisar. Penganiayaan ini dilatarbelakangi oleh iman mereka kepada Kristus, sebab seorang yang menyembah Yesus sebagai Tuhan harus dihukum mati. Mereka diminta untuk menyembah Kaisar sebagai Tuhan, tetapi mereka tetap mempertahankan iman mereka, sehingga siksaan dan aniayalah yang mereka dapatkan.

Kemampuan untuk tetap bertahan ini dikarenakan iman akan jaminan kekal yang diperoleh oleh orang percaya. Sehingga penderitaan bukanlah persoalan yang berarti, tetapi yang sangat berarti adalah kekekalan. Dalam penderitaan itu jemaat Ibrani tetap percaya pada Kristus dan Roh Kudus memberikan mereka kekuatan untuk tetap bertahan dalam setiap penderitaan. Sebab Roh Kudus yang diam di dalam diri orang percaya terus menghibur dan memelihara orang percaya. Sehingga pada saat mereka dianiaya mereja justru merasakan sukacita yang luar biasa.

Dasarnya adalah karena iman. “Sebab iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat” (Ibr. 11:1).

2.      Memiliki Pengharapan Akan Kekekalan (ay. 35)

Dasar pengharapan ini adalah “kelak akan memiliki “harta abadi” yang lebih baik dan menetap sifatnya” (ay. 34b); “ada upah besar yang menanti kelak” (ay. 35); “akan menerima apa yang sudah dijanjikan Allah kelak” (ay. 36). Surat Ibrani mengatakan: “Pengharapan ini adalah seperti sauh atau jangkar yang membuat kapal tetap tenang, ketika berada di tengah gelombang Laut.

Sehingga melakukan kehendak Allah merupakan sebuah keinginan utama orang percaya selama hidup di bumi agar upah surgawi mereka lebih indah lagi (Mat. 7:21). Mereka diperintahkan untuk bersabar menanggung beban, bukan membuangnya (hyponmnes). Dan mereka juga diperintahkan untuk mengingat kata-kata “sebab Ia …  sudah akan ada, tanpa menangguhkan kedatangan-Nya” (ay. 37).

Pengharapan inilah yang membuat seseorang kuat dan tetap bertahan di tengah badai apapun. Penderitaan ini dipakai Tuhan untuk menumbuhkan pengharapan kita kepada Tuhan. Melalui penderitaan Allah sedang mendidik kita untuk semakin hari semakin serupa dengan Kristus.

Untuk tetap bertahan dalam berbagai pencobaan, ajaran sesat, dan aniaya, milikilah pengharapan kepada Tuhan. Fokuskan pandangan kita pada upah surgawi yang sudah menanti, maka bertahan dalam berbagai macam penderitaan bukanlah persoalan yang berarti dan berbagai macam pergumulan tidak terlalu memiliki peranan untuk menjatuhkan kita.

Kesimpulan

Iman dan pengharapan akan kekekalan adalah alasan kuat, mengapa seseorang tetap bertahan di tengah badai. Tetaplah bertekun dalam iman dan pengahrapan akan kehidupan yang akan datang, sekalipun banyak orang yang mengkritik, mencerca, menganiaya, menjadi tidak popular, dan diancam oleh orang lain. Janganlah terpengaruh dengan dunia ini, sebaliknya pengaruhilah dunia dengan kesaksian iman dan pengharapan yang teguh di dalam Kristus.

Posting Komentar untuk "Khotbah Kristen: Alasan Orang Kristen Bertahan di Tengah Badai (Ibr. 10:32-39)"