Khotbah Kristen: Berkat Dibalik Kemenangan Atas Badai Kehidupan (Yak. 1:12)
Seorang pemuda kristiani menemui seorang Pendeta dan
bertanya, “Pak Pendeta …. bersediakah Pak Pendeta berdoa supaya saya lebih
sabar?” Lalu mereka pun berlutut bersama, dan Pendeta itu mulai berdoa, “Tuhan,
kirimkan kesulitan kepada anak muda ini di pagi hari; kirimkan padanya
kesulitan di siang hari; kirimkan padanya … .” Sampai di sini,
pemuda itu memotong, “Bukan, bukan, bukan itu yang saya minta Pak Pendeta,
bukan kesulitan! Saya meminta kesabaran.”Kemudian Pendeta itu berkata: “Saya
tahu” jawab Pendeta yang bijaksana itu, “tetapi melalui kesulitanlah kita
belajar untuk bersabar.”
Terkadang kita seperti anak muda dalam cerita ini.
Kita berdoa kepada Tuhan untuk meminta kesabaran, tetapi ketika Tuhan berikan
banyak masalah dan kesulitan, justru kita tidak mau dan mempertanyakan
keputusan Tuhan. “Tuhan aku minta kesabaran, tetapi kok yang Engkau kasih
kesulitan?”Situasi seperti ini membuat kebanyakan orang mengeluh, marah,
mengeluarkan kata-kata kotor, ketika kesulitan datang kepada kita. Bahkan tidak
jarang dari kita melarikan diri dari masalah dan kesulitan yang ada.
Sesungguhnya yang terjadi bukanlah kita bertahan untuk menang dari kesulitan,
tetapi kita menyerah dan menjadi seorang pecundang atau seorang yang kalah.
Hari ini kita akan belajar bersama-sama tentang “Menang
atas Badai”
ITB Yakobus 1:12 Berbahagialah orang yang bertahan
dalam pencobaan, sebab apabila ia sudah tahan uji, ia akan menerima mahkota
kehidupan yang dijanjikan Allah kepada barangsiapa yang mengasihi Dia.
TSI Yakobus 1:12 Setiap kalian yang bertahan ketika
keyakinanmu diuji oleh Allah lewat kesusahan hendaklah kamu bersukacita, karena
kamu benar-benar akan diberkati Allah! Karena sesudah kamu lulus dari semua
ujian itu, kamu akan diberikan mahkota kemenangan* ketika kamu masuk surga
untuk hidup selama-lamanya - sesuai dengan janji Allah kepada kita semua yang
mengasihi-Nya.
FAYH Yakobus 1:12 Berbahagialah orang yang tidak
berbuat salah pada saat ia menghadapi cobaan, karena sebagai hadiahnya ia akan
memperoleh mahkota kehidupan yang telah dijanjikan Allah kepada mereka yang
mengasihi Dia.
NLT Yakobus 1:12 Tuhan memberkati mereka yang dengan
sabar menanggung ujian dan pencobaan. Setelah itu mereka akan menerima mahkota
kehidupan yang Tuhan janjikan kepada mereka yang mencintainya.
Alkitab
mengatakan bahwa seorang yang bertahan dalam pencobaan disebut “berbahagia”. Bukan
sekedar berbahagia, sebab di dalam teks asli Alkitab memakai kata Μακάριος (Makarios) yang memiliki pengertian: “diberkatilah;
beruntunglah”. Seorang yang sedang bertahan dalam pencobaan dipandang sebagai
seorang yang berbahagia, karena sedang berada dalam keadaan yang menguntungkan”.
Pada saat orang percaya bertahan dalam pencobaan, berarti orang tersebut sedang
ada dalam keadaan beruntung.
Kata
“bertahan” dalam teks ini diambil dari kata ὑπομένει (hupomenei) verb indicative
present active 3rd person singular from ὑπομένω (hupomeno)
yang berarti: bertahan menanggung beban penderitaan dengan implikasi tidak
melarikan diri dari ujian yang berat. Kata ini juga bisa berarti: tekun menanggung
unjian dengan sabar dan setia, tidak mengeluh atau bersungut-sungut, tanpa
kecut hati, tanpa menghina dan meyalahkan Tuhan. Kata ini juga menunjukkan
seseorang menerima pelajaran yang Allah sediakan melalui ujian.
Jadi
seorang dikatakan “bertahan dalam pencobaan” apabila orang tersebut sungguh-sungguh
tekun menerimanya setiap hari, terus-menerus. Seorang tidak bisa dikatakan
bertahan, apabila punya masalah sedikit saja melarikan diri, dan cenderung
marah. Tetapi apbila kita tetap bertahan di dalam pencobaan atau ujian, kita
akan disebut sebagai seorang pemenang. Perhatikan juga ketika Yohanes mengirim
suratnya kepada ketujuh jemaat dalam Kitab Wahyu, bagian terakhir dari surat kepada
empat jemaat (Efesus, Smirna, Pergamus dan Tiatira) tersebut mengatakan: “barangsiapa
menang…” (Why 2:7, 11, 17, 26). Hal ini menunjukkan bahwa seorang pemenang
adalah seorang yang mampu bertahan, bertekun, dan setia dalam berbagai macam
ujian dan pencobaan.
Pertanyaannya
adalah “Apa berkat atau keuntungan yang kita terima pada saat menang atas
badai/ujian?”
1. Berkat
Saat ini: Karakter Ilahi (ay. 12)
Berkat yang diterima oleh seorang yang menang atas badai
atau ujian adalah karakter ilahi. Teks ini menjelaskan bahwa seorang yang bertahan
dalam pencobaan akan mendapat predikat “tahan uji”. Kata “tahan uji” ini
diambil dari kata δόκιμος (dokimos)
yang berarti: “teruji” yang digambarkan seperti seseorang yang telah lulus
ujian, sehingga orang tersebut dapat dipercaya, dihormati, dihargai. Bisa berarti
sesuatu yang telah teruji asli. Ujian ini berguna untuk menghasilkan
keotentikan diri kita. Ujian dipakai Tuhan untuk mengetahui keaslian karakter
kita.
John A. Witmer menulis, “Hanya orang percaya yang
telah menghadapi penderitaanlah yang mampu membangun ketegaran. Dan pada
akhirnya juga membangun karakternya.”
Tanpa ujian, kita tidak akan
pernah tahu keotentikan (keaslian) diri kita. Dan ketika kita tahu aslinya diri
kita (buruknya karakter diri), akan membuat kita semakin bergantung pada
anugerah Tuhan. Seorang yang akan diberkati Allah dengan karakter ilahi ini
adalah seorang yang hidupnya sudah dilahirkan baru, dan yang hidupnya
terus-menerus bergantung pada kekuatan Allah, yaitu Injil keselamatan (Rm. 1:16-17).
Sehingga pada saat kita lulus ujian kita tidak memegahkan diri kita sendiri,
tetapi berkata: “Aku bisa seperti ini, karena Tuhan Yesus”; “Aku bisa sabar,
karena Yesus”; “Aku bisa tidak marah pada saat emosiku dipancing, itu karena
Allah”; “Aku bisa mengubah karakter burukku, itu karena Tuhan Yesus yang hidup
di dalamku”. Inilah kekristenan, yang terus-menerus bergantung pada anugerah
yaitu salib Kristus yang mengakibatkan pengampunan dosa-dosa kita.
Ujian atau badai dalam hidup ini adalah alat uji dalam Pendidikan Allah, sehingga ketika kita lulus dari ujian atau badai hidup, predikat “lulus atau teruji” itu bisa disematkan dalam diri kita.
2. Berkat
Yang Akan Datang: Mahkota Kehidupan (ay. 12)
Pencobaan atau ujian itu bisa dibagi dua, yaitu ujian
dari eksternal dan ujian dari internal. Yakobus menjelaskan bahwa
dalam suratnya kepada kedua belas suku di perantauan atau yang tersebar ke
seluruh daerah, Yakobus berbicara pencobaan yang timbulnya dari luar (Yak.
1:2-4), di mana mereka sedang mengalami diskriminasi oleh pihak lain. Sementara
godaan yang timbul dari dalam dikaitkan pada keinginan daging yang ingin
berbuat dosa (Yak. 1:13-14).
Orang lain dan bahkan Iblis memakai pencobaan itu
untuk menjatuhkan kita, tetapi Allah memakai ujian untuk memberkati kita. Lebih
jelas Wiersbe mengatakan: “Setan ingin
memakai pencobaan-pencobaan itu untuk menghancurkan kita, tetapi Allah memakai
pencobaan-pencobaan itu untuk membangun kita”. Sebab Dia yang berjanji adalah
Tuhan yang tak pernah ingkar janji. Yakobus mengatakan tentang berkat yang
dijanjikan Tuhan kepada kita yang menang dalam pencobaan, yaitu “mahkota kehidupan”.
Janji atau berkat ini adalah berkat yang sama dengan orang-orang Kristen di
jemaat Smirna, yang sedang mengalami banyak penderitaan, dan Tuhan menghibur
mereka untuk taat/setia sampai mati, karena kesetiaan mereka akan menghasilkan “mahkota
kehidupan” di surga bagi mereka (Why. 2:10).
Perlu dicatat disini bahwa “mahkota kehidupan” itu
bukan damaksudkan hidup yang kekal. Sebab hidup kekal tidak diperoleh melalui
usaha manusia, tetapi hidup kekal adalah pemberian Allah yang diterima melalui
iman kepada Tuhan Yesus Kristus (Ef. 2:8-9). Juga penting diperhatian bahwa
yang dimaksud oleh Yakobus pada hari pemberian pahala bukanlah “hidup kekal”
yang diberikan, melainkan mahkota kehidupan. Orang-orang percaya sudah memiliki
hidup (Yoh. 3:16; 1 Yoh. 5:11-12), dan melalui berbagai-bagai ujian dan badai, kita
yang telah menerima hidup kekal beroleh kesempatan untuk bertumbuh untuk
mencapai kedewasaan penuh, seperti terlihatdalam Yakobus 1:3-4.
Mahkota kehidupan di sini lebih jelas diterjemahkan “mahkota
dari kehidupan”. Mahkota di sini bukan berarti tanda sebagai raja, tetapi lebih
menunjuk kepada kehormatan bagi kehidupan orang percaya, yang telah mengalami
ujian sampai akhirnya. Ingat bahwa “Penderitaan bagi orang Kristen bukanlah
sebuah kehinaan, tetapi kemuliaan.”
Kesimpulan
Apapun yang saat ini saudara hadapi, baik penderitaan, ujian dan badai yang tidak menyenangkan atau menyakitkan. Ingat Tuhan sedang memberkati saudara dan akan memberkati saudara. Berkat saat ini: karakter ilahi dan berkat yang akan datang: mahkota kehidupan. Oleh sebab itu kita dapat bermegah dalam segala penderitaan atau badai yang kita alami.
Posting Komentar untuk "Khotbah Kristen: Berkat Dibalik Kemenangan Atas Badai Kehidupan (Yak. 1:12)"