Khotbah Paskah: Yesus Telah Bangkit Lukas 24:1-12
Ada tiga hal yang paling fundamental dalam berita Injil. Injil didefinisikan dengan berita tiga fakta yang paling mendasar yaitu: Keilahian Yesus, Kematian Yesus, dan Kebangkitan Yesus dari antara orang mati. Sekalipun dalam berita injil banyak hal yang diberitakan, tetapi pusat dari berita injil itu sendiri adalah tentang ketiga hal ini. Fakta tentang berita ini terus menjadi berita yang tidak pernah habis oleh waktu, sekalipun peristiwa kematian dan kebangkitan Yesus sudah berlangsung 2000 tahun yang lalu, tetapi dampaknya begitu dahsyat dalam kehidupan manusia.
Banyak orang meneliti dan menyelidiki tentang kematian dan kebangkitan Kristus, dan mereka mengatakan bahwa Yesus tidak benar-benar bangkit. Sebenarnya sejak dahulu berita tentang kebangkitan Yesus telah menjadi sorotan dari berbagai pihak. Matius 28:11-15 mencatat bahwa para pemimpin Yahudi berusaha menyatakan tubuh Yesus dicuri oleh murid-murid. Bukan hanya dikalangan para pemimpin Yahudi saja, ketika rasul-rasul mendengar bahwa kubur Yesus kosong dan para perempuan itu mengatakan “Yesus telah bangkit dari antara orang mati”, rasul-rasul menganggap bahwa berita tersebut adalah omong kosong (Luk. 24:11). Muncul lagi di abad ke-7 para kaum muslim mengatakan bahwa Yesus tidak mati dan tidak bangkit dari antara orang mati. Berita tentang kebangkitan Yesus terus menjadi perdebatan yang tidak ada habisnya sampai sekarang. Tetapi faktanya Yesus memang benar-benar bangkit dari antara orang mati. Pertanyaannya adalah Apa yang bisa kita pelajari dari peristiwa kebangkitan Yesus?
1. Kebangkitan-Nya Membuktikan Keilahian-Nya.
Banyak orang mengatakan bahwa Yesus hanyalah utusan Allah, Yesus hanya nabi. Polemic ini terus digodok selama berabad-abad. Pada abad keempat Arius, seorang pendeta dari Aleksandria mengajarkan bahwa “Kristus adalah makhluk ciptaan yang lebih rendah dari Tuhan. Arius juga menyatakan bahwa Kristus diciptakan sebelum penciptaan dunia dan bahwa kodratnya ada di antara ilahi dan manusia”. Kaum Socinians terutama percaya bahwa Yesus tidak boleh disembah karena dia adalah manusia dan bukan Tuhan. Pemahaman ini terus berkembang sehingga menghasilkan banyak bidat atau ajaran sesat. Di Indonesia sendiri ada banyak ajaran sesat yang memiliki pemahaman serupa, yaitu: saksi-saksi Yehowa, mormonisme, muncul baru-baru ini seperti ajaran Kristen Tauhid. Ajaran-ajaran ini sangat menentang keilahian Yesus.
Tetapi kebangkitan-Nya dari antara orang mati menunjukkan keaslian Yesus, bahwa Dia adalah Allah sejati yang tidak bisa dikuasai oleh maut. Kemenangan-Nya yang kita peringati sebagai hari Kebangkitan Yesus adalah bukti kuat tentang keAllahan-Nya. Frasa “bangkit dari antara orang mati” membuktikan kesejatian-Nya. Kebangkitan-Nya membungkam semua tuduhan-tuduhan yang mengatakan bahwa Yesus bukan Allah.
Sebelum kematian dan kebangkitan-Nya, Yesus sering sekali melakukan tindakan-tindakan yang hanya bisa dilakukan oleh Allah. Seperti: “mengampuni dosa manusia” (Luk. 7:49; bnd. Matius 9:6; Mrk. 2:7), sebab hanya Allahlah yang dapat mengampuni dosa. Yesus juga menyatakan diri-Nya sebagai Tuannya Daud (Mat. 22:43-46).Yesus juga mengatakan bahwa “sesungguhnya sebelum Abraham jadi, Aku telah Ada” (Yoh. 8:58). Yesus mengatakan bahwa: “Allah adalah Bapa-Nya sendiri dan dengan demikian menyamakan diri-Nya dengan Allah (Yoh. 5:18). Yesus juga menunjukkan relasi yang intim dengan Bapa dan Roh Kudus, relasi yang sudah ada sejak sebelum dunia dijadikan (penciptaan) (Yoh. 14-16). Yesus juga berkata: Allah “Aku dan Bapa adalah satu” (Yoh. 17). Semua pernyataan ini akan menjadi omong kosong belaka, apabila Yesus tidak bangkit dari antara orang mati. Apabila Yesus bangkit, Maka Dia adalah Anak Allah yang kekal, yang akan melakukan penghakiman terakhir. Inilah poin penutup dari khutbah Paulus di depan para ahli filsafat di Atena (Kis. 17:30-31).
2. Kebangkitan-Nya Membuktikan Kebenaran-Nya.
Setiap orang boleh mengklaim apa saja. Yesus menegaskan bahwa ia menyampaikan kebenaran dari Allah. Apabila ada seorang yang berani mengklaim setinggi itu, para pengkritik sah-sah saja menuntut sebuah bukti. Para pengkritik Yesus pun meminta tanda kepada-Nya dan Yesus memberikan bukti dari setiap perkataan-Nya melalui kebangkitan-Nya dari antara orang mati. Inilah bukti nyata bagi kita bahwa Yesus adalah jalan kebenaran dan hidup (Yoh. 14:6).
Waktu itu murid-murid Yesus tidak mengingat tentang kebenaran yang disampaikan Yesus, bahwa “Anak Manusia harus diserahkan ke tangan orang-orang berdosa dan disalibkan, dan akan bangkit pada hari yang ketiga” (Luk. 24:7). Ketika malaikat berhenti berkata-kata kepada mereka, “maka teringatlah mereka akan perkataan Yesus” (Luk. 24:8). Hal ini membuat iman percaya mereka kembali menyala.
Pepatah jawa mengatakan: “Ajining diri ono ing lathi” (jatidiri seseorang terlbukti dari setiap perkataannya). Jadi apabila kita ingin melihat jatidiri seseorang, lihat saja dari setiap perkataan yang keluar dari mulutnya. Yesus dalam hal ini mebuktikan kebenaran-Nya. Dia seringkali memperingatkan murid-murid-Nya tentang kematian dan kebangkitan-Nya (Mat. 16:21; 17:22-23; 20:18-19; Mrk. 8:31; 9:31; 10:33-34; Luk. 9:22; 18:31-33). Dan melalui kebangkitan-Nya ini Yesus membuktikan bahwa diri-Nya adalah Sang Benar itu sendiri. Sebab dari setiap perkataan yang keluar dari mulut-Nya tidak ada satupun yang tidak terbukti, semuanya terbukti. Setiap kebenaran yang disampaikan bukan omong kosong belaka, tetapi secara nyata terbukti.
3. Kebangkitan-Nya Membuktikan Janji-Nya.
Sebenarnya para perempuan yang hendak menengok kuburan Yesus mengalami dukacita yang mendalam. Bukan hanya dukacita karena Yesus mati, tetapi lebih daripada itu hilangnya harapan dan sukacita mereka karena Yesus telah berjanji untuk memberikan hidup yang kekal bagi orang yang percaya kepada Dia sebagai Tuhan dan Juruselamat, tetapi Yesus yang diharapkan dan dipercaya telah tiada. Murid-murid pun juga mengalami kebimbangan, tanpa harapan, dan hidup dalam beban yang begitu berat.
Tetapi melalui kebangkitan-Nya memberikan jaminan yang pasti tentang hidup kekal yang dijanjikan Yesus bagi orang percaya. Petrus menuliskan bahwa kita memiliki warisan yang tidak dapat binasa yang tersimpan di surga dan tersedia melalui “kebangkitan Yesus Kristus dari antara orang mati” (1 Pet. 1:3-4). Paulus juga sangat bersikukuh mengenai pentingnya kebangkitan Yesus, sehingga ia menuliskan: “Dan jika Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah kepercayaan kamu dan kamu masih hidup dalam dosamu. Demikianlah binasa juga orang-orang yang mati dalam Kristus” (1 Kor. 15:17-18).
Bagi Paulus seandainya Kristus tidak bangkit dari antara orang mati, Kekristenan itu palsu; kita akan dihakimi oleh Allah karena dosa-dosa kita, dan umat Kristen yang telah meninggal dunia pun binasa. Lagi pula, beberapa ayat Paulus menuliskan, “Jika orang mati tidak dibangkitkan, maka ‘marilah kita makan dan minum, sebab besok kita mati” (1 Kor. 15:32). Dengan kata lain, seandainya kebangkitan Yesus tidak terjadi, lebih baik kita nikmati saja hidup ini, sebab yang ada hanyalah hidup sekarang ini.
Dalam Yohanes 14 Yesus mengatakan: “dimana Aku ada, disitu engkaupun ada” (bnd. Yoh. 3:16). Janji-Nya “Ya dan Amin”. Janji-Nya menghidupkan kita dan memberikan pengharapan bagi kita.
Kesimpulan
Fakta ini seharusnya membuat kita semakin menguatkan iman percaya kita kepada Yesus. Murid-murid banyak mengalami perubahan hidup ketika mereka melihat Yesus bangkit dari antara orang mati. Murid-murid dengan semangat, antusias dan penuh gagah berani memberitakan Injil sampai ke seluruh penjuru dunia, dikarenakan mereka mengerti bahwa Yesus adalah benar-benar Yang Ilahi, Dia adalah Sang Kebenaran itu sendiri, Dialah yang berjanji dan yang pasti menepati. Bagaimana dengan saudara?
Posting Komentar untuk "Khotbah Paskah: Yesus Telah Bangkit Lukas 24:1-12 "